Tuesday, June 27, 2006

Mengatasi Anemia

Selasa, 23 Mei 2006

Anemia atau kurang darah sudah cukup akrab dengan kita. Gangguan ini bisa menyebabkan munculnya gejala 4 L, yaitu lemah, letih, lesu, dan loyo.

Anemia adalah gejala kekurangan (defisiensi) sel darah merah karena kadar hemoglobin yang rendah. Kekurangan sel darah merah akan membahayakan tubuh. Sebab sel darah merah berfungsi sebagai sarana transportasi zat gizi dan oksigen yang diperlukan pada proses fisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh.

Jadi, bila seseorang terkena anemia, pasokan oksigen ke seluruh tubuhnya akan berkurang. Berbagai akibat fisiologis dan psikologis pun akan muncul.

Pada kadar yang normal, jumlah rata - rata sel darah merah/mm pada laki-laki adalah 5.200.000. Sedangkan pada wanita 4.700.000. Apabila seseorang mempunyai jumlah sel darah merah di bawah angka normal tersebut, berarti dia menderita anemia.

Kurang darah bisa terjadi akibat keadaan-keadaan tertentu, seperti kehilangan darah karena luka berat, tindakan operasi, kecelakaan, menstruasi, melahirkan, dan terlalu sering menjadi donor darah.

Selain itu juga bisa karena kerusakan sel darah merah akibat kekurangan gizi, zat beracun atau patogen, faktor keturunan (genesis), serta penyakit Hodgkin atau kanker pada organ penyimpanan serta pembentukan darah seperti hati, limpa, dan sumsum tulang.

Menurunnya jumlah sel darah merah dalam tubuh juga bisa terjadi karena zat gizi besi digunakan untuk kepentingan lain (di luar untuk pembuatan sel darah merah). Hal ini terjadi, misalnya, akibat kekurangan asam lambung, penyakit pada sumsum tulang, kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan atau memproduksi sel-sel darah merah seperti asam folat, vitamin B12, dan lainnya.

Wanita hamil paling rentan terkena anemia. Ketika mengandung, volume darah dalam tubuh meningkat sekitar 50 persen. Ini karena tubuh memerlukan tambahan darah guna mensuplai oksigen dan makanan untuk pertumbuhan janin.

Meningkatnya volume darah mengakibatkan meningkatnya jumlah zat besi yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel darah merah. Selama masa kehamilan, dibutuhkan zat besi sebanyak 800 mg. Dari jumlah itu, 500 mg digunakan untuk pertambahan sel darah merah ibu. Sedangkan sisanya untuk janin dan plasenta.

Jika anemia pada wanita hamil tidak segera diatasi, maka bisa berakibat pada kehamilannya. Si ibu akan mudah pingsan, keguguran, atau proses melahirkan yang lama karena kontraksi yang tidak bagus.

Sedangkan bagi janin, gangguan ini bisa mengakibatkan pertumbuhan terhambat, lahir prematur, lahir dengan cacat bawaan, atau lahir dengan cadangan zat besi yang kurang.

Untuk mengatasi anemia ini, ada beberapa hal yang perlu dilakukan :

1. Bagi penderita anemia karena kekurangan zat besi, sebaiknya memperbanyak konsumsi makanan yang kaya akan zat besi, seperti bayam. Juga makanan yang banyak mengandung vitamin C, seperti jeruk, tomat, mangga, dan sebagainya. Sebab kandungan asam askorbat dalam vitamin C bisa meningkatkan penyerapan zat besi.

2. Sedangkan bagi ibu hamil, sejak sebelum kehamilan maupun selama hamil, sebaiknya memperbanyak mengonsumsi makanan yang kaya akan zat besi, asam folat juga vitamin B. Misalnya adalah hati, daging, kuning telur, ikan teri, susu, dan kacang-kacangan seperti tempe dan susu kedelai, serta sayuran berwarna hijau tua.

3. Hindarilah mengonsumsi makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi di dalam tubuh. Misalnya kopi.

( jar/dari berbagai sumber )

SUMBER: http://www.republika.co.id

MENGATASI PENYEBAB ANEMIA KURANG GIZI

Selain gejala "4 L", ada anemia yang memiliki tanda-tanda aneh dan tidak normal. Anemia Pica namanya, menyebabkan penderita memiliki selera makan yang tidak lazim, seperti makan tanah, kotoran, adonan semen, serpihan cat, atau minum minyak tanah. Itu hanya salah satu dari beberapa jenis anemia kekurangan gizi yang akan dibeberkan penyebab maupun cara penanggulangannya berikut ini.

Istilah anemia langsung mengingatkan kita pada penyakit lesu darah, yang tidak lain adalah menurunnya jumlah dan mutu sel darah di dalam tubuh. Seperti diketahui, sel darah terdiri atas sel darah merah (hematokrit), hemoglobin, ferritin, serum besi, dan lainnya.

Fungsi sel darah merah itu penting mengingat tugasnya antara lain sebagai sarana transportasi zat gizi, dan terutama juga oksigen yang diperlukan pada proses fisiologis dan biokimia dalam setiap jaringan tubuh. Terkena anemia berarti, selain pasokan oksigen ke seluruh tubuh jadi berkurang, berbagai akibat fisiologis dan psikologis juga akan muncul.

Akibat anemia gizi antara lain tampak pada tubuh yang sering mengalami gejala "4 L": letih, lemah, lesu, dan loyo. Di samping itu muka tampak pucat, kehilangan selera makan, apatis, sering pusing, sulit berkonsentrasi, serta mudah terserang penyakit.

Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan masalah gizi utama dan terus diperbaiki secara berkelanjutan. Data terakhir menunjukkan, prevalensi anemia gizi besi masih tinggi (Kodiyat, 1995): ibu hamil (63,5%), balita (55,5%), anak usia sekolah (20 -40%), wanita dewasa (30 - 40%), pekerja berpenghasilan rendah (30 - 40%), dan pria dewasa (20 - 30%).

Selain gejala anemia yang tampak dan dirasakan, untuk mengetahui lebih teliti perlu dilakukan tes darah di laboratorium. Beberapa indikator yang lazim digunakan untuk itu adalah kadar serum ferritin (SF), transferin saturation (TS), free erytrocytes protophorphyrin (FEP), dan kadar hemoglobin (Hb).

Standar anemia masing-masing indikator adalah sebagai berikut: kadar Hb laki-laki 13 g/dl dan wanita di bawah 12 g/dl. Indikator yang berlaku untuk kedua jenis kelamin: kadar serum ferritin di bawah 12 mcg/l, kadar TS kurang dari 16%, dan kadar FEP di atas 100 mcg/dl sel darah merah. Dari pengalaman di lapangan, kadar Hb dapat dijadikan indikator representatif untuk kegiatan intervensi penanggulangan anemia gizi.

Kerusakan sel darah merah
Anemia bisa terjadi akibat keadaan-keadaan seperti kehilangan darah karena luka berat, tindakan pembedahan, kecelakaan, menstruasi, melahirkan, dan terlalu sering menjadi donor darah.

Namun, anemia juga bisa karena kerusakan sel darah merah akibat kurang gizi, adanya zat beracun atau patogen, faktor keturunan (genesis), penyakit Hodgkin atau kanker pada organ penyimpanan serta pembentukan darah seperti hati, limpa, dan sumsum tulang.

Menurunnya jumlah sel darah merah bisa juga akibat zat gizi besi digunakan untuk kepentingan lain (di luar untuk pembuatan sel darah merah). Misalnya, akibat kekurangan asam lambung, penyakit pada sumsum tulang, kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan atau memproduksi sel-sel darah merah seperti asam folat, vitamin B12, dan lainnya. Anemia juga bisa disebabkan oleh menurunnya kualitas serta kuantitas hemoglobin sel darah merah.

Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini yaitu anemia gizi dan nongizi. Anemia gizi adalah keadaan kurang darah akibat kekurangan zat gizi yang diperlukan dalam pembentukan serta produksi sel-sel darah merah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Sedangkan anemia nongizi akibat pendarahan seperti luka akibat kecelakaan, mensturasi, atau penyakit darah yang bersifat genesis seperti thalasemia, hemofilia, dan lainnya.

Anemia gizi itu sendiri ada beberapa macam:

  • Anemia gizi besi: karena zat gizi besi (Fe) merupakan inti molekul hemoglobin yang merupakan unsur utama dalam sel darah merah, maka kekurangan pasokan zat gizi besi menyebabkan menurunnya produksi hemoglobin. Akibatnya, terjadi pengecilan ukuran (microcytic), rendahnya kandungan hemoglobin (hypochromic), serta berkurangnya jumlah sel darah merah. Penderita mengalami gejala umum berupa "4 L" itu tadi disertai pucat, kesemutan, mata berkunang-kunang, jantung berdegup kencang, dan kurang bergairah.

    Untuk mengatasinya secara oral atau suntikan bisa diberikan suplemen zat gizi besi dengan dosis 60 - 180 mg/hari sampai keadaan normal. Untuk mencegah terjadinya anemia gizi besi bisa dilakukan dengan mengkonsumsi bahan makanan sumber utama zat besi seperti daging dan sayuran sesuai kecukupan gizi yang dianjurkan.

  • Amenia gizi vitamin E: mengakibatkan integritas dinding sel darah merah menjadi lemah dan tidak normal sehingga sangat sensitif terhadap hemolisis (pecahnya sel darah merah). Soalnya, vitamin E adalah faktor esensial bagi integritas sel darah merah.

  • Anemia gizi asam folat: disebut juga anemia magaloblastik atau makrositik; dalam hal ini keadaan sel darah merah penderita tidak normal dengan ciri-ciri bentuknya lebih besar, jumlahnya sedikit dan belum matang. Penyebabnya ialah kekurangan asam folat dan atau vitamin B12. Padahal kedua zat itu diperlukan dalam pembentukan nukleoprotein untuk proses pematangan sel darah merah dalam sumsum tulang.

    Penanganan gizinya dilakukan dengan tes laboratorium adanya B12 dalam darah untuk membedakannya dengan anemia pernicious. Bila ternyata kadar vitamin B12 normal, maka dapat dilakukan pemberian asam folat dengan dosis 0,1 - 1,0 mg/hari. Bila terjadi malabsorbsi, asam folat itu dapat disuntikkan dengan dosis 0,01 mg/hari. Tentunya hal ini perlu dikonsultasikan dengan dokter ahli gizi.

  • Anemia gizi vitamin B12: disebut juga pernicious, keadaan dan gejalanya mirip dengan anemia gizi asam folat. Namun, anemia jenis ini disertai gangguan pada sistem alat pencernaan bagian dalam. Pada jenis yang kronis bisa merusak sel-sel otak dan asam lemak menjadi tidak normal serta posisinya pada dinding sel jaringan saraf berubah. Dikhawatirkan, penderita akan mengalami gangguan kejiwaan.

    Penanganan gizinya diawali dengan tes darah untuk mengetahui spesifikasi kekurangan zat gizinya. Kekurangan vitamin B12 dapat diatasi dengan pemberian secara oral atau suntikan dengan dosis sekitar 100 mcg/hari, sesuai anjuran dokter gizi.

  • Anemia gizi vitamin B6: anemia ini disebut juga siderotic. Keadaannya mirip dengan anemia gizi besi, namun bila darahnya dites secara laboratoris, serum besinya normal. Kekurangan vitamin B6 akan mengganggu sintesis (pembentukan) hemoglobin.

    Penanganan gizinya dengan memberikan suplemen vitamin B6 secara oral dengan dosis 50 - 200 mg/hari atau sesuai anjuran dokter gizi.

  • Anemia Pica: tanda-tanda anemia Pica aneh dan tidak normal. Penderita memiliki selera makan yang tidak lazim, seperti makan tanah, kotoran, adonan semen, serpihan cat, atau minum minyak tanah. Tentu saja perilaku makan ini akan memperburuk penyerapan zat gizi besi oleh tubuh.

    Untuk mengatasinya dilakukan penanganan gizi seperti pada anemia gizi besi yaitu dengan memberikan suplemen besi (Fe) dengan dosis 60 - 180 mg/hari sesuai anjuran dokter gizi. Selain itu pihak keluarganya harus mengawasi dan mencegah penderita untuk tidak melakukan kebiasaan makan benda-benda yang aneh-aneh itu.

Dipasok setiap hari
Beberapa zat gizi memang sangat berperan dan diperlukan dalam pembentukan dan produksi sel darah merah.

Zat gizi besi (Fe) merupakan kelompok mineral yang diperlukan, sebagai inti dari hemoglobin, unsur utama sel darah merah. Sedangkan tembaga (Cu) sebagai bagian enzim untuk membentuk zat besi ferri agar dapat masuk dalam sel darah.

Dari kelompok vitamin, vitamin C digunakan untuk mereduksi besi menjadi bentuk ferrous agar mudah diserap tubuh. Vitamin B6 sebagai kofaktor dalam pembentukan hemoglobin. Sedangkan vitamin B12 dan asam folat diperlukan sebagai bagian pengendali dalam proses pertumbuhan atau perbanyakan serta pematangan sel darah merah. Vitamin E diperlukan untuk mempertahankan integritas dinding sel darah. Sedangkan protein diperlukan sebagai bahan dasar hemoglobin dan sel darah merah.

Zat-zat gizi itu hendaknya kita pasok setiap hari dalam jumlah yang sesuai dengan keperluannya. Rata-rata kecukupan yang dianjurkan per hari untuk masing-masing zat gizi ini adalah protein 12 - 62 g, vitamin B6 1,5 - 2,5 mg, vitamin B12 sekitar 0,3 - 2,6 mcg, asam folat kurang lebih 25 - 200 mcg. Untuk vitamin C diperlukan sekitar 30 - 60 mg dan vitamin E kurang lebih 3 - 13 mg (alfa tokoferol). Sedangkan dari kelompok mineral, zat gizi besi (Fe) dianjurkan sekitar 3 - 30 mg dan tembaga (Cu) sekitar 0,4 - 3,0 mg.

Seluruh keperluan zat gizi itu diutamakan berasal dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran hijau dan buah-buahan, serta tahu dan tempe atau hasil olahannya. Dalam keadaan tertentu bisa ditambah dengan minum zat gizi, sesuai anjuran dokter.

Hendaknya sehari-hari kita selalu memperhatikan susunan menu berdasarkan ketentuan gizi seimbang. Atau paling tidak memenuhi kriteria gizi "empat sehat lima sempurna." (Mohamad Harli, sarjana gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga, alumnus IPB)

SUMBER: http://www.indomedia.com/intisari/1999/oktober/anemia.htm

Atasi Anemia Sebelum Kepayahan Jantung

Kamis, 08 Juli 2004

Jakarta, Kompas - Rasa mudah lelah, lemah, letih, lunglai, lalai, dan mata berkunang- kunang, yang selama ini dikenal sebagai gejala-gejala kurang darah (anemia), bila tak segera diatasi berpotensi menimbulkan kepayahan jantung, bahkan menyebabkan serangan jantung. Pasalnya, dalam kondisi hemoglobin (Hb) sebagai pengangkut oksigen dalam darah berjumlah di bawah batas normal, jantung dipaksa bekerja ekstra keras memompa darah untuk menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Salah satu gejalanya dada terasa berdebar-debar.

