Tuesday, June 27, 2006

Atasi Anemia Sebelum Kepayahan Jantung

Kamis, 08 Juli 2004

Jakarta, Kompas - Rasa mudah lelah, lemah, letih, lunglai, lalai, dan mata berkunang- kunang, yang selama ini dikenal sebagai gejala-gejala kurang darah (anemia), bila tak segera diatasi berpotensi menimbulkan kepayahan jantung, bahkan menyebabkan serangan jantung. Pasalnya, dalam kondisi hemoglobin (Hb) sebagai pengangkut oksigen dalam darah berjumlah di bawah batas normal, jantung dipaksa bekerja ekstra keras memompa darah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Salah satu gejalanya dada terasa berdebar-debar.

"Kalau terus dipaksa begitu, lama-lama jantung akan kepayahan dan membengkak. Serangan jantung juga menjadi risiko berikutnya yang mungkin terjadi," kata Konsultan Hematologi Onkologi Medik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)/FKUI Dr Syafrizal Syafei Sp PD dalam kampanye anti-anemia di Jakarta, Rabu (7/7).

Seseorang dengan keluhan kurang darah karena kekurangan zat besi, dapat mencari jalan keluar dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi atau tablet tambah darah. Makanan yang dianjurkan di antaranya bayam, kacang-kacangan, daun katuk, daging ayam, hati, limpa, ikan, kuning telur, dan roti-gandum.

Sementara suplemen oral zat besi bisa diberikan dalam bentuk ferrous sulfat, ferrous glukonat, ferrous fumarat, dan ferrous suksinat. "Ibu hamil dan pekerja sebaiknya memenuhinya," kata dokter yang juga bertugas di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) itu.

Pekerja yang disarankan terus memantau keadaan darahnya di antaranya pengemudi/sopir, pilot pesawat komersial, maupun pekerja bangunan proyek. Selain itu, tentu saja pada ibu hamil dan menyusui.

Pada ibu hamil

Kekurangan darah pada ibu hamil harus segera diatasi dengan meminum tablet tambah darah. Pada saat itu, kebutuhan darah ibu lebih besar karena bayi membutuhkan untuk proses pembentukan darah dalam tubuhnya.

Kecukupan darah juga disiapkan sebagai persiapan proses melahirkan supaya tidak terjadi kepayahan jantung, yang bisa berakibat fatal.

Menurut data survei tahun 2000, didapati satu dari dua penduduk Indonesia menderita kekurangan darah. Prevalensi pada ibu hamil mencapai 50 persen, ibu menyusui 45 persen, dan remaja putri mencapai 57 persen. Data ini menguatkan bahwa kekurangan darah banyak diderita kaum perempuan dibandingkan laki-laki. Pada remaja putri, salah satunya karena faktor menstruasi.

Secara umum, dalam keadaan normal seseorang dengan kadar Hb berjumlah di bawah 6-7 miligram/desiliter (mg/dL), hanya sanggup menjalankan aktivitas ringan di dalam rumah. (GSA)

SUMBER: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0407/08/humaniora/1137498.htm

No comments: