Ternyata, mandi air di malam hari, bukanlah penyebab penyakit rematik. Hingga kini, berbagai penelitian masih dilakukan untuk mencari penyebab secara pasti penyakit yang identik dengan penyakit
tua ini.
Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2000, sekitar 40 persen penduduk Indonesia berusia di atas 40 tahun mempunyai keluhan nyeri sendi dan otot, Kendati demikian, rematik bukanlah penyakit monopoli orang dewasa, karena penyakit ini juga dapat menyerang anak-anak dengan gejala serupa. Sayangnya, kesadaran akan hal ini masih rendah di antara masyarakat.
Rasa nyeri dan kaku di persendian misalnya kerap dianggap sepele karena hal ini merupakan keluhan yang umum dijumpai. Akibatnya, rasa sakit pun tidak ditangani secara serius. Padahal keluhan tersebut harus diwaspadai bila disertai dengan terjadinya pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak sendi, yang merupakan gejala dari penyakit rematik. Bila dibiarkan, untuk jenis rematik tertentu bisa berakibat fatal dan menyebabkan kecacatan.
Meski hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya, pencegahan rematik dapat dilakukan dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang seimbang. Disinyalir seseorang yang mengalami obesitas memiliki risiko terkena rematik lebih besar karena terdapat timbunan lemak yang bisa membebani persendian panggul, pinggang dan lutut. Hal inilah yang menjadi pendorong terjadinya osteoartritis (pengapuran sendi) dan kemudian memunculkan rematik.
Patut diketahui, osteoartritis adalah sebuah satu jenis rematik yang paling banyak ditemui di Indonesia, selain jenis rheumatoid artritis dan artritis gout. Sementara di dalam dunia kedokteran sendiri terdapat 140-an jenis rématik.
Secara singkat, osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang dapat mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan berkembang secara lambat. Untuk rheumatoid artritis, persendian mengalami peradangan secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri, dan seringkali menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Sementara artritis gout ditandai dengan serangan nyeri sendi yang berulang dan tiba-tiba, peradangan sendi bersifat menahun (kronis) dan setelah terjadi serangan berulang, sendi bisa menjadi bengkok. Jenis yang terakhir ini bisa disebabkan karena makanan jeroan yang menyebabkan meningkatnya kadar asam urat.
Kini, ada banyak cara untuk menanggulangi rematik, mulai dari menggunakan ekstrak alami maupun pengobatan modern. Namun, konsultasikanlah dengan dokter terlebih dulu untuk mendapat pemeriksaan secara komprehensif. (ADT)
tua ini.
Menurut survei yang dilakukan pada tahun 2000, sekitar 40 persen penduduk Indonesia berusia di atas 40 tahun mempunyai keluhan nyeri sendi dan otot, Kendati demikian, rematik bukanlah penyakit monopoli orang dewasa, karena penyakit ini juga dapat menyerang anak-anak dengan gejala serupa. Sayangnya, kesadaran akan hal ini masih rendah di antara masyarakat.
Rasa nyeri dan kaku di persendian misalnya kerap dianggap sepele karena hal ini merupakan keluhan yang umum dijumpai. Akibatnya, rasa sakit pun tidak ditangani secara serius. Padahal keluhan tersebut harus diwaspadai bila disertai dengan terjadinya pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak sendi, yang merupakan gejala dari penyakit rematik. Bila dibiarkan, untuk jenis rematik tertentu bisa berakibat fatal dan menyebabkan kecacatan.
Meski hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya, pencegahan rematik dapat dilakukan dengan menjaga berat badan ideal, berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang seimbang. Disinyalir seseorang yang mengalami obesitas memiliki risiko terkena rematik lebih besar karena terdapat timbunan lemak yang bisa membebani persendian panggul, pinggang dan lutut. Hal inilah yang menjadi pendorong terjadinya osteoartritis (pengapuran sendi) dan kemudian memunculkan rematik.
Patut diketahui, osteoartritis adalah sebuah satu jenis rematik yang paling banyak ditemui di Indonesia, selain jenis rheumatoid artritis dan artritis gout. Sementara di dalam dunia kedokteran sendiri terdapat 140-an jenis rématik.
Secara singkat, osteoartritis adalah penyakit sendi degeneratif yang dapat mengakibatkan kerusakan tulang rawan sendi dan berkembang secara lambat. Untuk rheumatoid artritis, persendian mengalami peradangan secara simetris, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri, dan seringkali menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. Sementara artritis gout ditandai dengan serangan nyeri sendi yang berulang dan tiba-tiba, peradangan sendi bersifat menahun (kronis) dan setelah terjadi serangan berulang, sendi bisa menjadi bengkok. Jenis yang terakhir ini bisa disebabkan karena makanan jeroan yang menyebabkan meningkatnya kadar asam urat.
Kini, ada banyak cara untuk menanggulangi rematik, mulai dari menggunakan ekstrak alami maupun pengobatan modern. Namun, konsultasikanlah dengan dokter terlebih dulu untuk mendapat pemeriksaan secara komprehensif. (ADT)
www.kompas.com