Tuesday, May 08, 2007

Rematik, Bukan Penyakit Sepele


Ternyata, mandi air di malam hari, bukanlah penyebab penyakit rematik. Hingga kini, berbagai penelitian masih dilakukan untuk mencari penyebab secara pasti penyakit yang identik dengan penyakit
tua ini.

Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2000, sekitar 40 persen penduduk Indonesia berusia di atas 40 tahun mempunyai keluhan nyeri sendi dan otot, Kendati demikian, rematik bukanlah penyakit monopoli orang dewasa, karena penyakit ini juga dapat menyerang anak-anak dengan gejala serupa. Sayangnya, kesadaran akan hal ini masih rendah di antara masyarakat.

Rasa nyeri dan kaku di persendian misalnya kerap dianggap sepele karena hal ini merupakan keluhan yang umum dijumpai. Akibatnya, rasa sakit pun tidak ditangani secara serius. Padahal keluhan tersebut harus diwaspadai bila disertai dengan terjadinya pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak sendi, yang merupakan gejala dari penyakit rematik. Bila dibiarkan, untuk jenis rematik tertentu bisa berakibat fatal dan menyebabkan kecacatan.

Meski hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya, pencegahan rematik dapat dilakukan dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang seimbang. Disinyalir seseorang yang mengalami obesitas memiliki risiko terkena rematik lebih besar karena terdapat timbunan lemak yang bisa membebani persendian panggul, pinggang dan lutut. Hal inilah yang menjadi pendorong terjadinya osteoartritis (pengapuran sendi) dan kemudian memunculkan rematik.

Patut diketahui, osteoartritis adalah sebuah satu jenis rematik yang paling banyak ditemui di Indonesia, selain jenis rheumatoid artritis dan artritis gout. Sementara di dalam dunia kedokteran sendiri terdapat 140-an jenis rématik.

Secara singkat, osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang dapat mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan berkembang secara lambat. Untuk rheumatoid artritis, persendian mengalami peradangan secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri, dan seringkali menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Sementara artritis gout ditandai dengan serangan nyeri sendi yang berulang dan tiba-tiba, peradangan sendi bersifat menahun (kronis) dan setelah terjadi serangan berulang, sendi bisa menjadi bengkok. Jenis yang terakhir ini bisa disebabkan karena makanan jeroan yang menyebabkan meningkatnya kadar asam urat.

Kini, ada banyak cara untuk menanggulangi rematik, mulai dari menggunakan ekstrak alami maupun pengobatan modern. Namun, konsultasikanlah dengan dokter terlebih dulu untuk mendapat pemeriksaan secara komprehensif. (ADT)

www.kompas.com

Saturday, March 31, 2007

Mengenal Foodborne Disease


Foodborne disease adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari pencernaan dan penyerapan makanan yang mengandung mikroba oleh tubuh manusia.

Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia membutuhkan makanan untuk hidup. Jika tidak memperhatikan kebersihan makanan dan lingkungan, makanan dapat merugikan bagi manusia. Makanan yang berasal baik dari hewan atau tumbuhan dapat berperan sebagai media pembawa mikroorganisma penyebab penyakit pada manusia.

Mikroorganisma yang menimbulkan penyakit ini dapat berasal dari makanan asal hewan yang terinfeksi penyakit tersebut atau tanaman yang terkontaminasi. Makanan yang terkontaminasi selama prosesing atau pengolahan dapat berperan sebagai media penularan juga.

Penularan foodborne disease oleh makanan dapat bersifat infeksi. Artinya suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya mikroorganisma yang hidup, biasanya berkembangbiak pada tempat terjadinya peradangan. Pada kasus foodborne disease mikro organisma masuk bersama makanan yang kemudian dicerna dan diserap oleh tubuh manusia. Kasus foodborne desease dapat terjadi dari tingkat yang tidak parah sampai tingkat kematian. Sebagai contoh foodborne desease yang disebabkan oleh salmonella dapat menyebabkan kematian selain yang disebabkan oleh Vibrio Cholerae dan Clostridium botulinum. Kejadian dan wabah paling sering disebabkan oleh salmonella dibanding penyakit foodborne disease lainnya.

Gejala foodborne disease yang umumnya terlihat adalah perut mual diikuti muntah - muntah, diare, demam, kejang - kejang dan lain - lain. Dalam artikel ini dibahas kejadian infeksi mikroorganisma yang berasal dari makanan yang hanya berasal dari hewan. Antara lain E. coli, Campylobacter, Yersinia, Clostridium dan Listeria, virus dan parasit.

Penyakit foodborne yang disebabkan oleh E. coli
Escherichia coli merupakan bagian dari mikroflora yang secara normal ada dalam saluran pencernaan manusia dan hewan berdarah panas. Penularan dapat terjadi melalui kontak dari pekerja yang terinfeksi selama makanan diproses berlangsung. Air juga dapat terkontaminasi kotoran manusia yang terinfeksi. Makanan yang berperan sebagai media penularan adalah ikan salmon, unggas, susu dan keju camembert (keju perancis). Oleh karena itu pemanasan yang baik pada makanan seperti daging dan susu mentah sangatlah penting. Gejala yang ditimbulkan pada manusia jika terinfeksi E. coli adalah diare.

Penyakit yang disebabkan oleh Campylobacter jejuni
Kuman ini umumnya ada dalam saluran pencernaan hewan berdarah panas dan sering ada pada makanan yang berasal dari hewan karena terkontaminasi dengan kotoran hewan selama prosesing (pengolahan). Kuman ini menyebabkan gastroenteritis akut (infeksi pada saluran pencernaan) pada manusia. Gejala yang ditimbulkan antara lain diare, nyeri perut, demam, mual dan muntah.

Sapi, babi, domba, kambing, ayam , kalkun, bebek, kucing dan anjing dianggap sebagai pembawa kuman ini, tetapi yang paling sering adalah unggas. Kejadian infeksi yang paling sering terjadi karena mengonsumsi makanan yang tidak dimasak, termasuk minum susu mentah yang tidak dipasteurisasi.

Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan cara makanan asal unggas sebaiknya dimasak dengan baik dan menghindari kontaminasi silang. Misalkan pisau bekas memotong daging mentah sebaiknya dicuci bersih dahulu sebelum digunakan untuk memotong makanan yang matang.

Penyakit disebabkan oleh Yersinia enterolitica
Gejala yang ditimbulkan adalah nyeri perut, demam, diare pusing dan muntah-muntah. Gejala yang lebih parah dapat terjadi pada anak-anak.
Sumber utama kuman ini terdapat pada babi yang terinfeksi (kuman ini hidup di daerah mulut dan saluran pencernaan babi). Biasanya anak-anak dan remaja peka terhadap penyakit ini. Kuman ini dapat berkembang biak pada suhu 0 derajat Celcius sampai 44 °C.

Penyakit yang disebabkan oleh Clostridium perfringens
Gejala yang ditimbulkan adalah diare dan nyeri perut. Bakteri ini terdapat di saluran pencernaan carnivora (serigala, anjing), herbivora (tikus, gajah, kalkun) dan babi.
Media penularan adalah daging babi dan kalkun. Makanan yang berasal dari hewan terkontaminasi oleh kuman ini karena daging terkontaminasi oleh kotoran atau isi saluran pencernaan di rumah potong hewan. Makanan yang sudah dimasak dibiarkan dalam beberapa jam pada suhu kamar, disimpan didalam oven hangat atau disimpan dalam freezer dalam jumlah besar sehingga temperatur tidak terlalu dingin atau tidak cukup untuk mencegah pertumbuhan bakteri ini. Sehingga kasus penyakit ini dapat terjadi jika manusia mengonsumsi makanan masak yang sudah mengandung kuman.
Tindakan pencegahan dapat dilakukan sebagai berikut. Makanan matang segera disimpan dan didinginkan dengan suhu dibawah 7 ° C. Jika ingin dimakan kembali harus dipanaskan dahulu pada suhu 71 - 100 ° C. Jika mungkin makanan segera dimakan setelah dimasak. Makanan sebaiknya dipanaskan diatas 60 ° C atau suhu yang lebih tinggi.

Penyakit yang disebabkan oleh _-Listeria monocytogenes__
Makanan sebagai media penularan kuman ini adalah sayuran coleslaw (semacam salat yang diberi mayonaise), susu yang dipasteurisasi, keju lunak, daging mentah, seafood, sayuran dan buah-buahan (makanan mentah).
Gejala yang ditimbulkan sepsis (infeksi yang meluas ke dalam saluran darah), meningoencephalitis (infeksi di selaput otak dan di bagian otak), focal infeksius (infeksi lokal, misalnya di kulit yg terkena,di sal.pencernaan yg dilewati makanan tsb), pregnancy infectious (infeksi kehamilan), granuloma infantiseptica ( sepsis pada infant yg berbentuk granuloma).

Penyakit yang disebabkan oleh virus
Biasanya penularan terjadi karena manusia mengkonsumsi makanan yang berasal dari hewan seperti daging sapi, domba, ayam, kalkun dan susu, dimana hewan sudah terinfeksi oleh virus tertentu. Virus yang dapat menyebabkan Foodborne desease ini dikenal virus yang tahan panas yang dapat ditularkan melalui susu sehingga tidakan pencegahannya adalah susu dipanaskan dengan dipasteurisasi dalam waktu yang lama.

Penyakit yang disebabkan oleh parasit
Beberapa parasit ada dalam feses (kotoran) hewan dan dapat menyebabkan infeksi jika makanan yang tercemar oleh kotoran yang mengandung parasit termakan , dicerna dan diserap oleh tubuh. Sementara beberapa jenis yang lain terdapat dalam otot/daging hewan. Parasit terbagi dua yaitu protozoa dan cacing.

Toxoplasmosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii
Kejadian toxoplasmosis pada manusia ini termasuk tinggi. Sumber utama penularan berasal dari kucing. Awalnya kucing memakan tikus atau burung yang mengandung Toxoplasma. Dalam tubuh kucing mikroorganisma ini hidup dan berkembangbiak menjadi bentuk yang infeksius bagi tubuh mannusia. Bentuk infeksius ini biasanya terdapat dalam kotoran kucing.

Daging domba, babi dan mungkin sapi dapat terinfeksi oleh spesies ini dan menghasilkan kista (bersifat infeksius) yang dapat menginfeksi tubuh manusia.
Pada kucing yang menderita toxoplasmosis biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi pada manusia tampak. Terutama berbahaya pada wanita hamil. Jika wanita hamil terserang toxoplasmosis dapat berakibat keguguran, melahirkan bayi yang sudah meninggal, juga cacat bentuk dan kegagalan fungsi dari organ tubuh terutama yang melibatkan sistem syaraf pusat.

Penularan melalui daging dapat dicegah dengan makan daging yang benar- benar matang. Jika berkebun harus mencuci tangan dengan baik (menggunakan sabun) setelah berkebun. Pada wanita hamil sebaiknya menghindari tempat kotoran kucing . Bagi pemelihara kucing sebaiknya tempat kotoran kucing dibersihkan setiap hari.

Trichinellosis yang disebabkan oleh Trichinella spiralis
Parasit ini berkembang biak dalam tubuh babi. Infeksi terjadi jika makan daging babi mentah atau setengah masak. Larva yang infeksius biasanya terdapat pada otot / daging babi.

Pada daerah yang penduduknya tidak makan daging atau tidak memperbolehkan makan daging babi, kejadian Trichinellosis sangat rendah. Gejala trichinellosis pada manusia adalah udema (pembengkakan) pada periorbital (bagian mata), demam dan sakit pada otot dan sendi.

Foodborne desease oleh _-Taenia saginata__
Cacing ini hidup dan berkembang biak dalam tubuh sapi. Kejadian infeksi oleh cacing ini jarang tetapi sering terjadi di daerah dimana penduduknya sering makan daging sapi mentah. Tindakan pencegahan adalah pengontrolan yang ketat di rumah potong hewan, pembuangan kotoran manusia yang aman (tidak di sembarang tempat). Pemasakan daging yang baik atau jika daging dibekukan sebaiknya selama 5 hari pada suhu -10°C.

Cystiserkosis oleh Taenia solium
Cacing ini hidup dan berkembang biak didalam tubuh babi. Infeksi dapat terjadi jika orang makan daging babi mentah atau yang dimasak setengah matang. Cacing ini dalam bentuk cysticerci dapat menyerang organ mata, jantung, otak , sumsum tulang belakang selain saluran pencernaan pada babi dan manusia.

Sumber : Cliver O. Dean. 1990. Foodborne Disease. Food Research Institute, Department of Bacteriology and WHO collaboratoring on Food Virology and WHO , University of Wisconsin, Madison, Wisconsin, USA.

Penulis: drh. Rochmiyati Setiadi. Editor: Dian Suprapto

http://www.kharisma.de/?q=node/175

Salmonella Bahaya tak Terlihat


Infeksi salmonella sering terjadi pada musim panas karena bakteri ini berkembang biak pada suhu hangat. Sumber utama penyebab infeksi salmonella adalah bahan makanan yang tidak dipanaskan secara baik seperti ayam, telur, daging atau susu. Faktor lain yang mempengaruhi terjadinya salmonellosis adalah:
- penggunaan bahan makanan mentah yang sudah terkontaminasi atau mengandung salmonella
- kontaminasi silang misalnya penggunaan pisau untuk ayam mentah tanpa dicuci dahulu sama dengan untuk memotong ayam matang
- penyimpanan makanan pada temperatur zang tidak cocok.
Dampak dari keracunan bakteri ini adalah diare disertai pusing, demam atau sakit perut.

Saat suhu udara mulai menghangat mulailah jenis bakteri ini berkembang dengan pesatnya. Terlebih lagi bila ia berkembang pada jenis makanan tertentu yang memang rawan salmonella, yaitu makanan yang mengandung protein tinggi. Bila kondisinya sangat menunjang, bakteri ini akan membelah diri setiap 20 menit sekali, satu bakteri akan berkembang dalam waktu 5 jam menjadi 45 000.

Ada sekitar 2300 jenis bakteri salmonella dan yang paling sering ditemui adalah kasus infeksi Salmonella enteriditis yang terdapat pada unggas atau telur ayam. Ada juga Salmonella typhi yang terdapat pada kerang. Makanan yang mengandung Salmonella belum tentu menyebabkan infeksi Salmonella, tergantung dari jenis bakteri, jumlah dan tingkat virulensi (sifat racun dari suatu mikroorganisma, dalah hal ini bakteri Salmonella).

Misalnya saja Salmonella enteriditis baru menyebabkan infeksi bila sudah berkembang biak menjadi 100 000. Dalam jumlah ini keracunan yang terjadi bisa saja menyebabkan kematian si penderita. Salmonella typhimurium dengan jumlah 11.000 sudah dapat menimbulkan infeksi. Jenis Salmonella lain ada yang menyebabkan infeksi hanya dengan jumlah 100 sampai 1000, bahkan dengan jumlah 50 sudah dapat menyebabkan infeksi.

Perkembangan Salmonella pada tubuh manusia dapat dihambat oleh asam lambung yang ada pada tubuh kita. Disamping itu dapat dihambat pula oleh bakteri lain. Gejala keracunan salmonella pada manusia biasanya baru terdeteksi setelah 5 sampai 36 jam. Keracunan salmonella diawali dengan sakit perut dan diare yang disertai juga dengan panas badan yang tinggi, perasaan mual, muntah, pusing-pusing dan dehidrasi.

Semakin banyak jumlah bakteri yang terkandung dalam tubuh, semakin terancam jiwa penderita. Penderita infeksi Salmonella yang sudah terlalu banyak mengeluarkan cairan dapat terancam jiwanya akibat kekurangan cairan (dehidrasi) yang berlebihan. Hal ini lebih berbahaya lagi bagi anak-anak atau orang tua yang daya tahan tubuhnya lemah. Bila sudah nampak tanda-tanda keracunan Salmonella penderita harus segera dibawa ke dokter.

Untuk menghindari penularan infeksi Salmonella, sisa kotoran, urin atau muntahan penderita harus dibuang dengan hati-hati. Sebab dari disinilah penularan dapat terjadi. Sisa makanan yang diduga menyebabkan infeksi harus segera dibuang dan jangan sampai bercampur dengan makanan lain. Piring, pisau maupun alat dapur lain yang tersentuh makanan yang diduga mengandung Salmonella harus dicuci dengan air panas atau direbus agar bakteri mati.

Salmonella adalah bakteri yang termasuk mikroorganisme yang amat kecil dan tidak terlihat mata. Selain itu bakteri ini tidak meniggalkan bau maupun rasa apapun pada makanan. Kecuali jika bahan makanan (daging ayam) mengandung Salmonella dalam jumlah besar, barulah terjadi perubahan warna dan bau (merah muda pucat sampai kehijauan, berbau busuk). Biasanya bakteri dapat dideteksi melalui pemeriksaan laboratorium. Salmonella bisa terdapat di udara, air, tanah, sisa kotoran manusia maupun hewan atau makanan hewan. Sumber bakteri Salmonella biasanya terdapat pada unggas (ayam, bebek, kalkun), daging babi, binatang laut, telur dan susu. Bahan makanan hewani yang paling sering berperan sebagai sumber penularan Salmonella adalah unggas. Unggas yang terinfeksi Salmonella bisa menyebarkan bibit bakteri melalui daging, telur baik pada kulit maupun isi telur.

Telur yang pecah atau retak lebih peka Salmonella daripada yang utuh. Proses penularan dapat juga terjadi pada saat penyembelihan, dimana unggas atau ternak yang sehat tertular oleh unggas atau ternak yang sakit. Tidak tertutup kemungkinan penularan terjadi pada saat proses penyembelihan sampai menjadi ayam potong. Pekerja rumah potong ayam yang menderita Salmonellosis seperti penderita Typhus dapat menyebarkan kuman ke ayam atau daging mentah.

Di Jerman, daging atau susu boleh dikatakan sudah bebas salmonella. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi unggas atau telur. Yang sangat sering sekali terjadi adalah keracunan Salmonella dari makanan yang mengandung telur mentah (tidak diolah), seperti mayonaise, es krim dan pudding. Bila makanan yang mengandung telur mentah tidak disimpan secara baik (tidak didinginkan, sudah disimpan terlalu lama atau tidak dipanaskan sama sekali) besar kemungkinan Salmonella akan berkembang biak dengan pesat. Mayonaise biasanya sudah bersifat asam (pH dibawah 4, Salmonella hidup pada pH 4-9). Pada Mayonaise ditambahkan asam asetat sebagai cuka. Asam asetat pada mayonaise akan membunuh Salmonella.

Setiap telur segar belum tentu mengandung Salmonella. Tetapi bila telur segar atau makanan yang mengandung telur mentah dibiarkan pada suhu ruang dalam beberapa hari, barulah bakteri ini dapat berkembang dan membahayakan tubuh manusia.

Untuk menghindari bahaya Salmonella di Jerman sejak tahun 1994 telur yang tidak didinginkan tidak boleh lebih dari 18 hari dipasarkan. Dan untuk bahan makanan yang mengandung telur mentah juga terdapat peraturan-perturan ketat. Mungkin itulah sebabnya setelah peraturan ini berlaku angka penderita infeksi salmonella di Jerman menurun secara drastis. Walaupun demikian kita di Jerman tidak bisa meremehkan bahaya bakteri ini.

Pendinginan makanan dalam lemari es tidak membunuh bakteri Salmonella. Bakteri ini dalam suhu dingin (<>

Makanan yang mudah rusak seperti daging mentah (terutama daging cincang), daging unggas, ikan, telur, makanan yang mengadung telur mentah (creme, salat, mayonaise, es krim, pudding, dll.) harus segera mungkin didinginkan atau dibekukan dalam lemari es. Untuk daging cincang usahakan segera diolah pada hari dibeli.

Jaga higienis dapur saat anda memasak. Bila mencairkan ayam atau daging beku, segera buang air dan pembungkusnya. Untuk menghindari kontaminasi silang, cuci bersih benda-benda yang terkena air tersebut (pisau, tangan, alas memotong dll.). Simpan ayam dan daging yang belum beku secara terpisah dari bahan makanan lain.


Penulis: Dian Suprapto, Editor: dr. Nurbayati.
Sumber: Ich will wissen was ich esse, Roman C. Muehlbauer 1996.

http://www.kharisma.de/?q=node/176

Mencegah & Mengobati TYPHUS

Tyhpus adalah penyakit infeksi akut usus halus. Nama lain typhus adalah typhus abdominalis. Penyebabnya adalah kuman Salmonella Typhi. Penularan S. Typhi terjadi melalui mulut oleh makanan yang tercemar. Sebagian kuman akan dimusnahkan dalam lambung oelh asam lambung. Sebagian lagi msuk keusus halus, mencapai jaringan lemfe dan berkembang biak. Kuman-kuman selanjutnya masuk ke jaringan beberapa organ tubuh, terutama limpa,usus dan kandung empedu. Demam pada typhus disebabkan karena S, tyhpi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat pirogen (menimbulkan panas) pada jaringan yang meradang.


Patologi

Kelainan patologik utama di usus halus, terutama di usus halus bagian distal (bawah). Pada minggu pertama pernyakit terjadi hyperplasia (pembesaran sel-sel) plaks Peyer, disusul minggu kedua terjadi nekrosis (pembususkan) dan dalam minggu ketiga ulserasi plaks peyer dan selanjutnya dalam minggu keempat penyembuhan ulkus (luka-luka) dengan meninggalkan sikatriks (jaringan perut). Ulkus berbentuk lonjong dengan sumbu memanjang sejajar dengan sumbu usus.

Hati membesar dengan infiltrasi limfosir, zat plasma dan sel mononuclear, serta tedapatnekosis fokal. Sistem retiku loendotelial menunjukkan hyperplasia dan kelenjar-kelenjar mesenterial dan disertai pembesaran limpa.


Gambaran Klinis

Masa tunas penyakit typhus berlangsung 10 sampai 14 hari. Gejala yang timbul amat bervariasi. Gambaran penyakit bervariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis, sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian. Dalam minggu pertama penyakit, keluhan dan gejala serupa dengan penyakit infeksi akut. Pada umumnya yaitu demam,nyeri kepala, pusing, nyeri otot, tidak nafsu makan, mual, muntah, obstipasi (diare ), perasaan tidak enak diperut, batuk. Pada pemeriksaan fisik hanya ditemukan suhu badan meningkat. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas berupa demam, denyut jantung relative lambat, lidah yang khas (kotoran ditengah, tepid an ujung merah dan tremor/bergetar, hati membesar, limpa membesar, gangguan mental bisa koma atai psikosis.

Reaksi widal adalah suatu reaksi pengendapan antara antigen dan antibody (aglutinin). Agglutinin yang spesifik terdapat pada serum penderita penyakit typhus. Maksud reaksi widal adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang disangka menderita penyakit thypus.


Komplikasi yang mungkin timbul

1.Komplikasi intestinal
a.Perdarahan usus
b.Usus pecah (perforasi)
c.Lumpuhnya usus halus (ileus paralitik)

2.Komplikasi ekstra-intestinal
a.komplikasi kardiovaskuler seperti trombosit, renjatan sepsis.
b.Komplikasi darah seperti anemi hemolitik
c.Komplikasi paru seperti pnemoni
d.Komplikasi hati dan kandung empedu berupa radang hati dan kolesistitis (radang kandung empedu)
e.Komplikasi ginjal : glomerulone phritis
f.Komplikasi tulang : arthritis, osteomielitis
g.Komplikasi neuropsikiatrik seperti meningitis, polyneuritis.

Pencegahan

Untuk pencegahan penyakit typhus dapat dibagi dalam :
1.Usaha terhadap lingkungan hidup
-Penyediaan air minum yang memenuhi syarat
-Pembuangan kotoran manusia yang higenis
-Pemberantasan lalat
-Pengawasan terhadap rumah-rumah makan dan penjual-penjual makanan

2.Usaha terhadap manusia
-Imunisasi
-Menemukan dan mengawasi carrier typhoid
-Pendidikan kesehatan kepada masyarakat

Penggunaan Tanaman Obat untuk mengatasi penyakit Thypus

Selain beberapa usaha pencegahan diatas, jika sudah terjadi penyakit perlu dilakukan pengobatan. Pengobatan medis konvensial sudah umum dilakukan utnuk mengatsi ganguan thypus. Namun disisi lain obat herbal dapat dijadikann sebagai suatu pilihan untuk kesembuhan pasien. Beberapa tanaman obat sepetri Sambiloto, Bidara Upas, rumput mutiara dan temulawak dapat digunakan untuk membantu mengatasi penykait thypus. Herbal tersebut mempunyai fungsi penurun panas, anti radang, meningkatkan kekebalan, menghilangkan racun dan melancarkan peredaran darah.

Tanaman obat yang digunakan :

1. Sambiloto (Andrographis paniculata)

Tanaman ini mempunyai fungsi penurun panas /demam, selain sebagai antiracun dan antibengkak. Cukup efektif untuk mengatasi infeksi dan merangsang phagocytosis dan meningkatkan kekebalan tubuh seluler. Bagian tanaman ini diolah menjadi obat berbentuk kapsul. Cara pengunaannya : 3 x 1 kapsul (pagi, siang, sore ) 1 jam sebelum makan.

2. Bidara Upas (Merremia mammosa)

Tanaman ini mempunyai fungsi sebagai anti ardang dan juga mengurangi rasa sakit (analgesic) serta menetralkan racun. Bagian tanaman ini diolah menjadi obat berbentuk kapsul. Cara pemakaian : 3 x 1 Kapsul / hari.

3. Rumput Mutiara

Tanaman ini mempunyai fungsi sebagai penghilang panas dan anti radang, selain itu juga berperan dalam mengaktifkan peredaran darah. Bagian tanaman ini diolah menjadi obat berbentuk kapsul. Cara pemakaian: 3 x 1 kapsul/hari.

4. Temulawak

Tanaman ini mempunyai sifat bakteriostatik dan berfungsi meningkatkan kekebalan tubuh dan anti inflasma (pembengkakan). Bagain tanaman ini diolah menjadi obat berbentuk kapsul. Cara pemakaian : 3 x 1 kapsul / hari.

Selamat mencoba,

Cegahlah penyakit selagi bisa, dan obat dengan benar jika memang tak dapat dihindari.

http://sehatherbal.blogspot.com/2006/12/mencegah-dan-mengobati-typhus.html

Tips Mengolah Telur, Mencegah Salmonela

Cook it or leave it!

Pengolahan atau penyimpanan telur yang salah dapat menyebabkan infeksi salmonella. Anggapan seputar telur, misalnya mengonsumsi telur mentah lebih sehat, adalah salah satu mitos yang keliru. Beberapa tips di bawah ini membantu Anda menghindari bahaya tak terlihat: bakteri salmonella dalam telur!

Informasi seputar telur

Sebenarnya telur ayam mempunyai mekanisme alamiah pencegah bakteri salmonella tidak berkembang biak. Namun enzym pencegah ini hanya bertahan pada 10 hari pertama. Dengan meningkatnya suhu tempat penyimpanan dan rendahnya kelembaban, maka semakin cepat pula enzym pencegah ini kehilangan fungsinya.

Oleh karena itu selalu simpan telur dalam kulkas. Sebab dalam kulkas salmonella akan berkembang lambat (lambat, bukan mati!).

Perhatikan tanggal ayam bertelur (__Legedatum__) yang tertera pada cangkang telur. Sering juga tertera tanggal kadaluarsa telur. Bila tertera tanggal kadaluarsa, hitung mundur 28 hari, nah itulah tanggal ayam bertelur. Menurut peraturan di Eropa (__EU-Gesetz__) usia telur yang dipasarkan tidak boleh lebih dari 21 hari! Bahkan seharusnya telur yang berusia lebih dari 18 hari sudah harus disimpan dalam kulkas!

Bila anda perhatikan, pada setiap telur yang dipasarkan di Eropa tertera kode-kode yang terdiri dari angka dan huruf misalnya: 3-DE-1271059










Apa artinya? angka pertama menunjukan cara peternakan ayam:

  • O = Ökologische Erzeugung (peternakan alamiah dan ramah lingkungan)
    Untuk pe ternakan cara ini dilarang menggunakan teknologi gen. Bagi ayam petelur disediakan lahan untuk berkeliaran bebas selama 6 sampai 8 jam per hari, sebagaimana habitat ayam aslinya.
  • 1 = Freilandhaltung
    Mirip dengan cara pertama, ayam petelur mempuny ai lahan untuk berkeliaran di peternakan. Setiap ayam mempunyai kira-kira jatah 4 m2.
  • 2 = Bodenhaltung
    Beternak dengan cara ini, ayam petelur hanya hidup dalam kandang. Namun demikian, masih tersisa ruang bagi ayam petelur untuk makan pakan ayam, tersedia juga unsur-unsur alami seperti jerami, sebagaimana habitat ayam. Hanya saja sangat terbatas.
  • 3 = Käfighaltung
    Cara yang ketiga seringkali dikritik kelompok pecinta binatang. Sebab sangat tidak sesuai dengan habitat asli ayam, disebut menyiksa binatang. Ayam petelur hanya hidup dalam kandang, ruang geraknya sangat terbatas. Layaknya, hanya cukup tempat berdiri dan makan pakan. Cara ini mulai tahun 2007 nanti akan dihapus. Namun bila dilihat dari segi higienis, sebetulnya cara ini yang paling menguntungkan peternak. Dengan cara ini lebih mudah menjaga kesehatan ayam petelur, tidak perlu biaya pencegahan penyakit yang tinggi. Sebab, kotoran dan ayam petelur tidak menyatu. Ayam petelur hidup dalam kandang yang bawahnya hanya beralaskan jeruji besi, sedangkan kotorannya akan jatuh dalam wadah di bawah kandang.

Kode berikutnya menunjukkan asal negara telur, misalnya DE = Jerman. Sedangkan deretan angka berikutnya mengacu pada nomor peternakan. Dengan begitu 3-DE-1271059 berarti: telur berasal dari ayam petelur yang diternak secara Käfighaltung di Jerman dengan nomor peternakan 1271059.

Jelas ya...kode diatas sama sekali tidak menunjukkan apakah telur segar atau tidak. Hanya menunjukkan darimana telur berasal!

Di Jerman telur yang dipasarkan hanya boleh telur kualitas G�teklasse A artinya telur segar, tapi usianya bisa lebih dari tujuh hari. Sedangkan A-frisch, usia telur tidak lebih dari tujuh hari.

Selain tanggal kadaluarsa yang tertera pada packing, darimana konsumen dapat mengetahui segar tidaknya telur? Ada beberapa cara:

  • Telur segar tidak berbunyi bila dikocok
  • Test dalam air:
    Telur segar akan mengendap di dasar air, sedangkan yang tidak segar akan mengapung
  • Kuning telur segar jelas terlihat terpisah dari putih telur.
    Permukaan kuning telurnya terlihat jelas cembung ke atas dan terpisah jelas dari putihnya. Semakin tua usia telur semakin datar kuning telur dan menyatu dengan putihnya

kuning telur segar



kuning telur yang lebih tua usianya


Bila usia telur lebih dari 10 hari, jangan coba-coba mengonsumsi secara mentah. Misal untuk membuat eis cream, pudding, mayones atau stmj (susu telur madu jahe). Telur yang berusia lebih dari 10 hari hanya boleh dikonsumsi dengan cara memasaknya. Ingat enzym alami pencegah salmonella hanya bertahan selama 10 hari! Dengan kata lain, bila anda ingin membuat makanan dengan telur yang tidak dimasak, atau anda menyukai telur mentah gunakan selalu telur segar yang anda yakini usianya kurang dari 10 hari. Dan ingat, jangan simpan makanan yang mengandung telur mentah terlalu lama.

Telur yang sudah lewat dari masa kadaluarsa (28 hari setelah ayam bertelur) bukan berarti sama sekali harus dibuang. Bila tanggal kadaluarsa belum terlalu lama lewat, anda boleh mengonsumsinya, dengan syarat betul-betul memasaknya hingga matang.

Penulis: Dian Suprapto

http://www.kharisma.de/?q=node/177




Typhus


Thypus abdominalis adalah infeksi berat pada usus, yang menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan bahan mineral dalam jumlah banyak.

Thypus abdominalis disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau sejenis bakteri lain yang hampir sejenis. Penularannya bisa melalui kontak antar manusia atau melalui makanan yang masuk ke dalam tubuh seperti susu, dan air minum yang tidak bersih.

Masa inkubasi

Selang waktu antara infeksi dan permulaan sakit (masa inkubasi) bergantung dari banyaknya bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Masa inkubasi tersebut berkisar antara 3-60 hari, dengan rata-rata 10 hari.

Gejala Typhus

Gejala typhus antara lain meningkatnya suhu tubuh pada awal minggu pertama disertai lemahnya tubuh, sakit kepala, tidak nafsu makan, dan kesulitan buang air besar. Pada minggu kedua dan ketiga penderita akan mengalami demam tinggi hingga 40°C, pusing, lesu tak bergairah, pembengkakan pada hati dan limpa serta denyut nadi yang makin lemah dan perut kembung.
Pada akhir minggu kedua nampak warna merah pada tubuh. Umumnya, awal minggu ketiga ditandai dengan diare mirip bubur, yang diiringi perdarahan usus dan luka pada usus. Pada saat ini dapat pula typhus menjalar ke organ tubuh lain terutama hati, saluran empedu dan tulang.

Pengobatan

Pengobatan typhus adalah dengan pemberian antibiotik yang mengandung Chloramphenicol dan Ampicillin dan perawatan yang intensif meliputi konsumsi asupan yang lunak-lunak (bubur). Mengatur imbangan (balance) cairan dalam tubuh, pengamatan siklus tubuh dan penghindaran luka pada tubuh.

Resiko berkepanjangan

Setelah penderita melaui proses penyembuhan, bakteri Salmonella mungkin tersisa pada saluran limpa. Bagi sebagian penderita hal ini dapat mengakibatkan resiko infeksi yang berkelanjutan. Untuk itu, setiap penderita Thypus abdominalis dianjurkan menjalani pengobatan dengan baik dan menyeluruh.

Pencegahan

Untuk mencegah timbulnya infeksi typhus bisa dilakukan imunisasi oral. Sebetulnya tidak benar-benar aman, tapi sedikitnya bisa mempengaruhi tingkat penularan penyakit. Imunisasi ini umumnya diberikan kepada mereka yang akan berlibur dan rentan terhadap negara tujuan wisata yang kebersihannya belum terjamin.

Penulis: dr. Nurbayati

http://www.kharisma.de/?q=node/178

Friday, March 16, 2007

Leptospirosis, Waspadai Setelah Banjir

Banjir selain mengakibatkan ratusan orang terserang diare, demam berdarah dengue, infeksi saluran pernapasan akut, dan gangguan kulit, juga menyebabkan merebaknya suatu penyakit yang jarang terdengar pada hari-hari biasa: leptospirosis. Sejumlah orang dilaporkan terjangkit penyakit yang ditularkan lewat urine (air kencing) hewan itu dan harus dirawat di rumah sakit.

Para penderita di DKI Jakarta maupun Tangerang dilaporkan terjangkit leptospirosis setelah kaki mereka terendam saat beraktivitas di tengah banjir. Hal ini dialami sejumlah penderita leptospirosis yang dirawat, yakni Syarifudin (26), warga Bencongan, Kecamatan Curug, serta Esdi, warga Kosambi, keduanya di Kabupaten Tangerang. Sebelum demam tinggi berhari-hari, kaki kedua pasien itu sering terendam banjir (Kompas, 13/2).

Syarifudin sehari-hari mencari nafkah sebagai tenaga penjualan barang dari busa ini. Saat banjir melanda wilayah Tangerang dan Jakarta beberapa waktu lalu, pria asal Lampung ini harus tetap bekerja. Karena sejumlah ruas jalan telah terendam banjir, ia pun terpaksa menerjang air dengan kaki telanjang. Akibatnya, ia menderita demam tinggi dan dinyatakan terjangkit leptospirosis.

Sementara Risky (15), warga Perumahan Binong Permai, Curug, Tangerang, juga diduga terjangkit leptospirosis. Sutini, ibunda Risky, menuturkan, awal Februari lalu jalan di depan rumahnya kebanjiran. Padahal, Risky yang tercatat sebagai pelajar kelas I SMA harus tetap bersekolah. Akhirnya, setiap hari kakinya terendam air.

Berdasarkan situs Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat, leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan bakteri dari genus Leptospira. Penularan penyakit ini pada manusia terjadi melalui kontak dengan air, makanan, dan tanah yang terkontaminasi air kencing hewan yang terinfeksi. Bakteri ini dapat hidup berbulan-bulan di tanah maupun air. Hewan yang menjadi sumber penularan bakteri ini antara lain adalah hewan ternak, babi, kuda, anjing, tikus, dan hewan liar.

Leptospirosis ada di seluruh dunia, terutama di daerah beriklim panas atau daerah tropis. Biasanya bakteri masuk lewat permukaan mukosa, seperti mata, hidung, saluran pencernaan, atau kulit yang terluka. Tidak harus luka besar, luka gores pun sudah cukup untuk jalan masuk bakteri.

Gejala leptospirosis antara lain demam tinggi, sakit kepala, menggigil, nyeri otot, mual, muntah, sakit perut, diare dan rash (kulit berbercak-bercak kemerahan). Pada kasus yang berat, kulit penderita menjadi kuning dan mata menjadi merah. Jika tidak mendapat perawatan memadai, penderita bisa mengalami gagal ginjal, meningitis (radang selaput otak), kerusakan hati, dan gangguan pernapasan berat akibat gangguan pada paru yang bisa membawa pada kematian.