"Kalau terus dipaksa begitu, lama-lama jantung akan kepayahan dan membengkak. Serangan jantung juga menjadi risiko berikutnya yang mungkin terjadi," kata Konsultan Hematologi Onkologi Medik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM)/FKUI Dr Syafrizal Syafei Sp PD dalam kampanye anti-anemia di Jakarta, Rabu (7/7).

Seseorang dengan keluhan kurang darah karena kekurangan zat besi, dapat mencari jalan keluar dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi atau tablet tambah darah. Makanan yang dianjurkan di antaranya bayam, kacang-kacangan, daun katuk, daging ayam, hati, limpa, ikan, kuning telur, dan roti-gandum.

Sementara suplemen oral zat besi bisa diberikan dalam bentuk ferrous sulfat, ferrous glukonat, ferrous fumarat, dan ferrous suksinat. "Ibu hamil dan pekerja sebaiknya memenuhinya," kata dokter yang juga bertugas di Rumah Sakit Kanker Dharmais (RSKD) itu.

Pekerja yang disarankan terus memantau keadaan darahnya di antaranya pengemudi/sopir, pilot pesawat komersial, maupun pekerja bangunan proyek. Selain itu, tentu saja pada ibu hamil dan menyusui.

Pada ibu hamil

Kekurangan darah pada ibu hamil harus segera diatasi dengan meminum tablet tambah darah. Pada saat itu, kebutuhan darah ibu lebih besar karena bayi membutuhkan untuk proses pembentukan darah dalam tubuhnya.

Kecukupan darah juga disiapkan sebagai persiapan proses melahirkan supaya tidak terjadi kepayahan jantung, yang bisa berakibat fatal.

Menurut data survei tahun 2000, didapati satu dari dua penduduk Indonesia menderita kekurangan darah. Prevalensi pada ibu hamil mencapai 50 persen, ibu menyusui 45 persen, dan remaja putri mencapai 57 persen. Data ini menguatkan bahwa kekurangan darah banyak diderita kaum perempuan dibandingkan laki-laki. Pada remaja putri, salah satunya karena faktor menstruasi.

Secara umum, dalam keadaan normal seseorang dengan kadar Hb berjumlah di bawah 6-7 miligram/desiliter (mg/dL), hanya sanggup menjalankan aktivitas ringan di dalam rumah. (GSA)

SUMBER: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0407/08/humaniora/1137498.htm

7 dari 10 Wanita Hamil Terkena Anemia
Di Indonesia prevalensi anemia di kalangan pekerja memang masih tinggi. Studi mengenai anemia pada pekerja wanita yang dilakukan di Jakarta, Tangerang, Jambi, dan Kudus - Jawa Tengah membuktikan hal itu. Dilaporkan, anemia menurunkan produktivitas 5 - 10% dan kapasitas kerjanya 6,5 jam per minggu. Anemia yang menyebabkan turunnya daya tahan juga membuat penderita rentan terhadap penyakit, sehingga frekuensi tidak masuk kerja meningkat. Maka benarlah bila disimpulkan, anemia defisiensi zat besi sangat mempengaruhi produktivitas kerja seseorang. Namun, menurut penelitian lain, produktivitas dapat ditingkatkan sampai 10 - 20% setelah pekerja mendapat suplemen zat besi.

Pembentuk sel darah merah
Pada penderita anemia, lebih sering disebut kurang darah, kadar sel darah merah (hemoglobin atau Hb) di bawah nilai normal. Penyebabnya bisa karena kurangnya zat gizi untuk pembentukan darah, misalnya zat besi, asam folat, dan vitamin B12. Tetapi yang sering terjadi adalah anemia karena kekurangan zat besi.

Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama-kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan Hb.

Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang - terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Kalau anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak napas, bahkan lemah jantung.

Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh ini berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, di antaranya memproduksi sel darah merah. Sel itu sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.

