Tuesday, June 27, 2006

REMAJA LESU, REMAJA KURANG DARAH

Lupa makan, kurang tidur, dan terlalu capek, ini semua merupakan sebagian penyebab anemia atau penyakit kurang darah. Kondisi bisa bertambah parah kalau asupan makanan tidak memenuhi gizi yang cukup.

Mukanya kelihatan pucat, badan sering terasa lesu, jantung berdebar-debar, kadang terasa sesak napas, dan adakalanya telinga berdengung. Itulah yang dialami akhir-akhir ini oleh Lastria, seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Jadwal kuliah yang ketat ditambah dengan aktivitas olahraga dan organisasi kepemudaannya yang padat sangat menyita waktu gadis berusia 20 tahun ini.

"Sering ia sampai lupa makan," kata ibunya. "Malam hari sampai di rumah, karena terlalu capek, ia sering langsung tidur begitu habis mandi." Sudah begitu, ketika di kampus, makanan yang dikonsumsi sekenanya saja, tidak memikirkan soal gizi segala macam.

Hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar butir darah merah (hemoglobin) gadis ini hanya 9 g/100 ml. Padahal yang normal pada wanita 11,5 - 16 g/100 ml (pria 13,5 - 18 g/100 ml).

Anemia, atau kekurangan sel darah merah, seperti dialami Lastria memang cukup banyak terjadi di kalangan remaja putri. Kebanyakan karena mereka kurang mengindahkan faktor makanan sehari-hari yang bergizi atau takut badannya menjadi gemuk. Akibatnya, asupan gizi tidak sebanding dengan energi yang harus mereka keluarkan untuk melakukan berbagai aktivitasnya, alias tekor. Belum lagi setiap bulan mereka mengalami haid.

Kurang oksigen

Sumsum tulang belakang merupakan "pabrik" butir darah merah atau eritrosit. Tugas darah adalah membagi-bagi oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan tubuh. Pembentukan sel darah merah sangat tergantung pada hormon alami yang disebut eritroprotein (yang dibuat dan dikeluarkan oleh ginjal). Jumlah sel darah merah seseorang dapat diukur atau diperkirakan berdasarkan hematokrit atau hemoglobinnya.

Orang yang menderita anemia berarti tidak mempunyai cukup oksigen dalam darahnya. Padahal oksigen diperlukan untuk membakar makanan guna menghasilkan energi. Ini menimbulkan gejala rasa lesu, sesak napas, dan jantung berdebar.

Saat jumlah butir darah merah dalam tubuh kurang, tubuh berusaha mengimbanginya dengan menekan kerja jantung. Ketika jantung kita berdebar lebih keras, berarti lebih banyak darah dan oksigen terpacu keluar. Sementara itu paru-paru pun akan bekerja keras agar oksigen yang diperoleh lebih banyak. Akibatnya, sebagian pembuluh darah akan melebar agar darah yang mengandung oksigen masuk ke dalam jaringan tubuh. Sebagian pembuluh darah lain malah mengecil agar mampu mempertahankan oksigen.

Redistribusi darah yang demikian itu menyebabkan kita tampak pucat dan kulit terasa lebih dingin kalau diraba. Bila aktivitas tubuh kita makin bertambah, maka tubuh pun semakin memerlukan tambahan oksigen. Di sini kekurangan darah merah akan menyebabkan kita terasa lesu, lemas, dan mudah capek.

Sementara itu pertumbuhan fisik kaum remaja sangat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, kognitif, serta emosi sehingga pada masa ini dibutuhkan makanan dengan zat-zat gizi yang cukup alias optimal agar pembentukan butir darah merahnya pun cukup. Bila konsumsi makanan tidak mencukupi, sehingga gizi yang dibutuhkan pun kurang, tentu saja kebugaran akan terganggu. Apalagi energi yang dikeluarkan cukup banyak.

Para remaja masa kini kebanyakan lebih tergiur pada makanan yang lagi ngetren, yang celakanya sebagian besar hanya mengandung kadar lemak yang tinggi, sehingga tidak mengacu pada pola makan yang mencukupi asupan zat gizi optimal.

Penyakit ganas

Yang terjadi pada Lastria merupakan anemia yang bersifat umum. Artinya, setelah ia mampu mengatur asupan gizi yang baik, istirahat cukup, ditambah konsumsi obat-obatan penambah darah biasanya akan tertanggulangi. Kecuali kalau timbul hal-hal yang mencurigakan, seperti terjadi perdarahan sewaktu haid atau komplikasi penyakit lain. Anemia seperti itu tidak perlu mendapat transfusi darah. Transfusi baru diperlukan bila kadar Hb berada di bawah 8 g/100ml.

