Tuesday, February 20, 2007

Kenali Gejala Klinisnya...!

Panas Tinggi Mendadak, Awas Demam Berdarah

BELUM lagi hilang kekhawatiran masyarakat dengan merebaknya penularan virus flu burung pada manusia, kini demam berdarah mulai merajalela. Penyakit yang sama-sama ditandai dengan demam tinggi itu, kian meningkat seiring tingginya curah hujan.

Demam berdarah dengue (DBD) sudah ada di negeri ini mulai tahun 1968. Sejak saat itu, jumlah kasus dan daerah terjangkit terus meningkat. DBD telah menjadi "tamu langganan" dengan ratusan korban jiwa setiap tahunnya.

"Ada tiga faktor dalam rantai penularan demam dengue yaitu manusia, virus dan nyamuk. Selama interaksi ketiganya masih ada, maka penyakit ini akan sulit untuk dihilangkan," ujar Prof. Dr. H. Azhali, M.S., Sp. A. (K), dari sub bagian infeksi dan penyakit tropis Fakultas Kedokteran Unpad/Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

Sangat penting bagi masyarakat untuk mengenali gejala khas demam berdarah. Secara umum, penyakit ini ditandai dengan gejala awal demam tinggi (39 - 40 derajat celsius) mendadak 2-7 hari.

Hanya, gejala ini sangat umum sehingga sulit dibedakan dengan indikasi awal penyakit lainnya seperti thypus dan campak. Demam yang mendadak tersebut, biasanya tidak berkurang, bahkan sudah diberikan obat penurun panas yang biasa dikonsumsi sekalipun.

"Jika ini terjadi, jangan tunggu sampai berlanjut, segera konsultasi dengan petugas kesehatan," ujar Prof. Azhali.

Petugas kesehatan inilah yang dapat melakukan tes rumpel leede (tes bendungan) dengan mengikat lengan bagian atas selama lima menit. Pada pasien positif terjangkit virus dengue, akan tampak lebih dari 20 bintik merah pada diameter 28 cm.

"Itu adalah manifestasi perdarahan pada awal penyakit. Selanjutnya bisa timbul perdarahan hidung, gusi bahkan muntah dan buang air besar darah," tuturnya.

Diagnosis demam berdarah dengue kian diperkuat jika terjadi penurunan jumlah trombosit menjadi kurang dari 100.000/mikroliter dan kadar kekentalan darah meningkat. Pada kondisi normal, angka trombosit 150.00-450.00.

**

GUNA pertolongan pertama di rumah, berikan asupan cairan sebanyak-banyaknya. Hal itu sangat membantu mengatasi rembesan cairan darah yang menyebabkan kekentalan darah di dalam pembuluh nadi meningkat. Air minum dapat berupa air bening, teh, susu, atau oralit bahkan jus buah-buahan.

Juga dapat diberikan penurun panas dari golongan parasetamol. Selain itu, penderita juga disarankan untuk istirahat cukup demi meningkatkan daya tahan tubuhnya. "Pasien harus segera datang ke rumah sakit jika terjadi tanda-tanda emergency, yaitu gelisah, muntah, kencing mulai berkurang, tangan dan kaki terasa dingin, denyut nadi melemah dan nyeri ulu hati," ujar Azhali.

MESKI nampak sangat sepele, hilangnya tutup pada jeriken ternyata telah menyebabkan penderitaan bagi warga Kp. Cibiuk Desa Langonsari Kec. Pameungpeuk Kab. Bandung. Nyamuk penyebab DBD ternyata telah berkembang biak di dalam jeriken yang masih terisi air hingga menyebabkan 47 orang positif terjangkit DBD.*DENI YUDIAWAN/"PR"

Manajemen perawatan pasien DBD rumah sakit pada prinsipnya adalah memberikan cairan ke dalam pembuluh darah dan mengobati gejala yang timbul. Bila pasien ditangani sebelum jatuh pada kondisi shock, umumnya perawatan hanya perlu beberapa hari.

Pada kondisi yang sudah berat, demam berdarah bisa menimbulkan komplikasi pada organ tubuh yang lain termasuk jantung. Jika komplikasi terjadi dan sudah disembuhkan, menurut Azhali, pada organ tubuh tersebut tidak akan terjadi penyakit yang berkelanjutan.

Kematian pada DBD umumnya terjadi karena timbulnya shock akibat terlambat dibawa kepada petugas kesehatan dan terjadinya perdarahan hebat. Shock ditandai dengan sakit perut hebat, muntah terus menerus, suhu tubuh turun hingga hipotermia dan perubahan tingkat kesadaran. Shock biasanya terjadi pada hari ketiga sampai keenam setelah timbul gejala demam.

"Dari kondisi umum itu, selalu saja ada temuan penyimpangan gejala. Semua itu harus diwaspadai," tuturnya. (Wilda Nurlianti/"PR")***

http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2007/012007/26/0209.htm

No comments: