Wednesday, September 13, 2006

Puasa dan Kesehatan
Oleh: Zainal Muttaqin
KITA semua sudah tahu, puasa diperintahkan Allah kepada umat Islam dan umat-umat lain sebelumnya agar kita menjadi takwa (la'allakum tattaquun, Al Baqarah 183), bukan supaya kita sehat. Tak ada satu pun keterangan lain yang secara eksplisit menyebutkan kaitan antara puasa dan sehat, selain hadis Nabi yang artinya kira-kira, "Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat." Lalu kira-kira di manakah letak keterkaitan antara puasa Ramadan yang kita jalani setiap tahun ini dan kesehatan?

Puasa yang diperintahkan oleh syariat Islam, apabila dilakukan menurut aturan- aturan yang diajarkan Nabi saw dengan mengawalkan berbuka, mengakhirkan sahur, berbuka dengan makanan yang manis-manis, tidak akan mengganggu kesehatan kita. Atau dengan kata lain, masih dalam batas-batas toleransi kerja tubuh manusia yang sehat.

Bagaimana dengan tubuh yang sedang sakit? Di dalam Alquran jelas disebutkan bahwa dibolehkan tidak berpuasa dengan menggantinya pada hari lain bagi yang sedang sakit. Pengaruh dari puasa pada tubuh yang sedang sakit akan bergantung pada bagian/organ tubuh yang sakit. Penyakit kulit misalnya, tentu tak akan mengganggu perjalanan puasa kita. Namun ada jenis-jenis penyakit yang akan dipengaruhi atau akan berpengaruh pada pelaksanaan puasa kita, misalnya gangguan pada saluran pencernaan atau penyakit ginjal yang memerlukan pemenuhan cairan tubuh secara terus-menerus. Demikian pula orang-orang yang memiliki kecenderungan atau risiko penggumpalan darah yang meningkat (darahnya terlalu mudah menggumpal). Memelihara kesehatan dan mencari kesembuhan atas penyakit itu hukumnya wajib, sedangkan berbuat sesuatu yang dapat merusak kesehatan itu tidak diperbolehkan alias diharamkan. Jadi apabila dokter sudah menjelaskan bahwa puasa akan mengganggu proses pengobatan/ penyembuhan penyakit yang sedang kita derita, sebaiknya kita ikuti. Akan tetapi, ada orang-orang yang ingin sekali mencari alasan supaya boleh tidak berpuasa, dan sakit sering dijadikan alasan tersebut. Jadi tidak semua penyakit bisa dijadikan alasan untuk boleh tidak berpuasa, sebagaimana tidak semua orang yang sedang bepergian boleh tidak berpuasa (yang perjalanannya sama sekali tidak melelahkan). Tolok ukurnya tentu saja adalah pengetahuan tentang penyakit yang kita sandang dan hati kita.

Pembaca yang budiman, kebiasaan makan yang salah merupakan sebab terjadinya pelbagai macam penyakit seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), penyempitan pembuluh darah otak (yang bisa mengakibatkan stroke), penyakit jantung koroner, dan sebagainya. Secara kejiwaan puasa merupakan usaha melatih kita untuk menjadi tenang, sabar, menghindari konflik, hanya memikirkan dan bahkan mengatakan hal-hal yang baik saja. Hasil dari latihan yang terus-menerus selama sebulan setiap tahun tentu akan berujung pada kemampuan kita untuk mengendalikan nafsu atau keinginan kita, termasuk nafsu dan keinginan dalam kebiasaan makan. Apabila kita hanya makan makanan yang halal dan baik bagi kesehatan tentu saja akan menjadikan kita sehat dan terhindar dari banyak macam penyakit seperti tersebut di atas. Bagi mereka yang punya hipertensi atau kadar lemak tubuh yang berlebihan, makanan yang banyak kolesterol dan banyak lemak tentu tidak baik, meskipun halal. Artinya, apabila kita bisa mengendalikan kebiasaan makan kita, sebagaimana yang diajarkan/dilatih selama berpuasa, diharapkan dapat mencegah terjadinya berbagai macam penyakit seperti tersebut di atas. Mungkin saja kemampuan mengendalikan nafsu kita dalam memilih jenis makanan dan menentukan jumlah yang dimakan itu merupakan makna luas dari yang dimaksudkan oleh Nabi saw dengan hadis yang berbunyi, "Berpuasalah, maka kamu akan menjadi sehat."

Saat menjalankan puasa, ada perubahan waktu masuknya cairan tubuh dari air yang kita minum. Saat sahur kita minum banyak-banyak sehingga cairan tubuh kita menjadi lebih encer, sedangkan pada sore hari cairan tubuh menjadi lebih pekat karena tidak ada penambahan air.

Dengan demikian, puasa memang bisa menjadi cara untuk melatih ginjal kita agar mampu mengeluarkan banyak air (berupa air kemih) sehabis sahur, dan menghemat pengeluaran air pada saat siang atau sore menjelang berbuka puasa. Namun penjelasan sebagian orang bahwa dengan puasa kita memberi kesempatan kepada organ pencernaan kita untuk sejenak beristirahat rasa-rasanya tidak tepat karena memang tidak perlu diistirahatkan. Lalu bagaimana bila yang kita beri kesempatan beristirahat itu jantung atau paru kita? (14n)

-Penulis adalah dosen Fakultas Kedokteran Undip dan pengurus ICMI Orwil Jawa Tengah. Puasa dan Kesehatan

Thanks to SUARA MERDEKA
Puasa Bagi Kebugaran & Kesehatan Tubuh


Memasuki bulan Ramadhan, berbagai persiapan sudah mulai dilakukan. Mulai dari berziarah ke makam orang tua dan kerabat, bersilaturahmi dengan kerabat sambil bermaaf-maafan hingga persiapan melaksanakan ibadah puasa Ramadhan selama sebulan penuh.

Menahan lapar dan dahaga serta hawa nafsu selama lebih dari 12 jam selama sebulan penuh tentu bukan hal yang mudah. Padahal jika dijalankan dengan benar mulai dari sahur hingga berbuka puasa, banyak sekali loh manfaat positif bagi jiwa dan tentunya kesehatan kita.
Sahur dan berbüka dengan benar

• Menahan lapar dan dahaga selama seharian penuh, bukan berarti Anda dapat makan dan minum secara berlebihan pada saat sahur dan berbuka puasa. Alih-alih sehat malah penyakit yang didapat.

Menjalankan puasa di siang hari, otomatis akan membuat pola makan kita berubah. Bila biasanya kita makan 3 kali sehari, berubah menjadi 2 kali sehari. Hal inilah yang membuat perlunya pengaturan buka puasa dan makan sahur yang benar karena berbuka dan makan sahur tidaklah sekadar memasukkan makanan.

Selama berpuasa, kadar gula dalam darah lebih rendah dibanding keadaan tidak berpuasa. Oleh karena itu, mengawali hidangan berbuka puasa dengan makanan ringan yang manis, seperti teh manis hangat dan kurma memang sangat dianjurkan karena gula merupakan sumber tenaga yang dapat segera digunakan. Tetapi jangan berlebihan, sebab akan mengganggu kenikmatan menyantap menu utama. Setelah kadar gula darah berangsur-angsur normal bisa dilakukan sembahyang maghrib.

Usai sembahyang maghrib dan beristirahat sejenak, barulah dilanjutkan dengan makanan yang lebih berat, nasi dan lauk pauknya beserta sayur mayurnya. Namun tetap dalam jumlah yang wajar karena benbuka puasa dengan metode “balas dendam” hanya akan “menyiksa” perut dan pencernaan. Nah, usai shalat Tarawih, acara makan dapat dilanjutkan dengan hidangan penutup yang masih tersisa.

Rasa enggan bangun untuk makan sahur hampir dialami oleh sebagian besar orang. Namun jangan pernah dituruti. Layaknya sarapan, makan sahur ternyata sangat perlu untuk mengimbangi zat gizi yang tidak diperoleh tubuh selama sehari berpuasa. Oleh karena itu, makan sahur tidak boleh sekadar kenyang tetapi tetap harus bergizi tinggi. Kalau perlu, hidangan pada saat sahur bisa menjadi cadangan kalori dan protein tinggi serta membuat lambung tidak cepat hampa makanan. Dengan demikian, rasa lapar tidak cepat dirasakan.

Lebih sehat dan bugar
• Walaupun pada hakikatnya puasa Ramadhan merupakan sarana untuk melatih diri menahan hawa nafsu agar terhindar dari perbuatan jahat, ternyata puasa juga dapat dijadikan terapi terhadap beberapa penyakit degeneratif.

Kegiatan puasa yang dirangkai dengan sembahyang Tarawih selama sebulan penuh, tak hanya bermanfaat sebagai terapi kesehatan namun tanpa disadari juga memberikan kebugaran. Dengan sembahyang sunat Tarawjh dan Witir sebanyak 11 hingga 23 rakaat, Tubuh diajak untuk “berolahraga” secara rutin selama kurang lebih 1-2 jam setiap hari selama sebulan. Oleh karena itu, tak heran bila sebulan kemudian Anda bisa tampil lebih fit dan bugar.

Tampil lebih bugar dan fit dengan bobot tubuh yang berkurang, memang sangat mungkin terjadi. Beberapa penelitian malah menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat badan pada individu normal sebesar 1 - 4 kg setelah berpuasa penuh pada bulan Ramadhan.

Namun demikian, dari sekian banyak manfaat positif berpuasa bagi kesehatan, detoksifikasi adalah argumen yang paling banyak dibicarakan dalam kaitan manfaat berpuasa. Puasa Ramadhan yang dilakukan selama 29 atau 30 hari, tanpa kita sadari mampu memurnikan racun pada tubuh melalui kolon, ginjal, paru-paru, kelenjar limpa, dan kulit.

Mengapa demikian?
Karena ketika makanan tidak lagi memasuki tubuh, maka tubuh akan mengubah simpanan lemak menjadi energi. Saat simpanan lemak digunakan untuk energi selama berpuasa, proses ini melepaskan zat kimia yang berasal dari asam lemak ke dalam sistem yang kemudian dikeluarkan melalui organ-organ pembuangan.

Jadi sebetulnya, dengan berpuasa tidak perlu terjadi penurunan kinerja. Orang kantoran tidak perlu mengeluh tidak bisa berpikir lantaran lapar karena sebetulnya energi sudah disuplai oleh simpanan lemak.

Yang jelas, dengan melakukan puasa secara benar dalam arti berbuka dan sahur secara sehat, berbagai gangguan kesehatan bisa dihindari. Malahan, bisa memurnikan racun dalam tubuh. Tentu saja tidak berarti semua orang yang menderita sakit boleh berpuasa, karena semua itu tengantung kondisi penyakitnya yang akan ditentukan oleh dokter.

“...Puasa...puasa sebulan penuh puasa, puasa. . . puasa sebetulnya menyehatkan...” Sepenggal lagu yang kerap dikumandangkan Bimbo Bersaudara saat bulan Ramadhan tiba ternyata memang benar adanya. (Aya)

sumber : kompas.com
PUASA & PENGENDALIAN STRES

Banyak tokoh dunia yang mencari kekuatan mental serta kesempurnaan moral dengan melakukan puasa. Mahatma Gandhi, tokoh legendaris India dalam bidang politik maupun spiritual, sengaja berpuasa selama 21 hari demi mencapai tujuan perjuangannya bagi perdamaian India. Bung Karno dalam kegigihan dan heroismenya, disebut sering berpuasa, terutama pada saat-saat kritis melawan penjajah Belanda maupun Jepang

Ibadah puasa setiap bulan Ramadhan, seperti yang hendak ditunaikan umat Islam pada bulan Ramadhan 1419 H ini pun tidak hanya mengandung manfaat rohani. Menurut acuan teori yang logis konseptual, berikut hasil eksperimen atau riset di Barat, ternyata ibadah puasa sangat potensial untuk mencekal berbagai penyakit atau mempercepat proses (katalisator) penyembuhannya.Tanpa sikap sabar, tawakal, dan syukur, maka jiwa kita - meski beridentitas mukmin atau mukminat - dinyatakan sakit atau mengidap penyakit rohaniah.
Namun, berkat ibadah puasa dengan penuh keimanan dan tulus ikhlas mampu mempercepat proses penyembuhan berbagai penyakit. Itulah sebabnya Allah s.w.t. sudah menegaskan bahwa segala penyakit sesungguhnya ada obatnya, namun orang sering terpaku pada pengobatan lahiriah saja.

Ekses modernisasi
Dampak modernisasi dengan segala eksesnya di segala bidang kian terasa, khususnya terhadap kesehatan individu dan sosial. Seperti kita ketahui, masalah kesehatan berpengaruh langsung terhadap kualitas sumber daya manusia. Sebab itu, ekses-ekses yang biasa timbul sebagai akibat sampingan dari kehidupan modern perlu kita tekan sekecil mungkin dengan berbagai cara yang lebih berdaya guna.

Perusahaan-perusahaan di Malaysia, Singapura, dan Indonesia kini tengah dipacu melangkah maju dengan inovasi dan investasi di bidang riset dan pengembangan dalam upaya menjadikan negara-negara ini berkekuatan ampuh di bidang teknologi seperti Eropa, AS, dan Jepang. Kemajuan pesat di bidang sains dan teknologi selama ini memang patut disyukuri. Namun, jangan lupa, sudah sering diingatkan oleh para ahli sosiologi bahwa modernisasi - di mana saja dan kapan saja - menimbulkan the agony of modernization.

Derita sebagai dampak modernisasi ini dialami oleh hampir semua orang dalam kadar yang bervariasi. Yang paling sial adalah mereka yang belum dapat beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat, sekaligus tidak mengamalkan ajaran agamanya. Ekses-ekses dari modernisasi sebenarnya sudah disinyalir pakar kedokteran jiwa sebagai biang penyebab penyakit psikosomatis, lantaran kehidupan modern tak jarang menimbulkan stres yang tak terkontrol.

Tantangan yang kita hadapi dalam kehidupan modern ini, bukan hanya penyakit fisik dan mental, tetapi sekaligus penyakit sosial. Bagaimana tidak? Gaya hidup individualistis dan kesenjangan sosial sebagai ekses modernisasi kini kian tajam. Tak diragukan lagi bahwa penyakit sosial berakar dari kondisi kesehatan masing-masing orang.

Oleh karena itu, status kesehatan seseorang menurut WHO harus meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial. Sedangkan pengamalan ibadah - berpuasa terutama - bukan hanya akan mencekal berbagai penyakit yang dipicu oleh stres lepas kendali, tetapi juga dapat memperbaiki kondisi kesehatan sosial seseorang. Sebab, kalau ibadah ini diamalkan dengan penuh keimanan dan setulus hati, otomatis akan menggugah altruisme atau rasa cinta kasih tanpa pamrih terhadap sesama manusia.

Pengendali stres
Kehidupan dalam arus modernisasi - di perkotaan atau kota-kota besar terutama - sering diliputi stres yang tak terkontrol, lebih-lebih dengan seringnya terjadi kemacetan lalu lintas dan kejahatan yang terjadi seperti akhir-akhir ini. Tetapi, jahatkah stres itu?

Pada dasarnya stres bisa berpengaruh negatif maupun positif, tergantung orangnya. Seperti kita ketahui, persoalannya tergantung apakah kita bisa mengendalikannya atau tidak. Orang-orang yang tak mampu mengendalikan stres itu merasa tertekan dan tak tenang. Kondisi psikis yang serba tak enak itu, menurut riset kedokteran, telah memicu timbulnya berbagai penyakit berat, yaitu penyakit kardiovaskuler (pembuluh darah dan jantung), hipertensi, ginjal, tumor/kanker, diabetes, maag, depresi, dan insomnia. Tak heran bila pihak WHO menyebutkan, stres lepas kendali ini merupakan pembunuh terbesar di dunia. Statistik perihal itu menunjukkan "penyakit gaya hidup modern" yang 30 tahun silam tak dikenal di negara-negara berkembang kini malah jadi penyebab kematian 40 - 50%.

Dalam bukunya The Turning Point: Science Society and the Raising Culture Capra menyatakan, stres lepas kendali merupakan salah satu ekses modernisasi yang diakibatkan oleh terpisahnya sains dan teknologi dari pengaruh spiritual keagamaan. Padahal, jenius kaliber dunia Albert Einstein pernah berkata, "Ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta dan agama tanpa ilmu pengetahuan akan lumpuh."

Sebenarnya, kalau saja stres itu kita kendalikan dengan berpuasa secara reguler misalnya, minimal bisa membangkitkan energi mental agar orang bersemangat, percaya diri, dan optimistis, sehingga bersikap pantang mundur serta selalu terpacu untuk mencapai prestasi atau kesuksesan yang diridhai Tuhan. Dengan kata lain, stres yang terkendali justru merupakan daya pendorong, tenaga konstrukstif di balik kreativitas, yaitu untuk mengungkit prestasi dalam bidang apa saja.

Perubahan jadwal makan-minum selama berpuasa pun tak luput dari stres, sebab orang harus menahan lapar dan dahaga seharian. Untungnya, hal itu, menurut hasil riset, hanya memiliki nilai stres 15. Ini ternyata jauh di bawah nilai stres 29 akibat perubahan tanggung jawab dalam pekerjaan, dan nilai stres 53 akibat sakit atau kecelakaan. Yang lebih menggembirakan lagi, sesudah orang berpuasa memasuki minggu kedua, umumnya stresnya kian terkendali, lantaran fisik maupun mentalnya sudah bisa beradaptasi secara mantap. Jadi, dengan berpuasa pun kita bisa mengendalikan stres.

Sebagai psiko-fisio terapiKarena berpuasa secara teratur mampu mengendalikan stres, maka tak heran jika terapi puasa ini berkembang peminatnya dan cukup populer di Eropa dan Amerika Serikat, karena berbagai penyakit berat akibat pengaruh stres berkepanjangan bisa dicekal atau dipercepat proses penyembuhannya di samping upaya medis.

Di klinik dekat Pyrmont, Jerman, dr. Otto Buchinger dan kawan-kawan telah banyak menyembuhkan pasien dengan terapi puasa. Penyembuhan meliputi penyakit fisik dan kejiwaan, sehingga bisa dikatakan sebagai psiko-fisio terapi. Setelah para pasien dirawat secara medis selama sekitar 2 - 4 minggu dan berdisiplin puasa, ternyata mereka lebih cepat sehat dan segar kembali baik fisik maupun mentalnya. Juga lebih bergairah hidup. Berbagai penyakit, antara lain penyakit kardiovaskuler, ginjal, kanker, hipertensi, depresi, diabetes, maag dan insomania, juga dapat disembuhkan.

Dr. Yuli Nekolar dari Moscow Institute of Psychiatry pun melaporkan hasil risetnya bahwa upaya penyembuhan secara medis yang disertai dengan terapi puasa hasilnya lebih baik dan lebih cepat. Hal ini juga telah dibuktikan kehandalannya oleh para pasien yang menjalani terapi puasa itu di sejumlah klinik Health Spa di Amerika. Meski cara berpuasa di klinik itu tak persis sama dengan praktek puasa Ramadhan, tapi dasar fisiologi dan biokimia yang terjadi dalam tubuh pada prinsipnya sama.

Manusia modern hingga kini masih kewalahan menghadapi ulah aneka macam penyakit. Entah itu penyakit fisik maupun mental, di samping penyakit sosial yaitu dalam hal pencegahan, penyembuhan, dan terutama dalam upaya mengatasi perkembangan penyakit. Sebab terbukti bahwa obat-obatan hasil rekayasa otak manusia, dari yang tradisional sampai yang dijamin secara medis, bisa manjur namun bisa juga tidak mempan, padahal sering harus ditebus dengan biaya relatif mahal. Belum lagi kita dihadang untuk menanggulangi keganasan penyakit AIDS yang belum ada obatnya.

Namun, segala penyakit "canggih" itu tentu tak akan mampu mendekat apabila kita melaksanakan komitmen iman-takwa-moral yang menjadi esensi ibadah puasa. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan. (Soekirno, Ketua Forum Kajian Islam dan Aplikasi Sosial-Kemasyarakatan dan pustakawan pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI, Jakarta)
Thansk to INTISARI
Puasa Tanpa Bau Mulut, Mungkinkah?
Marhaban ya Ramadhan. Tak lama lagi, umat Islam di seluruh dunia kembali berjumpa dengan bulan suci yang dinanti-nantikan ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita kembali bisa merasakan nikmatnya berbuka puasa dan bersantap sahur.

Puasa di bulan Ramadhan, bagi umat Islam, memang memberikan nikmat dan manfaat rohani yang tak terkira. Namun, sejumlah penelitian juga membuktikan, puasa banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan jasmani. Berpuasa akan memberi kesempatan pada organ pencernaan kita untuk beristirahat sehingga organ itu bisa dibersihkan dan membentuk zat-zat baru yang dibutuhkan. Tak cuma itu. Proses pembersihan dan pelepasan racun dari usus, ginjal, kandung kemih, paru-paru, serta kulit, juga lebih meningkat saat puasa. Jadi, jangan heran, jika setelah berpuasa selama sebulan, Anda merasa lebih fit dan bugar.

Namun, buat yang tetap aktif bekerja dan berhubungan dengan banyak orang selama bulan Ramadhan, ada satu hal yang kerap dicemaskan. Apalagi kalau bukan masalah bau mulut (halitosis). ''Bau mulut ketika puasa terjadi karena kekeringan pada mulut akibat kurangnya cairan (saliva atau air ludah). Karena saliva berkurang, bakteri dalam mulut pun jadi lebih banyak sehingga muncullah bau mulut,'' kata dokter Sonia Wibisono ketika berbicara dalam sebuah talkshow bertema Mulut Sehat dan Segar Saat Berpuasa di Hotel Gran Mahakam, Jakarta, belum lama ini.

Pada kesempatan itu, dokter cantik alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) 2001 ini juga menjelaskan lebih jauh mengenai bau mulut. Menurutnya, selain kekurangan cairan karena berpuasa, secara umum bau mulut juga bisa timbul karena berbagai sebab, yaitu:

* Makanan.
Ada beberapa jenis bahan makanan yang berpotensi mengeluarkan aroma kurang sedap dari mulut Anda. Sebut saja misalnya: bawang merah, bawang putih, petai, jengkol, durian, ikan, daging, juga berbagai produk susu.
* Gigi berlubang, infeksi gusi, karang gigi.Ketiga hal ini disebabkan oleh bakteri yang bersarang di sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi, gusi, dan lidah. Gigi berlubang yang tak terawat dengan baik akan membentuk abses (pengumpulan nanah). ''Bakteri yang hidup di dalamnya, akan memetabolisasikan jaringan-jaringan mati sehingga menimbulkan bau mulut.''
* Penyakit saluran pernapasan seperti radang tonsil dan sinus.
* Diet. Ketika seseorang melakukan diet yang membuatnya jarang mengunyah makanan, maka ancaman bau mulut pun timbul. ''Saat kita makan, saliva banyak terbentuk, dan ini akan membantu membersihkan bagian belakang mulut yang biasanya banyak mengandung bakteri,'' terang dokter yang membintangi sejumlah iklan ini.

* Merokok.
Kebiasaan merokok membuat tar dan nikotin bertumpuk, saliva pun berkurang. Nah, ini meningkatkan risiko penyakit gusi dan sinus, yang ujung-ujungnya bisa menimbulkan bau mulut.
* Lidah kotor.
Lidah yang kotor karena jarang dibersihkan berpotensi menimbulkan plak, tentunya dengan tumpukan bakteri di sana. Ini bisa menimbulkan bau mulut.* Selain itu ada sejumlah gangguan kesehatan dan penyakit yang bisa menimbulkan bau mulut, yaitu: penyakit maag, gangguan hati, gangguan ginjal, penyakit diabetes yang tidak terkontrol, penyakit paru, dan sulit buang air besar.

Kiat mengatasi bau mulutUntuk mengatasi bau mulut saat puasa, Sonia menyarankan untuk selalu menggosok gigi setelah sahur, berbuka puasa, dan mau tidur. Gosoklah gigi Anda secara benar, sehingga semua bagian gigi dan rongga mulut benar-benar bersih.

Untuk membersihkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela gigi, Anda bisa gunakan dental floss. ''Pilih yang netral tanpa pengharum. Cek baunya. Bersihkan lagi kalau masih berbau,'' saran Sonia.

Tak cuma sisa-sisa makanan yang ada di sela gigi. Bagian atap mulut juga harus disikat dengan baik. Begitu juga lidah, mesti dibersihkan agar tidak menimbulkan aroma busuk. Setelah benar-benar bersih, sempurnakan 'acara' membersihkan gigi dan mulut dengan cairan kumur antiseptik yang tepat. ''Pilih cairan kumur yang baik. Karena ada cairan kumur yang cuma bikin mulut terasa segar tanpa bisa mengurangi bakteri yang ada di dalam mulut.''

Cukupkah hanya menggosok gigi dan berkumur dengan obat kumur? Ternyata belum. Ada beberapa hal lain yang perlu Anda lakukan untuk mendukung kesehatan gigi dan mulut Anda selama berpuasa, yaitu: banyak minum setelah berbuka dan pada saat sahur. Jangan lupa pula, perbanyak konsumsi sayur dan buah. Anda yang biasa merokok, sebisa mungkin hentikan kebiasaan buruk ini. Konsumsi minuman berkafein sebaiknya juga dikurangi, atau bahkan dihindari. ''Kafein bersifat diuretik (merangsang pengeluaran urine), sehingga bisa membuat mulut menjadi kering,'' tutur Sonia. Yang tak kalah pentingnya adalah melakukan aktivitas ringan secara teratur selama dalam bulan Ramadhan, dan menghindari stres.

Saran serupa juga disampaikan oleh dokter Marojahan Hutagalung, manajer produk PT Mahakam Beta Farma, perusahaan farmasi yang memproduksi berbagai produk antiseptik di Indonesia, salah satunya obat kumur Betadine. Menurut Marojahan, yang akrab disapa Jack, berkumur menggunakan cairan antiseptik Betadine setelah makan sahur dan berbuka puasa, besar manfaatnya untuk mengatasi bau mulut selama berpuasa. Obat kumur ini mengandung antiseptik yaitu povidone iodine 1%. Riset yang dilakukan Napp Laboratories, Cambridge menunjukkan, povidone iodine merupakan zat antiseptik kuat yang ampuh membunuh berbagai kuman (bakteri, jamur, parasit) penyebab gangguan kesehatan dan kesegaran pada mulut. Selain efektif membunuh kuman, zat antiseptik yang yang telah digunakan sejak tahun 1960 ini juga aman karena jarang menimbulkan efek samping.

Tak hanya bau mulut, kata Jack, obat kumur ini juga efektif mengatasi plak gigi, infeksi atau radang tenggorokan, sariawan, gusi berdarah, dan sakit gigi. ''Pada saat sakit tenggorokan, berkumurlah dengan cara mendongakkan kepala sehingga cairan mencapai ke tenggorokan selama setengah sampai 1 menit untuk memperoleh hasil yang optimal,'' saran Jack.
Thanks to republika.co.id

Thursday, August 10, 2006

Tuhan Sembilan Senti
Oleh Taufiq Ismail


Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok,

Di sawah petani merokok,
di pabrik pekerja merokok,
di kantor pegawai merokok,
di kabinet menteri merokok,
di reses parlemen anggota DPR merokok,
di Mahkamah Agung yang bergaun toga merokok, hansip-bintara-perwira nongkrong merokok,
di perkebunan pemetik buah kopi merokok,
di perahu nelayan penjaring ikan merokok,
di pabrik petasan pemilik modalnya merokok,
di pekuburan sebelum masuk kubur orang merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Di balik pagar SMU murid-murid mencuri-curi merokok,
di ruang kepala sekolah...ada guru merokok,
di kampus mahasiswa merokok,
di ruang kuliah dosen merokok,
di rapat POMG orang tua murid merokok,
di perpustakaan kecamatan ada siswa bertanya apakah ada buku tuntunan cara merokok,

Di angkot Kijang penumpang merokok,
di bis kota sumpek yang berdiri yang duduk orang bertanding merokok,
di loket penjualan karcis orang merokok,
di kereta api penuh sesak orang festival merokok,
di kapal penyeberangan antar pulau penumpang merokok,
di andong Yogya kusirnya merokok, sampai kabarnya kuda andong minta diajari pula merokok,

Negeri kita ini sungguh nirwana kayangan para dewa-dewa bagi perokok,
tapi tempat cobaan sangat berat bagi orang yang tak merokok,
Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di pasar orang merokok,
di warung Tegal pengunjung merokok,
di restoran, di toko buku orang merokok,
di kafe di diskotik para pengunjung merokok,

Bercakap-cakap kita jarak setengah meter tak tertahankan abab rokok,
bayangkan isteri-isteri yang bertahun-tahun menderita di kamar tidur
ketika melayani para suami yang bau mulut dan hidungnya mirip asbak rokok,

Duduk kita di tepi tempat tidur ketika dua orang bergumul saling menularkan HIV-AIDS sesamanya, tapi kita tidak ketularan penyakitnya.
Duduk kita disebelah orang yang dengan cueknya mengepulkan asap rokok di kantor atau di stopan bus, kita ketularan penyakitnya.
Nikotin lebih jahat penularannya ketimbang HIV-AIDS,

Indonesia adalah sorga kultur pengembangbiakan nikotin paling subur di dunia,
dan kita yang tak langsung menghirup sekali pun asap tembakau itu, bias ketularan kena,

Di puskesmas pedesaan orang kampung merokok,
di apotik yang antri obat merokok,
di panti pijat tamu-tamu disilahkan merokok,
di ruang tunggu dokter pasien merokok, dan ada juga dokter-dokter merokok,

Istirahat main tenis orang merokok,
di pinggir lapangan voli orang merokok,
menyandang raket badminton orang merokok,
pemain bola PSSI sembunyi-sembunyi merokok,
panitia pertandingan balap mobil, pertandingan bulutangkis, turnamen sepakbola mengemis-ngemis mencium kaki sponsor perusahaan rokok,

Di kamar kecil 12 meter kubik, sambil 'ek-'ek orang goblok merokok,
di dalam lift gedung 15 tingkat dengan tak acuh orang goblok merokok,
di ruang sidang ber-AC penuh, dengan cueknya, pakai dasi, orang-orang goblok merokok,

Indonesia adalah semacam firdaus-jannatu-na'im sangat ramah bagi orang perokok,
tapi tempat siksa kubur hidup-hidup bagi orang yang tak merokok,

Rokok telah menjadi dewa, berhala, tuhan baru, diam-diam menguasai kita,

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh, duduk sejumlah ulama terhormat merujuk kitab kuning
dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak, tapi ahli hisap rokok.

Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka terselip berhala- berhala kecil,
sembilan senti panjangnya, putih warnanya,
kemana-mana dibawa dengan setia,

satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

Mengintip kita dari balik jendela ruang sidang,
tampak kebanyakan mereka memegang rokok dengan tangan kanan,
cuma sedikit yang memegang dengan tangan kiri.
Inikah gerangan pertanda yang terbanyak kelompok ashabul yamiin dan yang
sedikit golongan ashabus syimaal?

Asap rokok mereka mengepul-ngepul di ruangan AC penuh itu.
Mamnu'ut tadkhiin, ya ustadz. Laa tasyrabud dukhaan, ya ustadz.
Kyai, ini ruangan ber-AC penuh.
Haadzihi al ghurfati malii'atun bi mukayyafi al hawwa'i.
Kalau tak tahan, di luar itu sajalah merokok.
Laa taqtuluu anfusakum. Min fadhlik, ya ustadz.
25 penyakit ada dalam khamr. Khamr diharamkan.
15 penyakit ada dalam daging khinzir (babi). Daging khinzir diharamkan.
4000 zat kimia beracun ada pada sebatang rokok. Patutnya rokok diapakan?

Tak perlu dijawab sekarang, ya ustadz. Wa yuharrimu 'alayhimul khabaaith.
Mohon ini direnungkan tenang-tenang, karena pada zaman Rasulullah dahulu,
sudah ada alkohol, sudah ada babi, tapi belum ada rokok.

Jadi ini PR untuk para ulama.
Tapi jangan karena ustadz ketagihan rokok,
lantas hukumnya jadi dimakruh-makruhkan, jangan,

Para ulama ahli hisap itu terkejut mendengar perbandingan ini.
Banyak yang diam-diam membunuh tuhan-tuhan kecil yang kepalanya berapi itu,
yaitu ujung rokok mereka.
Kini mereka berfikir. Biarkan mereka berfikir.
Asap rokok di ruangan ber-AC itu makin pengap, dan ada yang mulai terbatuk-batuk,

Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini,
sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok.
Korban penyakit rokok lebih dahsyat ketimbang korban kecelakaan lalu lintas,

lebih gawat ketimbang bencana banjir, gempa bumi dan longsor,
cuma setingkat di bawah korban narkoba,

Pada saat sajak ini dibacakan, berhala-berhala kecil itu sangat
berkuasa di negara kita, jutaan jumlahnya,
bersembunyi di dalam kantong baju dan celana,
dibungkus dalam kertas berwarni dan berwarna,
diiklankan dengan indah dan cerdasnya,

Tidak perlu wudhu atau tayammum menyucikan diri,
tidak perlu ruku' dan sujud untuk taqarrub pada tuhan-tuhan ini,
karena orang akan khusyuk dan fana dalam nikmat lewat upacara menyalakan
api dan sesajen asap tuhan-tuhan ini,

Rabbana, beri kami kekuatan menghadapi berhala-berhala ini.

Monday, July 31, 2006

KOMPONEN ROKOK

Sumber: http://rokok.komunikasi.org/index.php
PLESETAN IKLAN ROKOK











Sumber: http://rokok.komunikasi.org/kilas/index.php

Bahaya Rokok

Racun pada Rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen, dan setidaknya 200 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida.

  • Tar adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru.
  • Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu kanker paru-paru yang mematikan.
  • Karbon monoksida adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen.


Efek Racun

Efek racun pada rokok ini membuat pengisap asap rokok mengalami resiko (dibanding yang tidak mengisap asap rokok):

  • 14x menderita kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan
  • 4x menderita kanker esophagus
  • 2x kanker kandung kemih
  • 2x serangan jantung

Rokok juga meningkatkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan gagal jantung, serta tekanan darah tinggi.


Batas Aman

Menggunakan rokok dengan kadar nikotin rendah tidak akan membantu, karena untuk mengikuti kebutuhan akan zat adiktif itu, perokok cenderung menyedot asap rokok secara lebih keras, lebih dalam, dan lebih lama.