Memang ada jenis anemia yang disebabkan oleh faktor lain misalnya kelainan bawaan seperti thalasemia (kurang cepatnya pembuatan satu rantai/unsur pembentuk hemoglobin), megaloblastik(sel darah merah terlalu besar dan muda), komplikasi penyakit ganas seperti leukemia dan infeksi HIV/AIDS, pencandu narkoba, peminum, penderita perdarahan berkepanjangan, infeksi sumsum tulang belakang, atau pengaruh obat-obatan keras seperti obat stestotika (kemoterapi pada kanker), AZT (zidovudine), penisilin, amphotericin, dan lainnya.

Bisa juga anemia terjadi akibat kekurangan vitamin seperti vitamin B12, vitamin A, vitamin B6, vitamin E, atau kekurangan zat besi.

Perhatikan asupan makanan

Memasuki dunia kampus memang sering dirasakan berat bagi para remaja. Pola hidup mereka berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang teratur. Sehingga acap kali mereka kurang mementingkan asupan makanan yang diperlukan serta kurang istirahat. Terlambat makan atau kurang tidur untuk satu dua kali tidak membawa masalah, tapi kalau sering, bisa menurunkan kebugarannya. Apalagi kalau setiap kali makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi syarat gizi yang cukup.

Saran pakar gizi dr. Elvina Karyadi, M.Sc., untuk menjadi bugar hendaknya para remaja mengikuti pola sebagai berikut:

  • Makan makanan utama secara teratur. Kebutuhan energi tergantung pada tingkat pertumbuhan seseorang: tingkat kematangan fisik, komposisi tubuh, serta aktivitas. Seorang remaja nonaktif membutuhkan kurang dari 2.000 kalori/hari untuk mempertahankan berat badan dan kebugaran. Tentu saja mereka yang aktif lebih dari itu. Bagi remaja pria yang biasanya lebih aktif, khususnya para olahragawan, kalori yang dibutuhkan bisa sampai 4.000 kalori/hari. Selain energi, remaja juga perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein (nabati dan hewani).
  • Pilihlah makanan cemilan yang mengandung zat gizi seimbang. Singkong goreng atau tempe goreng lebih baik daripada ciki-cikian.
  • Ingat, banyak cemilan hanya mengandung kadar kalori, lemak, kolesterol, serta gula yang tinggi. Jagalah berat badan dalam batas normal. Menurunkan badan hendaknya dilakukan secara bertahap, tidak drastis. Jagalah berat badan tetap seimbang dari waktu ke waktu.
  • Biasakanlah makan pagi sebelum berangkat kuliah. Paling tidak segelas susu ditambah sebutir telur rebus. Makan pagi akan meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan materi pelajaran.
  • Makanan hendaknya mengandung aneka ragam kandungan zat: zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Jangan lupa melengkapinya dengan sayuran dan buah-buahan.
  • Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan hendaknya yang aman dikonsumsi (bebas kuman, bahan kimia yang berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut).
  • Makan makanan sumber zat besi dari bahan makanan hewani, kacang-kacangan, sayuran hijau, dll. Khususnya para remaja putri yang setiap bulan mengalami haid, perlu asupan zat besi yang cukup.
  • Jangan terlalu mudah termakan bujuk rayu iklan dalam memilih makanan.
  • Minumlah air putih yang bersih dan aman sekurang-kurangnya 2 l atau delapan gelas sehari.
  • Membiasakan membaca label makanan yang dikemas. Perhatikan tanggal kedaluwarsa dan bahan yang terkandung di dalamnya.
  • Menghindari minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok.
  • Melakukan olahraga secukupnya.
  • Istirahat dan tidur cukup terutama sehabis melakukan kegiatan yang cukup berat.

Perlu diketahui bahwa peran vitamin sangat besar bagi kebugaran. Anemia karena kekurangan zat besi, menurut dr. Elvina, dapat pula menyebabkan rendahnya sistem pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa para remaja dengan kadar Hb lebih rendah dari 10 g/100ml, kadar sel darah putihnya (untuk melawan bakteri) pun rendah.

Kadar seng (zinc) juga tidak kalah penting untuk menunjang proses kematangan seksual remaja. Pertumbuhan fisik dan kematangan seksual pada remaja yang kekurangan seng akan terhambat. Mineral ini banyak terdapat pada saging sapi, ayam, telur, roti, susu serta olahannya, dan biji-bijian.

Selanjutnya, vitamin D perlu untuk pertumbuhan tulang, vitamin A, C, dan E untuk proses struktur serta fungsi jaringan baru. Kekurangan berat vitamin A dapat menyebabkan ketidaksuburan serta terganggunya haid.

Hendaknya orang tua selalu mengingatkan putra-putrinya untuk memilih menu makanan yang seimbang. Tidur sampai larut malam karena harus nglembur belajar tidak menjadi soal, asalkan asupan makanan cukup untuk menunjang energi yang dikeluarkan. Remaja yang sehat akan membentuk manusia dewasa yang sehat pula! (Nn)


UMBER: http://www.indomedia.com/intisari/2000/juni/remaja6.htm


No comments: