PERKENALAN TENTANG ANEMIA
(GMT+08:00) 2006-05-30 15:41:13
Dalam Ruangan Kesehatan edisi ini akan kami bicarakan anemia.
Yang disebut anemia pada umumnya adalah gejala berkurangnya kadar eritrosit atau sel darah merah dan hemokrom dalam darah. Gejala yang termanifestasi pada penderita ialah pucat di bagian muka, daun telinga, selaput lendir bibir dan selaput mata. Penyebab anemia sebagai berikut.
Pertama, anemia defisiensi besi. Ini disebabkan kekurangan zat besi yang merupakan bahan pembuat darah, dan mengakibatkan menurunnya pembentukan sel darah.
Kedua, fungsi organ pembuat darah mengalami gangguan, dan tidak dapat memproduksi cukup sel darah yang dibutuhkan tubuh.
Ketiga, kehilangan darah yang berlarut-larut dalam tubuh walaupun dalam jumlah tidak banyak, misalnya tumor dalam saluran usus, bawasir dan tukak, lama ke lamaan dapat memicu anemia.
Ke-empat, bertambah cepatnya perusakan sel darah, misalnya anemia hemolisis. Selain sebab-sebab tersebut tadi, ada satu jenis anemia yang mempunyai sebab khusus, yaitu anemia yang diakibatkan penyakit ginjal, di antaranya prostasi fungsi ginjal dan uremia.
Jangan sembarangan mensubsidi zat besi kepada orang lanjut usia yang terserang anemia.
Sebab orang lanjut usia mengidap anemia selain tubuhnya kekurangan zat besi, juga dapat karena beberapa sebab sebagai berikut.
Pertama, menurunnya fungsi pembuatan darah. Seiring dengan bertambahnya usia, organ pembuat darah dalam sumsum tulang berangsur-angsur digantikan dengan jaringan lemak dan jaring penyambung.
Kedua, dampak berbagai penyakit. Stadium menengah dan akhir penyakit kanker, penyakit ginjal kronis, reumatik atau penyakit persendian, leukemia atau kanker darah, tumor sumsum tulang yang kerap timbul, tukak pencernaan dan kanker usus besar, kesemua itu dapat memicu anemia.
Ketiga, kekurangan asam lambung. Banyak orang lanjut usia sekresi asam lambung berkurang, atau mengkonsumsi preparat anti-asam, yang tidak menguntungkan bagi pembuangan non-hemokrom besi dan menghalangi penyerapan zat besi.
Ke-empat, tidak cukupnya penyerapan protein. Orang lanjut usia umumnya berdiet, sehingga penyerapan proteinnya kurang, ini akan mengakibatkan anemia.
Kelima, anemia orang lanjut usia juga berkaitan dengan menurunnya tingkan persenyawaan protein dalam tubuh, kurangnya penyerapan vitamin B 12, B6 serta asam daun dan nutrein lainnya, juga berkaitan dengan kebiasaan sering minum teh kental.
Banyak ilmuwan setelah mengadakan sejumlah besar penelitian mengenai hubungan zat besi dan dimensia lanjut usia dini berpendapat, akumulasi zat besi dapat memparah penyakit dimensia lanjut usia dini. Zat besi dalam kepekatan normal adalah diperlukan bagi pertumbuhan dan fungsi otak besar, tapi kalau terlalu banyak dapat mengakibatkan jenuhnya sistem pencadangan besi dalam tubuh, dan akan merusak tubuh.
Oleh karena itu, orang lanjut usia yang menderita anemia, pertama-tama harus mengetahui jelas sebab-sebabnya, kemudian baru mengobati penyakitnya, dan tidak boleh hanya dengan mensubsidi zat besi semata-mata.
Selain itu, perlu menambah zat besi dari makanan yang kaya mengandung protein seperti produk susu, telur, ikan, daging tidak berlemak dan produk kacang. Selain itu, jeroan binatang dan bidar besar juga mengandung zat besi yang banyak. Dianjurkan banyak mengkonsumsi sayur mayur hijau seperti pocai, seledri, sawi dan tomat.
Bagi wanita setengah baya dan lanjut usia bila menemukan dirinya mengidap anemia, haruslah cepat-cepat periksa ke dokter untuk mengetahui apakah disebabkan oleh penyakit ginjal. Karena sebagian wanita berusia 40 tahun ke atas yang menderita anemia adalah disebabkan oleh penyakit ginjal, dan kebanyakan di antaranya ialah uremia, dan anemia sering menjadi sebab pertama bagi seseorang untuk pergi periksa ke dokter. Karena uremia termasuk penyakit berat di antara penyakit dalam, sering mengancam jiwa pasien, maka, adalah sangat penting untuk menemukan dan mengobatinya sedini mungkin. Maka, bagi wanita setengah baya atau lanjut usia yang mengidap anemia, sekali-kali jangan meremehkan kewaspadaan terhadap penyakit ginjal, agar tidak kasep mendiagnosa atau mendeteksinya.
Waspadai anemia sebagai akibat diet.
Pakar gizi memperingatkan, mengurangi berat badan dengan cara diet seperti menggantikan nasi dengan buah-buahan adalah tidak ilmiah. Karena walaupun buah-buahan mengandung banyak macam vitamin, tapi tidak kurang mengandung zat kalsium dan besi, sedangkan operasional normal tubuh memerlukan protein dan banyak materi lainnya. Menggantikan makanan pokok dengan buah-buahan dalam jangka panjang akan menyebabkan badan kekurangan zat yang diperlukan seperti zat besi dan kalsium serta protein dan mengakibatkan anemia. Kalau keadaan seperti itu berlarut lama, sangat mungkin akan memicu penyakit lainya. Maka, kalau hendak menurunkan berat badan dengan cara diet, perlu banyak mengkonsumsi padi-padian, ikan-ikanan, susu sapi yang relatif rendah kadar lemaknya, dalam rangka menjamin gizi yang diperlukan tubuh.
Penderita anemia perlu menambah vitamin C dan mengurangi minum teh.
Dewasa ini, anemia defisiensi besi tetap merupakan salah satu penyakit kekurangan gizi yang menghantui kesehatan, dan banyak ditemui pada kelompok wanita subur, lebih-lebih wanita hamil, bayi dan balita serta pemuda remaja. Karena permintaan mereka akan zat besi cukup banyak, dan zat besi yang diserap dari makanan sehari-hari tidak dapat mencukupi kebutuhan fisiologi.
Dalam mencegah anemia defisiensi besi, selain perlu memperhatikan subsidi zat besi, juga perlu memperhatikan subsidi vitamin C. Zat besi dan vitamin C merupakan dua nutrien penting yang dibutuhkan tubuh, dan ambil bagian dalam banyak proses metabolisme penting dalam tubuh. Pada puluhan tahun lalu, dalam proses penelitian penyerapan zat besi publik menemukan bahwa vitamin C berperan mendorong penyerapan zat besi.
Penelitian selanjutnya juga menemukan, vitamin C terutama mendorong penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh, sekitar 25 miligram vitamin C dapat mendorong penyerapan zat besi non-heme dalam makanan bertambah 1-2 kali lipat, 200 miligram vitamin C bahkan dapat memperbanyak penyerapan zat besi non-heme 5 hingga 6 kali lipat.
Pasien yang menderita anemia defisiensi besi kalau sering minum teh khususnya teh kental atau minum teh setelah makan, maka, dapat menghalangi penyerapan tubuh akan zat besi dari makanan. Kalau hal itu berlangsung terus, akan mempengaruhi peredaan dan pengobatan gejala anemia. Karena daun teh mengandung banyak asam tanat dan tanin serta materi lainnya. Materi tersebut mudah bersenyawa dengan zat besi dalam makanan di lambung dan usus, sehingga menjadi semacam kompon besi yang tidak dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh manusia, dan mempengaruhi penyerapan dan pemanfaatan zat besi dalam makanan oleh tubuh.
Menurut penelitian, minum teh dapat mengurangi 50 persen ke atas penyerapan zat besi dalam makanan, maka, dianjurkan mereka yang mengidap anemia defisiensi besi sebaiknya tidak minum teh. Selain itu, penderita anemia defisiensi besi kalau sering mengkonsumsi produk teh, seperti kueh kering atau kembang gula dengan ramuan teh juga dapat menghalangi penyerapan dan pemanfaatan zat besi yang terkandung dalam makanan.
No comments:
Post a Comment