TIDAK ADA BATAS AMAN BAGI ORANG YANG TERPAPAR ASAP ROKOK

Sumber: http://rokok.komunikasi.org/artikel/index.php

Kanker Paru-Paru

Tentang Kanker

Anak-anak yang lahir tahun 1985, diperkirakan sepertiganya akan pernah menderita kanker, dan kira-kira seperempatnya akan meninggal karena kanker. Kita semua memiliki keluarga atau teman yang mengidap kanker. Tabel berikut memaparkan jumlah pengidap kanker di US tahun 1993.


Jumlah
Penderita
Jumlah
Kematian
Persen Kematian
dari Seluruh
Kanker
Paru-Paru170 000149 00028%
Usus Besar152 00057 00011%
Payudara183 00046 3009%
Leukemia93 00050 0009%
Prostat165 00035 0007%

Kanker pembunuh terbesar, yaitu kanker paru-paru, membunuh hampir 90% penderitanya, atau hampir 30% dari seluruh kematian akibat kanker. Namun sesungguhnya justru kanker paru-parulah yang paling mudah dicegah. Surver dalam beberapa dekade menunjukkan bahwa satu-satunya penyebab mayoritas kanker paru-paru adalah asap rokok.

Karsinogen

Zat-zat karsinogen (pemicu kanker) yang terkandung pada rokok adalah:

  • vinyl chloride
  • benzo (a) pyrenes
  • nitroso-nor-nicotine
Satu-satunya zat yang lebih berbahaya daripada asap rokok dalam memicu kanker paru-paru adalah zat-zat radioaktif. Itu pun jika dimakan atau dihidap dalam kadar yang cukup.

Efek Kanker Paru-Paru

Gambar di bawah menunjukkan paru-paru yang dirusak oleh kanker. Gambar di kanan (diperbesar) menunjukkan alveoli yang terkena kanker.






Kematian umumnya bukan terjadi karena kesulitan bernafas yang diakibatkan oleh membesarnya kanker, tetapi karena posisi paru-paru dalam sistem peredaran darah menjadikan kanker mudah menyebar ke seluruh tubuh. Penyebaran metastase ke arah otak dan bagian kritis lainnya lah yang mengakibatkan kematian itu. 90% penderita meninggal dalam 3 tahun setelah diagnosis.







Korelasi Dengan Rokok


Industri rokok menganggap bahwa kaitan antara jumlah penderita kanker paru-paru dengan tingginya konsumsi rokok hanay merupakan kebetulan. Namun grafik-grafik di bawah, dari berbagai penelitian menunjukkan korelasi yang sangat positif dan sangat konsisten bahwa satu-satunya penyebab kanker paru-paru secara umum adalah konsumsi rokok.






Sumber: http://rokok.komunikasi.org/kanker/index.php

HUMOR ROKOK

Karakteristik Perokok

  • Perokok awet muda, karena sebelum tua sudah pada mati.
  • Perokok rumahnya aman, karena tiap malam batuk melulu.
  • Perokok paling dermawan, karena rajin nyumbang ke dokter dan rumah sakit untuk pengobatan paru-paru, jantung, ginjal, dan lain-lain.
  • Perokok mengurangi persaingan kerja, karena wanita perokok anaknya pada idiot.
  • Perokok tempat mengumpulkan amal bagi orang, karena menyiksa orang dengan asapnya di bis, mikrolet, atau tempat umum lainnya.
  • Perokok mempunyai musik seumur hidupnya (suara nafasnya ngik-ngiiik).
  • Perokok hidup bebas, nggak pernah baca doa sebelum ngerokok.
  • Perokok membuat suasana bioskop lebih rame. Yang tadinya full-ac, jadi full-asep.

Rokok Di Surga

Konon ada seorang kyai yang hobby ngerokok. Tapi karena kasih sayang menghapuskan banyak dosa, maka sang kyai diampuni dosa-dosanya, dan dimasukkan ke surga.

Cuman di surga, pak kyai masih resah. Jadi dia manggil oom malaikat: "Oom Malaikat, kalau di surga saya boleh minta apa aja, saya minta rokok donk."

Malaikat langsung menyediakan rokok berbagai cita rasa. Sang kyai dengan suka cita membuka kemasannya, meraba-raba, menciuminya, mengambil rokok sebatang, lalu ...

"Om Malaikat, apinya gimana?"

Dan kata malaikat, "Apinya ada di neraka."

Pak Kyai langsung beristighfar.


KUCING BANDEL


Jalan Sumatera

Alkisah, seorang Ustadz di Bandung sedang menceramahi anak yatim piatu di bulan Ramadlan. Suatu saat, sang Ustadz membahas soal rokok juga.

"Kalian jangan mulai ikut-ikutan merokok. Itu perbuatan sia-sia. Buang-buang uang, dan hanya merusak kesehatan. Untuk apa merokok ? Biar dibilang jantan ?"

"Sini, biar Ustadz kasih tahu. Coba lihat itu banci-banci di Jalan Sumatera. Semuanya merokok. Mana ada merokok itu jantan. Itu kelakuan para banci!"

Ah, bisa aja.


Calvin Learnt Smoking
Cara Berhenti Merokok


Analisis Kebiasaan

Lakukan analisis atas kebiasaan-kebiasaan merokok yang telah dilakukan selama ini. Misalnya:

  • Kapan waktu tersering Anda untuk merokok
  • Kapan Anda secara otomatis ingin merokok
Hasil analisis ini akan membantu dalam mengerem keinginan merokok.


Susun Daftar Alasan

Lakukan segala hal yang membuat Anda tidak kembali merokok. Selalu ingat alasan-alasan yang mendasari Anda untuk tidak merokok. Jika perlu susun daftar alasan itu.

  • Menghindari kanker, gagal jantung, gangguan pencernaan
  • Kehidupan sosial yang lebih baik
  • Ingat kesehatan dan kepentingan anak / keluarga
  • Makan lebih enak


Langsung Berhenti

Pilihlah sebuah hari di mana Anda akan berhenti. Dan pada hari itu, langsung berhenti total tanpa melakukan tahapan-tahapan. Umumkan rencana Anda kepada orang-orang dekat Anda agar mereka bisa membantu.

Waspada Pada Hari-Hari Awal

Hari-hari awal akan terasa sangat berat. Cobalah mengalihkan perhatian dengan mengkonsumsi permen atau permen karet tanpa gula. Sementara waktu, kurangilah kegiatan yang berkaitan dengan rokok, seperti pergi ke bar.

Nikmati Hidup

Uang yang seharusnya dipakai untuk membeli rokok dapat dipakai untuk membeli hadiah bagi diri sendiri, seperti membeli buku, membeli kaset, nonton bioskop, dan hal-hal menyenangkan lainnya.

Konsumsi Rendah Kalori

Selama minggu-minggu pertama (sampai kira-kira empat minggu), makanlah makanan yang mengandung kalori rendah. Juga minumlah banyak air.

Sumber: http://rokok.komunikasi.org/artikel/quitting.php

Pria Desa Berpendidikan Rendah, Perokok Terbanyak

Sarjani Jamal (Peneliti di Badan Pengembangan Kesehatan Jakarta)
Selasa, 14 Mar 2006 13:31:38


Pdpersi, - Ada Apa Dengan Rokok?
Seseorang dikatakan perokok jika selama ini telah menghisap minimal 100 batang rokok. Rokok merupakan dilemma karena di satu sisi menimbulkan kerugian pada kesehatan sedangkan di sisi lain menjadi pemasok cukai yang cukup besar bagi negara.

Secara global, konsumsi rokok membunuh satu orang setiap 10 detik. WHO memperkirakan pada 2020 penyakit berkaitan dengan rokok akan menjadi masalah kesehatan utama di banyak negara. kebiasaan merokok dianggap menjadi entry point pada penyalahgunaan narkotik dan bahan berbahaya lainnya (narkoba).

Fenomena lain yang juga harus diperhatikan adalah para perokok pasif, yaitu orang yang tidak merokok tapi tercemar oleh asap rokok. Pencemaran tersebut dapat terjadi dalam rumah, ruangan kantor, kendaraan, dan tempat umum lainnya. Survei membuktikan !ebih dan 90% perokok aktif mengaku merokok dalam rumah ketika bersama anggota keluarga, sehingga sekitar 70% penduduk Indonesia berumur 0-14 tahun telah terpapar asap rokok sejak lahir (perokok pasif). Informasi mi menunjukkan betapa besarnya prevalensi perokok pasif dengan akibat yang lebih parah lagi.

Asap rokok terdiri dan 4.000 bahan kimia dan 200 di antaranya bersifat racun. Antara lain karbon monoksida (GO) dan polycyclic aromatic hydrocarbon yang mengandung zat-zat pemicu terjadinya kanker (seperti tar, benzopyrenes, vinyl chlorida, dan nitroso-nor-nicotine). Di samping itu, nikotin dapat menimbulkan ketagihan, baik pada perokok aktif maupun perokok pasif. Para perokok aktif dan pasif berisiko terkena batuk dengan sesak nafas 6,5 kali dibanding bukan perokok. Industni rokok selalu berusaha menyangkal bukti-bukti epidemiologis tentang dampak merokok mi pada kesehatan manusia.

Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi beracun. Zat mi hanya ada dalam tembakau, sangat adiktif, dan mempengaruhi otak/susunan saraf. Dalam jangka panjang, nikotin akan menekan kemampuan otak untuk mengalami kenikmatan, sehingga perokok akan selalu membutuhkan kadar nikotin yang semakin tinggi untuk mencapai tingkat kepuasan dan ketagihannya. Sifat nikotin yang adiktif ini dibuktikan dengan adanya jurang antara jumlah perokok yang ingin berhenti menokok dan jumlah yang berhasil berhenti. Survei pada anak-anak sekolah usia 13— 15 tahun di Jakarta menunjukkan bahwa lebih dan 20% adalah perokok tetap dan 80% di antaranya ingin berhenti merokok tetapi tidak berhasil.

Di pihak lain, pajak pengusaha rokok dan cukai tembakau menyumbang pemasukan negara cukup besar. Pengusaha rokok merupakan salah satu di antara pembayar pajak terbesar di Indonesia pada 2002. Gukai temhakau merupakan 90% lebih dan total penerimaan cukai pada 2000. Industri pengolahan tembakau telah menyerap lebih dan 250 ribu karyawan dan merupakan 5,6% dan seluruh tenaga kerja jenis pengolahan pada tahun 2000. Berdasarkan fenomena di atas, mungkinkah pabrik rokok ditutup?

Orang Desa Paling Banyak Jadi Perokok
Sekitar 60% penduduk Indonesia berada di pedesaan dan sisanya di perkotaan. Survei sosial dan ekonomi nasional (Susenas) 1995 dan 2001 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang merokok di pedesaan lebih tinggi dibandingkan di perkotaan. Propinsi dengan persentase penduduk pedesaan yang merokok paling tinggi berturut-turut adalah Lampung (32%), Jawa Barat (31%), Kalimantan Barat (31%), dan Bengkulu (30%).

Propinsi dengan persentase penduduk perkotaan yang merokok paling tinggi adalah Jawa Barat, NTB, dan Lampung. Lampung dan Jawa Barat juga menjadi propinsi dengan persentase penduduk yang merokok paling tinggi secara nasional, sedangkan paling nendah adalah Bali. Dalam kaitan dengan penyuluhan antinokok, kedua propinsi itu perlu mendapat perhatian.

Pria Berpendidikan Rendah Lebih Banyak Jadi Perokok
Tingkat pendidikan penduduk Indonesia sangat beragam. Ada yang tidak sekolah/tidak tamat Sekolah Dasar (SD), ada yang tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA, dan ada pula yang berijazah Akademi/Universitas. Perilaku merokok akan herkaitan dengan pengetahuan dan sikap seseorang terhadap rokok, dan pendidikan menjadi latar belakangnya.

Survei secara nasional tersebut juga menunjukkan bahwa pria yang tidak sekolah/tidak tamat SD merupakan perokok terbanyak. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin sedikit yang jadi perokok. Sedangkan wanita hanya sedikit yang jadi perokok.

Pria Muda Lebih Banyak Menjadi Perokok
Survei yang sama juga menemukan bahwa laki-laki remaja lebih banyak menjadi perokok dan hampir dua pertiga dan kelompok umur produktif adalah perokok. Selama 5 tahun, telah terjadi peningkatan kebiasaan merokok pada semua kelompok umur pria, sedangkan pada wanita terjadi penurunan.

Pada pria, prevalensi perokok tertinggi adalah kelompok umur 25 —29 tahun. Hal ini terjadi karena jumlah perokok pemula jauh lebih banyak dari perokok yang berhasil berhenti merokok dalam satu rentang populasi penduduk. Sebagian besar perokok mulai merokok pada umur kurang dari 20 tahun dan separuh dari laki-laki umur 40 tahun ke atas telah merokok selama 30 tahun atau lebih. Lebih dan separuh penokok mengkonsumsi minimal 10 batang rokok per hari.

Hasil penelitian menunjukkan hampir 70% penokok Indonesia mulai merokok sebelum mereka berumur 19 tahun. Banyaknya perokok pemula di kalangan anak-anak dan remaja mungkin karena mereka belum mampu menimbang bahaya merokok bagi kesehatan dan dampak adiktif yang ditimbulkan nikotin. Perokok mungkin beranggapan bahwa mereka sendirilah yang menanggung semua bahaya dan risiko akibat kebiasaannya, tanpa menyadari bahwa sebenarnya mereka juga memberikan beban fisik dan ekonomi pada onang lain di sekitarnya sebagai perokok pasif.

Mesin Merokok
Di Indonesia, untuk mengetahui kadar nikotin dan tar serta karbon monoksid (CO) yang terdapat dalam rokok, digunakan mesin merokok (smoking machine) yang telah mendapatkan sertifikat ISO seperti yang ada di Badan POM. Cara ini juga digunakan di Amerika Serikat. Walaupun demikian, beberapa produsen rokok yang merasa dirugikan menggugat metode tersebut sebagai cara yang tidak sesuai dengan kenyataan penggunaan rokok sehari-hari. Adakah cara lain yang lebih sahih? Barangkali melalui penggunaan manusia sebagai volunteer mungkin dapat menjawab pertanyaan tersebut. Masalahnya adalah siapa yang bersedia dan bagaimana imbalannya?

Pembuatan rokok rendah nikotin dengan label Mild atau Light atau Ultra light tidak menyelesaikan masalah penurunan intake nikotin, tar, dan CO pada perokok. Rokok jenis ini menyebabkan para pencandu memerlukan lebih banyak batang rokok untuk mencapai tingkat nikotin yang dapat memuaskan rasa ketagihan mereka.

Rokok kretek mengandung 60-70% tembakau, sisanya 30—40% cengkeh dan ramuan lain. Cengkeh mengandung eugenol yang dianggap berpotensi menjadi penyebab kanker pada manusia dan terkait dengan zat kimia safrol yang menjadi salah satu penyebab kanker hati ringan. Penelitian pada 2003 yang disponsori oleh pabrik kretek Sampurna menemukan bahwa dari 23 rokok jenis kretek yang diteliti, 14 jenis di antaranya mengandung kadar nikotin di atas 2 mg /batang, 18 jenis mengandung tar di atas 40 mg/batang, dan 12 jenis mengandung eugenol di atas 8 mg/batang. Ini menunjukkan bahwa pada umumnya rokok kretek mengandung cukup tinggi ketiga zat yang membahayakan kesehatan tersebut.

Di samping itu, dalam rokok kretek terkandung berbagai zat tambahan yang berbeda sebagai bumbu yang dapat membuat rasa khas pada setiap jenis rokok. Beberapa di antaranya adalah bahan menyan, kelembab, dan ammonia yang dapat meningkatkan penyerapan alkaloid nikotin dalam bentuk base-nya. Juga terdapat aldehid, menthol, dan cocoa untuk memperbaiki rasa. Mungkin sebagian zat tersebut aman bila dimakan, tapi bila dihisap efeknya pada paru-paru bisa sangat merugikan perokok itu sendiri maupun perokok pasif.

Sponsor Olah Raga oleh Perusahaan Rokok
Iklan dinilai meningkatkan konsumsi tembakau, dengan menciptakan situasi pemakaian tembakau dianggap baik dan biasa. Pemberian sponsor serta promosi melalui berbagai kegiatan tampaknya menjadi kunci dalam strategi industri tembakau untuk merangkul para remaja. Semua perusahaan besar rokok di Indonesia menjadi sponsor pada berbagai kegiatan olah raga, acara remaja, film, dan konser musik. Hal ini berakibat terbentuknya image pada anak-anak yang mengasosiasikan merokok dengan keberhasilan/prestasi dan kebahagian. Para penyuluh kesehatan harus bekerja keras untuk melawannya.

Deklarasi Geongju (Korea) yang dikuatkan oleh 410 orang partisipan dan 39 negara peserta APACT September 2004 menghimbau agar pemerintah, pengusaha, dan individu di Asia mengakhiri semua bentuk iklan, sponsorship, promosi, dan kegiatan pemasaran rokok, termasuk sebagai sponsor pada ASEAN ART award dan Racing Formula I.

Kenapa Pria Sulit Berhenti Merokok?
Pada setiap bungkus dan iklan rokok telah dicantumkan peringatan kesehatan tentang bahaya merokok. Setiap perokok tentu tahu tentang hal itu. Walaupun demikian, tampaknya peringatan hanya berpengaruh pada perokok wanita, sedangkan pada pria tidak. Ini mungkin terjadi karena wanita lebih peduli dibandingkan pria terhadap akibat merokok pada dirinya (membahayakan kehamilan, kerusakan pada janin, dan risiko kanker serta penyakit jantung). Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah kenapa pria sulit atau tidak berhenti dan kebiasaan merokok? Hal ini terjadi karena sifat nikotin yang sangat adiktif. Di samping itu, lingkungan yang tidak mendukung untuk berhenti merokok lebih banyak terdapat pada pria dibanding wanita. Lingkungan yang tidak mendukung seseorang ingin berhenti merokok di antaranya pada saat main kartu /catur, sedang menunggu, stres, minum kopi, habis makan, dan jumpa teman lama yang perokok.

Sifat adiktif tembakau menyebabkan orang tergantung pada rokok dan jika dihentikan akan menimbulkan berbagai keluhan, seperti sulit mengkonsentrasikan pikiran dan kurang percaya din. Di samping itu, pria memiliki otoritas dalam menentukan pilihannya karena memiliki uang dan kesempatan untuk membeli rokok.

Pilihan Diserahkan kepada Konsumen
PP No. 19/2003 merupakan peraturan pemerintah pengganti PP No.81 /2000 tentang pengendalian tembakau. Peraturan pemerintah tersebut mencakup aspek yang berkaitan dengan ukuran dan jenis pesan peringatan kesehatan, pembatasan waktu bagi iklan rokok di media elektronik, pengujian kadar nikotin, dan tar. Perlu dicatat bahwa tidak ada pengaturan kadar maksimum nikotin dan tar dalam rokok pada PP 19/2003 ini. Dengan demikian, produsen bebas memproduksi rokok dengan kadar nikotin dan tar berapapun, asal kadar keduanya dicantumkan pada setiap bungkus rokok yang mereka produksi.

Tampaknya, jenis rokok mana yang akan diisap diserahkan pada konsumen.

Kalau dilihat dan segi perlindungan masyarakat terhadap biaya merokok, hal ini merupakan suatu kemunduran, karena seseorang yang sudah kecanduan cenderung menggunakan rokok dengan kadar nikotin yang lebih tinggi untuk memenuhi kepuasannya. Reaksi ini sangat membahayakan dan merugikan perokok itu sendiri. Tidak mungkin perokok yang sudah kecanduan akan memilih rokok dengan kadar nikotin rendah karena sifat adiksi dan nikotin yang cenderung meningkat untuk mencapai ambang kepuasan yang makin lama makin tinggi. Kalaupun yang digunakan rokok dengan rendah nikotin maka dia akan mengisap dalam jumlah batang yang lebih banyak.

Penutup

Salah satu alasan banyak orang sulit menerima bahaya penggunaan rokok terhadap kesehatan adalah tenggang waktu yang cukup lama (20-25 tahun) sejak mulai merokok sampai timbulnya kanker paru, gagal jantung, dan stroke. Disarankan agar pemerintah bersama masyarakat meningkatkan kegiatan untuk mengimbangi pengaruh kampanye perusahaan rokok, terutama yang ditujukan pada generasi muda sehingga pertambahan perokok pemula dapat ditekan. Di samping itu, penegakan hukum perlu dipertegas dengan merealisasikan sangsi kepada pelanggar peraturan tentang tembakau.

Medika Jurnal Kedokteran Indonesia No. 03 Tahun Ke XXXII, Maret 2006

Sumber: http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=957&tbl=artikel

Baik Tanpa Rokok


Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok, tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok...
(Tuhan 9 Centi, Taufiq Ismail)

Sebatang rokok memuat empat ribu senyawa kimia. Salah satunya amonia, bahan pembersih lantai. Ironisnya, 62 juta jiwa atau 31,4 persen penduduk negeri ini memilih membasahi bibirnya dengan 'cairan kain pel' itu saban harinya, sebab mereka adalah perokok.

Indonesia adalah surga perokok terbesar kelima di dunia setelah Rusia. Seperlima pelajar SD, SMP, dan SMA di Jakarta dan Medan bahkan sudah getol mengisap sang 'paku maut' ini. Delapan dari sepuluh pelajar di Jakarta terpaksa menjadi perokok pasif di tempat-tempat umum. Begitu pula di Medan, dan kemungkinan kota-kota besar lainnya.

''Pada saat sajak ini dibacakan malam hari ini, sejak tadi pagi sudah 120 orang di Indonesia mati karena penyakit rokok,'' begitu tulis Taufiq Ismail dalam sajak berjudul Tuhan 9 Centi. Taufiq, yang dokter hewan itu, tak keliru. Menurut dr Tjandra Yoga Aditama, spesialis paru-paru RS Persahabatan Jakarta, tanpa disadari, segudang zat kimia berbahaya dialirkan ke mulut, hidung, dan paru-paru ketika sebatang rokok diisap.

Sebut saja aseton (bahan pembuat cat), arsen (racun), butane (bahan bakar mobil), kadmium (aki mobil), karbonmonoksida (asap knalpot), DDT (insektisida), naftalen (kamper), DDT (insektisida), metanol (bensin roket), atau hidrogen sianida (gas beracun). Kandungan zat-zat maut ini lebih menggumpal pada asap rokok yang keluar dari pangkal rokok ( mainstream smoke) ketimbang dari ujung rokok (side stream smoke). Dari mana pun muasal asap, senyawa-senyawa ini tetap tak boleh tersentuh aliran darah. Tapi faktanya, 1,1 miliar manusia justru gemar merokok: 'menenggak' racun.

Tak heran, jumlah orang meninggal akibat sang lintingan tembakau ini segudang. Lima juta nyawa melayang setiap tahunnya terkait kebiasaan merokok. Dengan pola merokok seperti saat ini, kata dia, jumlahnya bakal menjadi 10 juta jiwa (dua kali lipat) pada 2020.
Pantas saja. Ada 25 macam penyakit yang mendekam di balik sebatang rokok, mulai dari jantung hingga kanker. Perokok berisiko tiga kali lipat terkena serangan jantung; sembilan kali lipat didera kanker tenggorokan; lima kali lipat diserang kanker mulut. Bayi dari ibu perokok terancam mengalami gangguan enzim pernapasan saat lahir. Masih banyak penyakit lainnya.

Singkat kata, rokok racun yang bebas diperjualbelikan itu adalah senjata pamungkas guna memangkas populasi umat manusia. ''Separuh dari perokok di dunia saat ini (650 juta orang) berpotensi meninggal akibat kebiasaannya itu,'' terang Yoga, Selasa (30/5), dalam diskusi di RS Persahabatan, menyambut Hari Tanpa Tembakau Dunia hari ini (31/5).

Sialnya, bukan perokok pun ketiban dampaknya. Sebanyak 20-30 persen penderita kanker paru di dunia adalah perokok pasif. Perokok aktif sendiri, menurut dr Cleimens Manyakori, direktur Pelayanan Medis dan Perawatan RS Persahabatan, tak mudah lepas dari kecanduan rokok.

Seperti narkoba, efek nikotin amat kuat pada sistem syaraf. Namun, terangnya, bukannya tak mungkin keluar dari jeratan sang 'paku maut'. Tak sedikit yang sukses. ''Apalagi kalau kita tahu dampak buruknya. Selain itu, kita juga harus tahu dampak baiknya,'' terang Cleimens.

Fakta Angka:

25
Jenis penyakit yang disebabkan asap rokok.
Perubahan Tubuh Setelah Berhenti Merokok

Dalam 20 menit:
Tekanan darah dan denyut nadi kembali ke normal.

Dalam 8 jam:
Kadar oksigen darah kembali normal.

Dalam 24 jam:
Karbonmonoksida dieliminasi dari tubuh. Paru mulai mengeluarkan mukus dan debris.

Dalam 48 jam:
Nikotin tak dapat lagi dideteksi dalam tubuh. Kemampuan mencium dan merasa jadi lebih baik.

Dalam 72 jam:
Bernapas mulai lebih lega sebab bronkus lebih elastis.

Dalam 2-12 minggu:
Sirkulasi di berbagai bagian tubuh membaik.

Dalam 3-9 bulan:
Gangguan pernapasan (batuk, sesak napas) mulai membaik. Fungsi paru meningkat 5-10 persen.

Dalam 5 tahun:
Risiko serangan jantung jadi separuh ketimbang yang terus merokok.

Dalam 10 tahun:
Risiko memperoleh kanker paru menjadi separuh. Risiko serangan jantung sama dengan yang tidak merokok sama sekali.

dr Tjandra Yoga Aditama

Sumber: http://cahaya.blogster.com/baik_tanpa_rokok.html
Langkah Berhenti Merokok

1
Tetapkan Harinya

Sebaiknya dilakukan serta-merta dengan menetapkan hari tertentu. Umpamanya: hari lahir, hari pernikahan, atau Hari Bebas Tembakau.

2 Berhenti merokok dengan kawan perokok


Berkumpul dengan kawan yang merokok, seterusnya sama-sama membuat perencanaan untuk berhenti merokok.

3 Uang dan bukan Abu Rokok


Setiap hari, kumpulkan berapa banyak uang yang selalu dihabiskan untuk rokok. Uang simpanan itu boleh disalurkan kepada perkara-perkara yang lebih bermanfaat.

4 Buang Semua Rokok


Sehari sebelum berhenti merokok, silahkan buang rokok, korek api, tempat abu rokok dan benda2 yang berkaitan dengannya.

5 Hanya Untuk Hari Ini


Ide untuk tidak merokok buat selamanya adalah sangat sulit. Hendaklah bertekad pada diri sendiri "Hanya untuk hari ini saya tidak akan merokok". Dengan itu melatih pemikiran Anda setiap hari.

6 Alihkan Pemikiran


Bila berhenti merokok, tangan mulut dan otak akan 'ketagihan', terutama sekali selepas makan dan semasa stres. Adalah penting kebiasaan merokok digantikan dengan aktivittas yang sehat seperti senam dan memakan makanan yang berkhasiat seperti buah-buahan segar bila rasa ketagihan merokok datang.

7 Bantuam Professional


Dapatkan bantuan professional seperti dokter yang akan memberi nasihat dan boleh mencadangkan Terapi Gantian Nikotin. Juga dapatkan bantuan keluarga dan kawan-kawan sebagai sokongan moral.

8 Terima Kasih Saya Tidak Merokok

Bila ditawari untuk merokok, katakan dengan pernuh semangat 'Terima Kasih Saya Tidak Merokok'.

9 Perhatikan Berat Badan


Kenaikan berat badan adalah lumrah selepas berhenti merokok, dengan ketiadaan nikotin yang fungsinya mengurangi nafsu makan. Oleh itu disarankan agar senam selama 30 menit setiap hari.

10 Bila Gagal




Bila tidak berhasil, jangan putus asa. Coba dan terus mencoba. Ingatlah setiap batang rokok, memudharatkan kesehatan kita.

Sumber: http://www.moh.gov.bn/merokok/berhenti.html
BISAKAH BERHENTI MEROKOK??????

Merokok sudah dianggap hal biasa dalam kehidupan sehari-hari. Padahal, dalam asap rokok terdapat 4.000 zat kimia yang berbahaya untuk kesehatan. Bisa enggak sih seseorang berhenti merokok?
Semua orang sudah tahu bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Tetapi, perilaku merokok tak pernah surut. Lihat saja dalam kehidupan sehari-hari, seperti di lingkungan rumah, kantor, angkutan umum, maupun di jalan-jalan. Hampir setiap saat dapat dijumpai orang merokok. Bahkan, parahnya lagi nih, di sebelah ibu yang sedang menggendong bayi sekalipun, orang tetap tenang saja mengembuskan asap rokoknya dan sering kali orang-orang yang ada di sekelilingnya tidak peduli.

Kerugian yang ditimbulkan rokok sangat banyak bagi kesehatan! Dalam asap rokok terdapat 4.000 zat kimia berbahaya, dua di antaranya adalah nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker.

Asap yang keluar dari pembakaran mengandung gas-gas beracun, seperti karbon monoksida dan larutan kimia lainnya. Karbon monoksida akan menurunkan kemampuan tubuh dalam membawa oksigen yang dapat menimbulkan risiko penyakit jantung.

Tembakau berisi zat nikotin yang sangat adiktif (membuat orang ketagihan). Nikotin akan mempercepat detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Namun, yang lebih membahayakan adalah tar>f 9001<>

Untuk memberikan selera yang diharapkan perokok, pabrik selalu menambahkan zat tambahan agar rasa dari rokok itu bisa memenuhi keinginan konsumen. Zat-zat tambahan inilah yang dapat meningkatkan kinerja dari nikotin.

Hal itulah yang menyebabkan perokok sangat sulit meninggalkan rokok karena ketergantungan pada nikotin. Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku, dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan dengan zat-zat adiktif lainnya, rokok sangatlah rendah pengaruhnya. Makanya, ketergantungan pada rokok tidak begitu dianggap gawat.

Faktor pengaruh

Mengapa seseorang yang masih berusia muda (remaja) sudah mulai merokok? Ada beberapa faktor yang memengaruhi, yakni:

1. Pengaruh orangtua.

Salah satu temuan tentang teman-teman kita yang sudah menjadi perokok, mereka berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia. Orangtuanya tidak begitu memerhatikan dan sering memberikan hukuman fisik yang keras. Yang paling kuat pengaruhnya adalah, bila orangtua sendiri perokok berat, anak-anaknya mungkin sekali untuk mencontohnya.

2. Pengaruh teman.

Berbagai fakta mengungkapkan, makin banyak teman-teman kita yang sudah pada merokok, makin besar kemungkinan kita jadi perokok juga.

3. Faktor kepribadian.

Anak muda zaman sekarang umumnya mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun, satu sifat kepribadian yang bersifat hanya mencoba-coba pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) seperti ini justru mengarahkan kepada hal-hal yang negatif.

4. Pengaruh iklan.

Melihat iklan di media cetak dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau >f 9002f 9001<, sering kali membuat seseorang terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut.

Gimana caranya berhenti?

Memang sulit sih untuk menghilangkan kebiasaan merokok. Tahap pertama yang mungkin bisa dilakukan ya dari motivasi. Dengan menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok akan membuat kita mampu tidak terpengaruh godaan merokok yang datang dari teman, media massa, atau kebiasaan keluarga/orangtua.

Di dalam website tentang kesehatan remaja, >uon 1under<>f 9001<, ada >f 9002f 9001<>

Harus ada kemauan!

Pilih satu hari untuk mulai berhenti merokok. Dan, pilih lagi keesokan harinya, dan berikutnya….

Sadarlah bahwa nanti kita akan merasa marah, terganggu, dan pengin sekali merokok. Itulah efek nikotin, kita bakal merasa ketagihan. Dia akan gangguin kita terus seperti anak kecil. Cuekin saja! Seperti anak kecil, kalau dicuekin, ia bakal pergi dengan sendirinya.

Pikirkan waktu kita biasanya merokok, saat pesta, sebelum tidur, kumpul sama teman. Cari gimana caranya kita bisa melewati keadaan tersebut tanpa rokok. Mungkin dengan mengunyah chewing gum, main play station, atau yang lainnya yang bisa membuat tangan atau mulut kita sibuk. Cari teman yang juga pengin berhenti merokok.

Hindari teman-teman yang selalu mendorong kita untuk merokok. Jangan takut tubuh bakal gemuk. Kalau jadi gemuk, bisa kita kecilkan lagi setelah kita bebas dari rokok.

Berbanggalah bahwa kita tidak merokok.

Kalo gagal? Jangan khawatir! Coba renungkan kenapa kita gagal. Pikirkan bagaimana kita bisa menang lain waktu. Dan, coba lagi! Ingat, kemenangan jauh lebih prestise buat kita.

ANANG SARI ATMANTA Relawan Pusat Studi Seksualitas PKBI DIY


Sumber: http://www.kompas.com/wanita/news/0509/16/102933.htm

Tuesday, July 11, 2006

7 Cara Menyegarkan Otak


Otak adalah piranti paling vital dalam tubuh. Cacat sedikit saja,
atau 'tak bugar' bisa jadi pasokan ingatan akan terhambat, stroke,
atau bahkan meninggal. Otak memang sangat kuat, tapi juga rentan.
Oleh karena itu, perlu kiat cermat untuk terus membugarkannya.

Caranya :
Pertama, jaga makanan atau diet. Makanan yang asal-asalan bisa
membuat tubuh rusak. Hindari kegemukan karena bisa menyebabkan
munculnya penyakit seperti diabetes, jantung, hipertensi dan lainnya.

Kedua, hindari minum alkohol dan mengonsumsi narkoba karena bisa
meracuni bisa otak.

Ketiga, waspadalah bila memasak menggunakan panci, ketel, atau
pembungkus alumunium foil karena alumunium yang berlebih dalam darah
bisa menurunkan daya ingat. Selain alumunium, zat besi dan silikon
juga bisa meracuni otak.

Keempat, berolahragalah secara teratur. Kalau tidak memungkinkan,
minimal lakukan jalan kaki setiap hari selama 30 menit. Usahakan
untuk latihan pernapasan dan melakukan senam otak.

Kelima, jauhi tempat-tempat yang berpolutan tinggi karena CO
(karbonmonoksida) yang terkandung dalam asap mobil bisa meracuni
otak.

Keenam, asah otak, misalnya dengan main catur, kartu, mengisi teka-
teki silang, mempelajari sesuatu dan mempraktekkannya.

Ketujuh, tanggulangi stres dengan baik. Bisa dengan rileksasi,
meditasi atau menggeluti hobi.

http://www.ayahbunda-online.com