Karena gejalanya tidak khas, penegakan diagnosis leptospirosis tidak mudah. Apalagi waktu inkubasi bakteri berlangsung antara dua hari sampai empat minggu sehingga sering kali kenyataan bahwa penderita mengalami kontak dengan air, makanan, atau tanah yang tercemar tidak terungkap.

Selaput otak

Menurut Ari Fahrial Syam, Herdiman T Pohan, dan Iskandar Zulkarnain dari Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM dalam artikel di Majalah Kedokteran Indonesia Volume 47, Desember 1997, umumnya penderita datang ke pelayanan kesehatan sebagai pasien meningitis (radang selaput otak), hepatitis (radang hati), nefritis (radang ginjal), pneumonia (radang paru), influenza, sindrom syok toksik, demam, bahkan pankreatitis (radang pankreas).

Diagnosis ditegakkan lewat penemuan Leptospira dalam darah atau urine penderita. Pemeriksaan serologi untuk memastikan diagnosis leptospirosis adalah dengan microscopic aglutination test (MAT) dan enzyme linked immunosorbent assay (ELISA). Kalau mau lebih cepat, diagnosis bisa menggunakan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) atau reaksi rantai polimerase.

Leptospirosis mempunyai dua fase penyakit yang khas. Fase pertama, leptospiremia, ditandai dengan adanya Leptospira dalam darah, cairan otak, dan sumsum tulang belakang. Fase ini berlangsung mendadak dengan gejala sakit kepala hebat serta nyeri otot paha, betis, dan pinggang. Penderita mengalami demam tinggi sampai menggigil, mual, muntah, dan diare.

Penderita juga bisa kehilangan kesadaran, penurunan tekanan darah, dan denyut jantung cepat. Kulit penderita bisa menguning. Pada hari ke-3 atau ke-4 mata penderita menjadi merah, sensitif terhadap cahaya, serta mengalami gangguan pada hati, limpa, dan kelenjar getah bening. Jika segera ditangani, penderita akan membaik dan fungsi organ pulih setelah 3 minggu-6 minggu.

Pada kondisi yang lebih berat, demam turun setelah hari ke-7. Namun, pada hari ke-10 terjadi lagi demam tinggi dan nyeri otot. Kondisi ini adalah fase kedua atau fase imun. Leptospira bisa dijumpai pada urine penderita. Pada fase ini terjadi perdarahan serta gejala kerusakan pada hati dan ginjal. Selain itu, juga dapat terjadi meningitis, halusinasi, dan gangguan mental. Kematian biasanya terjadi akibat gagal ginjal.

Menurut situs CDC, leptospirosis bisa diobati dengan antibiotik seperti doksisiklin atau penisilin yang harus diberikan segera kepada penderita dengan gejala penyakit itu. Pada kasus yang parah, antibiotik bisa diberikan lewat infus.

Untuk menghindari terjangkit leptospirosis, disarankan masyarakat mengenakan pakaian pelindung dan bot jika beraktivitas di daerah yang tanah atau airnya diduga tercemar bakteri Leptospira. Hal penting ini sering diabaikan orang, padahal biaya pengobatan leptopirosis dan risikonya jauh lebih besar daripada biaya penyediaan pakaian dan sepatu pelindung.

Pascabanjir

Ketika banjir merendam sejumlah kawasan di Jakarta, Tangerang, dan Bekasi, awal Februari lalu, leptospirosis pun mengancam kesehatan warga setempat.

"Masyarakat perlu mewaspadai berbagai penyakit infeksi, terutama leptospirosis dan diare, saat banjir datang," kata Kepala Divisi Penyakit Infeksi dan Penyakit Tropis Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM Prof Herdiman T Pohan.

"Diare dan sejumlah penyakit yang bersumber dari binatang seperti leptospirosis ini banyak menyerang masyarakat miskin," tutur Herdiman menegaskan. Bedanya, saat diare, warga akan segera ke dokter untuk berobat. Namun, bila terserang leptospirosis, warga cenderung mengonsumsi obat bebas dulu karena gejalanya mirip flu biasa. Ini bisa membuat penderita terlambat ditangani.

Leptospirosis merupakan penyakit hewan yang dapat menjangkiti manusia (zoonosis). Penyebab penyakit ini adalah bakteri berbentuk spiral bernama Leptospira. Bakteri ini dapat menyerang lever serta ginjal lalu masuk ke air kencing tikus. "Kulit dengan pori-pori terbuka, kulit yang tipis, lecet, atau luka terbuka bisa mempermudah masuknya bakteri itu," kata Herdiman.

Mual dan muntah

Jika terjangkit penyakit leptospirosis, penderita akan demam tinggi, mual, muntah, sekujur badan terasa sakit, air kencing berwarna seperti teh tua, mata kekuning-kuningan, dan timbul bercak kemerahan pada bola mata akibat pecahnya pembuluh darah. Bakteri ini bisa menyerang hati dan ginjal jika pasien terlambat ditangani. "Karena itu, penderita harus segera diberi obat antibiotik," tuturnya.

"Air banjir dapat mempercepat penyebaran bakteri Leptospira," ujar Herdiman. Bakteri ini dapat tahan hidup di dalam air selama berminggu-minggu. Namun, bakteri ini akan langsung mati jika air yang terkontaminasi dimasak hingga mendidih maupun dibersihkan dengan cairan pembersih lantai yang mengandung desinfektan.

Sebenarnya, pencegahan terjangkitnya leptospirosis relatif mudah. Salah satunya, dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Caranya, buang sampah dan tidak memakai air yang terendam banjir untuk keperluan sehari-hari. Tikus-tikus yang berkeliaran di sekitar permukiman juga harus diberantas. "Jangan memakai genangan air bekas banjir untuk mandi maupun sikat gigi karena kemungkinan air terkontaminasi bakteri," ujar Herdiman.

Rumah beserta perabot di dalamnya yang terendam banjir pun harus dibersihkan dengan menggunakan desinfektan. Sebab, bakteri yang bersumber dari air kencing tikus kemungkinan masih menempel di lantai, dinding, dan perabot rumah saat banjir surut. Agar tidak tertular bakteri itu, warga disarankan memakai bot, sarung tangan karet, dan menutup luka yang terbuka pada kulit.

Untuk menghadapi lonjakan pasien leptospirosis dan penyakit infeksi lain pascabanjir, rumah sakit, puskesmas, dan posko kesehatan yang ada di lokasi banjir harus disiagakan. Jika perlu, kapasitas ruang perawatan ditambah. "Warga dan tim penolong di daerah banjir sebaiknya memakai sepatu bot dan sarung tangan karet. Jika punya luka terbuka, jangan ikut bersih-bersih," kata Herdiman.

http://www.kompas.com/ver1/Kesehatan/0702/16/181949.htm

Friday, March 02, 2007

Aedes aegypti

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga merupakan pembawa virus demam kuningyellow fever) dan chikungunya. Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi persebaran penyakit demam berdarah.

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Familia: Culicidae
Subfamilia: Culicinae
Genus: Aedes (Stegomyia)
Spesies: A. aegypti

Ciri morfologi

Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.

Perilaku dan siklus hidup

Aedes aegypti bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang

hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur. Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.

Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.

Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak belakang dengan A. albopictus yang cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).

Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai 2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang disebut instar. Perkembangan dari instar 1 ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4, larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan dari telur hingga nyamuk dewasa membutu

hkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat lebih lama jika kondisi lingku

ngan tidak mendukung.

Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat mempengaruhi kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi menghasilkan nyamuk-nyamuk.

Pengendalian vektor

Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan populasi dan penyebaran vektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.

  • Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
  • Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
  • Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.

Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.

Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit penanganan di kemudian hari.

Referensi

Womack, M. 1993. The yellow fever mosquito, Aedes aegypti. Wing Beats, Vol. 5(4):4.

http://id.wikipedia.org/wiki/Aedes_aegypti

Tuesday, February 20, 2007

3 Hari Demam, segera Bawa ke Dokter

Demam Berdarah Kembali Menyerang!


Wabah demam berdarah dengue kembali menyerang. Penyakit ini sebetulnya bisa segera disembuhkan jika tidak terlambat membawa pasien ke dokter.

Penyakit demam berdarah dengue (DBD) kembali menyerang. Di Jakarta saja, sampai Jumat (13/2), tercatat sudah lebih dari 200 penderita dirawat di berbagai rumah sakit. Diperkirakan, korban masih terus meningkat. Menurut dr. AB Wardoyo Sp PD, DBD memang akan terus ada sepanjang tahun. Tak hanya di Jakarta, tetapi juga di wilayah lain di Indonesia, seperti halnya influenza, tifus, dan sebagainya.

"Jumlah penderita DBD biasanya terus meningkat hingga April dan kembali menurun pada bulan Mei. Peningkatan ini mengikuti pola hujan di daerah bersangkutan," kata dokter di RS Internasional Bintaro ini. Wardoyo tak sependapat dengan dugaan bahwa mewabahnya kembali DBD karena makin kebalnya nyamuk Aedes aegypti (penyebar DBD) terhadap ragam upaya pembasmian nyamuk.

"Penyebaran nyamuk ini masih luas, khususnya di pemukiman, di samping masyarakat yang belum semuanya menyadari pentingnya kebersihan lingkungan," ujar Wardoyo yang menduga jumlah penderita DBD tahun ini masih akan bertambah lagi.

BINTIK MERAH SELALU MUNCUL

DBD sebetulnya bisa disembuhkan, jika tidak terlambat ditangani. "Korban biasanya meninggal karena baru dibawa ke rumah sakit setelah mengalami shock," ujar Wardoyo. Idealnya, bila demam tak hilang selama 3 hari berturut-turut, segera bawa ke dokter. "Kalau perlu periksa darah untuk mengetahui persis penyakitnya. Ingat, gejala demam karena DBD awalnya sulit dibedakan dari demam karena infeksi lainnya."

Dengan dirawat, dokter bisa memantau, apakah penderita kekurangan cairan atau tidak, selain memberikan terapi cairan yang lebih tepat sambil menunggu penyakit itu hilang sendirinya. "Di samping menghindari supaya tidak timbul komplikasi penyakit lain yang membahayakan penderita."

Untuk memastikan penderita DBD, dokter juga memeriksa perdarahan di bawah kulit. Caranya dengan mengikat lengan dengan karet. "Biasanya akan muncul bintik-bintik merah pertanda perdarahan. Adanya bintik merah bukan hanya pada DBD. Infeksi virus lain juga bisa menimbulkan bintik merah di bawah kulit."

Benarkah DBD sekarang lebih hebat, karena bintik merah sebagai gejala tak lagi kelihatan? "Bintik merah di bawah kulit memang tidak serta merta muncul di bawah permukaan kulit, tergantung lamanya demam. Hari pertama atau kedua, bintik biasanya tidak kelihatan. Bintik akan timbul pada hari keempat, saat darah merembes ke luar pembuluh darah, mengalami kebocoran," tutur Wardoyo.

BERIKAN BANYAK MINUM

Sebagaimana influenza, virus dengue sebetulnya akan mati sendiri setelah siklus hidup 7 hari terlampaui. Masalahnya, penderita harus ditolong untuk bertahan melewati rentang waktu itu. "Itulah perlunya penderita diopname, agar perjalanan penyakit mudah dimonitor. Dokter hanya bisa memonitor dan mencegah agar gejala tidak menjadi berat," ujar Wardoyo.

Contohnya, kata Wardoyo, "Bila ada gejala darah mau mengental, berarti cairan plasma yang diberikan harus lebih banyak lagi sebagai penyeimbang. Demikian juga monitor trombosit. Jumlah trombosit dalam darah normalnya 150 ­ 500 ribu/ml darah. Itu sebabnya, sering dilakukan pemeriksaan darah untuk memantau kondisi darah."

Saat anak mengalami demam tinggi, tubuh banyak kekurangan cairan. Ini karena penguapan yang lebih banyak dari biasa. Cairan tubuh makin berkurang bila anak terus-menerus muntah atau tidak minum. "Maka, pertolongan pertama yang terpenting bagi penderita adalah memberi minum sebanyak-banyak," anjur Wardoyo.

Mengingat penderita biasanya sulit minum, sebaiknya minuman diberikan sesuai selera anak. Bisa sirup, air putih, teh manis, sirup, sari buah, susu, oralit, soft drink, dan sebagainya. "Sama-sama cairan, tapi kalori dan gizinya berbeda. Oleh sebab itu, kalau mau susu, lebih baik, sebab selain mendapat cairan, tubuh masih mendapat tambahan mineral, vitamin, protein, lemak, dan sebagainya," tambah Wardoyo.

Dengan banyak minum, diharapkan cairan tubuh kembali stabil. Untuk memastikan cairan tidak kurang, perhatikan saja jumlah kencing anak. Bila anak banyak kencing, minimal 6 kali sehari, berarti jumlah cairan yang diminum anak sudah mencukupi.

TIDAK HARUS JAMBU BIJI

Menyoal jambu biji yang konon dapat menyembuhkan DBD, menurut Wardoyo perlu diluruskan, karena mekanismenya tidak benar. "Vitamin C pada jambu biji tinggi sekali. Vitamin C ini yang kemudian membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Oleh sebab itu, tidak harus jambu klutuk. Buah apa saja bisa, sebab yang diperlukan adalah vitamin C-nya," terangnya.

Untuk mengatasi demam tinggi, biasanya diberikan obat penurun panas. "Kompres dapat membantu bila demam terlalu tinggi. Sebaiknya kompres dengan air hangat dan bukan air dingin. Kompres dingin malah dapat membuat anak menggigil," lanjut Wardoyo seraya mengingatkan, anak yang punya riwayat kejang saat demam, bisa diberi obat antikejang, di samping obat penurun panas.

Bila pertolongan segera diberikan, penderita pun akan dapat bertahan sampai virus di dalam tubuhnya hilang sendiri. "Yang jelas, segera ke rumah sakit bila demam sampai 3 hari," tegasnya mengingatkan.

http://www.tabloidnova.com/articles.asp?id=3990

Kenali Gejala Klinisnya...!

Panas Tinggi Mendadak, Awas Demam Berdarah

BELUM lagi hilang kekhawatiran masyarakat dengan merebaknya penularan virus flu burung pada manusia, kini demam berdarah mulai merajalela. Penyakit yang sama-sama ditandai dengan demam tinggi itu, kian meningkat seiring tingginya curah hujan.

Demam berdarah dengue (DBD) sudah ada di negeri ini mulai tahun 1968. Sejak saat itu, jumlah kasus dan daerah terjangkit terus meningkat. DBD telah menjadi "tamu langganan" dengan ratusan korban jiwa setiap tahunnya.

"Ada tiga faktor dalam rantai penularan demam dengue yaitu manusia, virus dan nyamuk. Selama interaksi ketiganya masih ada, maka penyakit ini akan sulit untuk dihilangkan," ujar Prof. Dr. H. Azhali, M.S., Sp. A. (K), dari sub bagian infeksi dan penyakit tropis Fakultas Kedokteran Unpad/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Sangat penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala khas demam berdarah. Secara umum, penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam tinggi (39 - 40 derajat celsius) mendadak 2-7 hari.

Hanya, gejala ini sangat umum sehingga sulit dibedakan dengan indikasi awal penyakit lainnya seperti thypus dan campak. Demam yang mendadak tersebut, biasanya tidak berkurang, bahkan sudah diberikan obat penurun panas yang biasa dikonsumsi sekalipun.

"Jika ini terjadi, jangan tunggu sampai berlanjut, segera konsultasi dengan petugas kesehatan," ujar Prof. Azhali.

Petugas kesehatan inilah yang dapat melakukan tes rumpel leede (tes bendungan) dengan mengikat lengan bagian atas selama lima menit. Pada pasien positif terjangkit virus dengue, akan tampak lebih dari 20 bintik merah pada diameter 28 cm.

"Itu adalah manifestasi perdarahan pada awal penyakit. Selanjutnya bisa timbul perdarahan hidung, gusi bahkan muntah dan buang air besar darah," tuturnya.

Diagnosis demam berdarah dengue kian diperkuat jika terjadi penurunan jumlah trombosit menjadi kurang dari 100.000/mikroliter dan kadar kekentalan darah meningkat. Pada kondisi normal, angka trombosit 150.00-450.00.

**

GUNA pertolongan pertama di rumah, berikan asupan cairan sebanyak-banyaknya. Hal itu sangat membantu mengatasi rembesan cairan darah yang menyebabkan kekentalan darah di dalam pembuluh nadi meningkat. Air minum dapat berupa air bening, teh, susu, atau oralit bahkan jus buah-buahan.

Juga dapat diberikan penurun panas dari golongan parasetamol. Selain itu, penderita juga disarankan untuk istirahat cukup demi meningkatkan daya tahan tubuhnya. "Pasien harus segera datang ke rumah sakit jika terjadi tanda-tanda emergency, yaitu gelisah, muntah, kencing mulai berkurang, tangan dan kaki terasa dingin, denyut nadi melemah dan nyeri ulu hati," ujar Azhali.

MESKI nampak sangat sepele, hilangnya tutup pada jeriken ternyata telah menyebabkan penderitaan bagi warga Kp. Cibiuk Desa Langonsari Kec. Pameungpeuk Kab. Bandung. Nyamuk penyebab DBD ternyata telah berkembang biak di dalam jeriken yang masih terisi air hingga menyebabkan 47 orang positif terjangkit DBD.*DENI YUDIAWAN/"PR"

Manajemen perawatan pasien DBD rumah sakit pada prinsipnya adalah memberikan cairan ke dalam pembuluh darah dan mengobati gejala yang timbul. Bila pasien ditangani sebelum jatuh pada kondisi shock, umumnya perawatan hanya perlu beberapa hari.

Pada kondisi yang sudah berat, demam berdarah bisa menimbulkan komplikasi pada organ tubuh yang lain termasuk jantung. Jika komplikasi terjadi dan sudah disembuhkan, menurut Azhali, pada organ tubuh tersebut tidak akan terjadi penyakit yang berkelanjutan.

Kematian pada DBD umumnya terjadi karena timbulnya shock akibat terlambat dibawa kepada petugas kesehatan dan terjadinya perdarahan hebat. Shock ditandai dengan sakit perut hebat, muntah terus menerus, suhu tubuh turun hingga hipotermia dan perubahan tingkat kesadaran. Shock biasanya terjadi pada hari ketiga sampai keenam setelah timbul gejala demam.

"Dari kondisi umum itu, selalu saja ada temuan penyimpangan gejala. Semua itu harus diwaspadai," tuturnya. (Wilda Nurlianti/"PR")***

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/012007/26/0209.htm

Demam Berdarah



Demam Dengue atau Dengue Fever atau lebih dikenal dikalangan awam sebagai Demam Berdarah (DB) adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak,remaja pada orang dewasa dengan tanda yang paling sering berupa demam, nyeri pada otot,dan nyeri sendi, yang disebabkan oleh virus Dengue yang dibawa oleh nyamuk yang namanya nyamuk Aedes aegypti.

Gambaran penyakit ini sangat bervariasi mulai dari yang paling ringan sampai yang paling berat dengan tanda - tanda demam tinggi, perdarahan pada kulit mungkin juga pada gusi dan cenderung terjadinya syok.

Masa inkubasi dengue antara 5 - 8 hari dapat juga sampai 15 hari.

Perdarahan biasanya muncul pada hari ke 3 - 6 sejak panas terjadi berupa bercak -bercak pada kulit lengan dan kaki lalu akan menjalar keseluruh tubuh.


Perdarahan tidak saja terjadi pada kulit tapi dapat juga terjadi pada organ dalam , misalnya usus sehingga feces atau kotoran dapat berwarna hitam karena perdarahan dalam.

Hati atau lever umumnya akan sedikit membengkak, sehingga pada penderita akan terasa tidak enak atau nyeri pada perut kanan atas.

Bila keadaan tidak membaik penyakit dapat menjadi lebih buruk dengan adanya syok yang ditandai dengan keringat dingin, biru pada ujung jari tangan dan kaki dan kesadaran biasanya akan menurun.

Syok biasanya terjadi pada saat demam tinggi atau pada saat turun panas pada hari ke 3 dan hari ke 7 penyakit. Infeksi dengan virus Dengue untuk yang pertama kali biasanya hanya akan menyebabkan demam saja tanpa terjadinya syok.

Bila pada suatu saat orang yang pernah terkena infeksi virus dengue terinfeksi kembali dengan virus dengue dari jenis yang lain maka dapat terjadi reaksi antibody yang dibuat oleh tubuh untuk melawan infeksi virus dengue tsb.

Reaksi anti body ini akan menyebabkan perubahan pada pembuluh darah sehingga darah dapat keluar dari pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan.

Dengan terjadinya perdarahan ini maka tubuh akan bereaksi dengan mengaktifkan proses pembekuan darah sehingga akan terjadi pembekuandarah dalam pembuluh darah secara meluas.


Demam Dengue

Penyebab : Virus Dengue

Pembawa : Nyamuk Aedes Aegypti

Inkubasi : 3 - 8 hari dapat sampai 15 hari

Gejala : Demam tinggi, terjadi perdarahan pada kulit

lengan dan kaki menyebar ke seluruh tubuh

Syok dapat terjadi pada hari ke 3 sapai hari

ke 7 penyakit.


Diagnosa.

Kriteria Klinis Demam Berdarah Dengue :

1. Demam nyata, yang tetap tinggi selama 2 - 7 hari, kemudian turun secara cepat,

Demam disertai tidak nafsu makan, perasaan malas tidakberdaya, nyeri pada

tulang persendian dan kepala.

2. Perdarahan dibuktikan dengan test bebat pada lengan ( test turniket ) yang (+)

positif, perdarahan dapat terjadi pada kulit , gusi, hidung, usus dalam.

3. Pembesaran Lever / hati dan terasa nyeri pada penekanan, tanpa ada gejala -

gejala kuning.

4. Dapat terjadi syok pada hari ke 3 sampa ke 7 penyakit.

yok yang terjadi pada saat demam pertanda penyakit yang memburuk.

5. Kenaikan nilai hemokonsentrasi Ht sedikitnya lebih dari 20 %.


Pengobatan :

1. Penderita sebaiknya dirawat di rumah sakit

Diperlukan untuk mencegah terjadi syok yang dapat terjadi secara cepat

dan dapat berakibat fatal terutama pada anak.

2. Pemasangan infus NaCl atau Ringer melihat keperluannya dapat ditembahkan

Plasma atau Plasma expander atau preparat hemasel.

3. Antibiotik diberikan bila ada dugaan infeksi sekunder.


Lebih baik mencegah dari pada mengobati.

basmilah sarang dan tempat nyamuk bertelur

Aedes Aegypti seperti tempat - tempat yang dapat

membuat genangan air.....!!!


http://nusaindah.tripod.com/demamberdarah.htm