Zat besi juga unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh, agar kita tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb kurang dari 10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula.

Jumlah zat besi di dalam tubuh bervariasi menurut umur, jenis kelamin, dan kondisi fisiologis tubuh. Pada orang dewasa sehat, jumlah zat besi diperkirakan lebih dari 4.000 mg, dengan sekitar 2.500 mg ada dalam hemoglobin. Di dalam tubuh sebagian zat besi (sekitar 1.000 mg) disimpan di hati berbentuk ferritin. Saat konsumsi zat besi dari makanan tidak cukup, zat besi dari ferritin dikerahkan untuk memproduksi Hb.

Jumlah zat besi yang harus diserap tubuh setiap hari hanya 1 mg atau setara dengan 10 - 20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Zat besi pada pangan hewani lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 - 30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1 - 6%.

Wanita lebih rentan

Sebenarnya, tubuh punya mekanisme menjaga keseimbangan zat besi dan mencegah berkembangnya kekurangan zat besi. Tubuh mampu mengatur penyerapan zat besi sesuai kebutuhan tubuh dengan meningkatkan penyerapan pada kondisi kekurangan dan menurunkan penyerapan saat kelebihan zat besi.

Begitupun, anemia tetap bisa menyerang, bahkan siapa saja. Di antaranya mereka yang karena aktif, amat sibuk, dan punya keterbatasan waktu, tidak bisa mengikuti pola makan yang memenuhi kebutuhan akan zat besi.

Kemungkinan lain adalah meningkatnya kebutuhan karena kondisi fisiologis, misalnya hamil, kehilangan darah karena kecelakaan, pascabedah atau menstruasi, adanya penyakit kronis atau infeksi, misalnya infeksi cacing tambang, malaria, tuberkulose atau TB (dulu dikenal sebagai TBC).

Mereka yang berdiet pun terbuka kemungkinan menderita anemia karena diet yang berpantang telur, daging, hati, atau ikan. Padahal jenis pangan itu sumber zat besi yang mudah diserap tubuh. Tak heran bila para vegetarian cenderung mudah menderita anemia. Apalagi disertai kebiasaan tidak sarapan atau frekuensi makan tidak teratur tanpa kualitas makanan seimbang.

Demikian pula pengidap gangguan penyerapan zat besi dalam usus. Ini bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, teh, atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup.

Wanita, terutama, perlu memberi perhatian khusus pada anemia. Dimulai pada saat remaja mengalami haid di masa pubertas. Di fase ini sangat diperlukan zat gizi cukup seperti zat besi, vitamin A, dan kalsium. Sayangnya, akibat menstruasi ia harus kehilangan zat besi hingga dua kali jumlah yang dikeluarkan pria.

Pada wanita dewasa dengan berat badan 55 kg, zat besi yang keluar lewat saluran pencernaan dan kulit atau kehilangan basal berjumlah 0,5 - 1,0 mg per hari, atau umumnya sekitar 0,8 mg per hari. Sedangkan jumlah zat besi yang hilang karena haid, pada 95% populasi adalah 1,6 mg per hari. Sehingga jumlah zat besi yang hilang akibat haid ditambah kehilangan basal menjadi sekitar 2,4 mg per hari pada 95% populasi.

Tak heran bila wanita cenderung menderita kekurangan zat besi karena hilangnya zat itu di kala haid tiap bulan tanpa diimbangi asupan makanan yang cukup mengandung zat besi. Kehilangan zat besi lewat haid pada wanita biasanya konstan, tetapi bervariasi jumlahnya di antara kaum wanita. Dapat dimengerti bila beberapa wanita perlu zat besi lebih banyak daripada wanita lain.

Penyebab lain adalah kecenderungan wanita berdiet karena ingin mempertahankan bentuk tubuh ideal, tanpa mempertimbangkan jumlah zat gizi penting yang masuk, terutama zat besi.

Selain menstruasi, kondisi rawan lain adalah saat hamil dan menyusui. Anemia adalah masalah kesehatan dengan prevalensi tertinggi pada wanita hamil. Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 70%, atau 7 dari 10 wanita hamil menderita anemia.

Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga, volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat sampai 35%, ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 - 350 mg akibat kehilangan darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali lipat kebutuhan kondisi tidak hamil.

Pada banyak wanita hamil, anemia gizi besi disebabkan oleh konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi dan kebutuhan yang meningkat. Selain itu, kehamilan berulang dalam waktu singkat. Cadangan zat besi ibu yang belum pulih akhirnya terkuras untuk keperluan janin yang dikandung berikutnya.

Jadi, kebutuhan zat besi untuk tiap wanita berbeda-beda sesuai siklus hidupnya. Wanita dewasa tidak hamil kebutuhannya sekitar 26 mg per hari, sedangkan wanita hamil perlu tambahan zat besi sekitar 20 mg per hari.

Saat menyusui, meski biasanya wanita tidak mengalami haid, ibu tetap kehilangan zat besi dan kalsium melalui ASI. Selain kehilangan basal normal sekitar 0,8 mg, kehilangan zat besi melalui ASI mencapai sekitar 0,3 mg per hari. Maka, ibu menyusui butuh tambahan zat besi 2 mg per hari serta kalsium 400 mg per hari.

Anemia pada ibu hamil bukan tanpa risiko. Menurut penelitian, tingginya angka kematian ibu berkaitan erat dengan anemia. Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Selain itu, hewan percobaan yang bunting dan kekurangan zat besi melahirkan anak-anak dengan daya tahan rendah terhadap infeksi. Penyebabnya, sel fagosit yang bertugas menangkal bakteri infeksi tak berfungsi maksimal.

Perhatikan pola makan
Penanggulangan anemia - terutama untuk wanita hamil, wanita pekerja, dan wanita yang telah menikah prahamil - sudah dilakukan secara nasional dengan pemberian suplementasi pil zat besi. Malah ibu hamil sangat disarankan minum pil ini selama tiga bulan, yang harus diminum setiap hari. Penelitian menunjukkan, wanita hamil yang tidak minum pil zat besi mengalami penurunan cadangan besi cukup tajam sejak minggu ke-12 usia kehamilan.

Sayangnya, cara ini memberikan efek seperti mual, diare, dan lainnya. Maka, alternatifnya adalah mengkonsumsi makanan yang diperkaya dengan zat besi, misalnya berbentuk susu atau roti.

Suplemen tablet besi memang diperlukan untuk kondisi tertentu, wanita hamil dan anemia berat misalnya. Penderita anemia ringan sebaiknya tidak menggunakan suplemen besi, lebih tepat bila mereka mengupayakan perbaikan menu makanan. Misalnya, dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tempe, tahu, oncom, kedelai, kacang hijau), sayuran berwarna hijau tua (kangkung, bayam, daun katuk), dan buah-buahan (jeruk, jambu biji, pisang). Perhatikan pula gizi makanan dalam sarapan dan frekuensi makan yang teratur, terutama bagi yang berdiet.

Biasakan pula menambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti vitamin C, air jeruk, daging, ayam, dan ikan. Sebaliknya, substansi penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut dihindari.

Berkonsultasilah dengan dokter bila anemia berkaitan dengan kesehatan, misalnya infeksi, penyakit kronis, atau gangguan pencernaan. (*/Sht)

SUMBER: http://www.balita-anda.indoglobal.com/7darisepuluh.html

REMAJA LESU, REMAJA KURANG DARAH

Lupa makan, kurang tidur, dan terlalu capek, ini semua merupakan sebagian penyebab anemia atau penyakit kurang darah. Kondisi bisa bertambah parah kalau asupan makanan tidak memenuhi gizi yang cukup.

Mukanya kelihatan pucat, badan sering terasa lesu, jantung berdebar-debar, kadang terasa sesak napas, dan adakalanya telinga berdengung. Itulah yang dialami akhir-akhir ini oleh Lastria, seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta. Jadwal kuliah yang ketat ditambah dengan aktivitas olahraga dan organisasi kepemudaannya yang padat sangat menyita waktu gadis berusia 20 tahun ini.

"Sering ia sampai lupa makan," kata ibunya. "Malam hari sampai di rumah, karena terlalu capek, ia sering langsung tidur begitu habis mandi." Sudah begitu, ketika di kampus, makanan yang dikonsumsi sekenanya saja, tidak memikirkan soal gizi segala macam.

Hasil pemeriksaan darah menunjukkan kadar butir darah merah (hemoglobin) gadis ini hanya 9 g/100 ml. Padahal yang normal pada wanita 11,5 - 16 g/100 ml (pria 13,5 - 18 g/100 ml).

Anemia, atau kekurangan sel darah merah, seperti dialami Lastria memang cukup banyak terjadi di kalangan remaja putri. Kebanyakan karena mereka kurang mengindahkan faktor makanan sehari-hari yang bergizi atau takut badannya menjadi gemuk. Akibatnya, asupan gizi tidak sebanding dengan energi yang harus mereka keluarkan untuk melakukan berbagai aktivitasnya, alias tekor. Belum lagi setiap bulan mereka mengalami haid.

Kurang oksigen

Sumsum tulang belakang merupakan "pabrik" butir darah merah atau eritrosit. Tugas darah adalah membagi-bagi oksigen dari paru-paru ke jaringan-jaringan tubuh. Pembentukan sel darah merah sangat tergantung pada hormon alami yang disebut eritroprotein (yang dibuat dan dikeluarkan oleh ginjal). Jumlah sel darah merah seseorang dapat diukur atau diperkirakan berdasarkan hematokrit atau hemoglobinnya.

Orang yang menderita anemia berarti tidak mempunyai cukup oksigen dalam darahnya. Padahal oksigen diperlukan untuk membakar makanan guna menghasilkan energi. Ini menimbulkan gejala rasa lesu, sesak napas, dan jantung berdebar.

Saat jumlah butir darah merah dalam tubuh kurang, tubuh berusaha mengimbanginya dengan menekan kerja jantung. Ketika jantung kita berdebar lebih keras, berarti lebih banyak darah dan oksigen terpacu keluar. Sementara itu paru-paru pun akan bekerja keras agar oksigen yang diperoleh lebih banyak. Akibatnya, sebagian pembuluh darah akan melebar agar darah yang mengandung oksigen masuk ke dalam jaringan tubuh. Sebagian pembuluh darah lain malah mengecil agar mampu mempertahankan oksigen.

Redistribusi darah yang demikian itu menyebabkan kita tampak pucat dan kulit terasa lebih dingin kalau diraba. Bila aktivitas tubuh kita makin bertambah, maka tubuh pun semakin memerlukan tambahan oksigen. Di sini kekurangan darah merah akan menyebabkan kita terasa lesu, lemas, dan mudah capek.

Sementara itu pertumbuhan fisik kaum remaja sangat dipengaruhi oleh perubahan hormonal, kognitif, serta emosi sehingga pada masa ini dibutuhkan makanan dengan zat-zat gizi yang cukup alias optimal agar pembentukan butir darah merahnya pun cukup. Bila konsumsi makanan tidak mencukupi, sehingga gizi yang dibutuhkan pun kurang, tentu saja kebugaran akan terganggu. Apalagi energi yang dikeluarkan cukup banyak.

Para remaja masa kini kebanyakan lebih tergiur pada makanan yang lagi ngetren, yang celakanya sebagian besar hanya mengandung kadar lemak yang tinggi, sehingga tidak mengacu pada pola makan yang mencukupi asupan zat gizi optimal.

Penyakit ganas

Yang terjadi pada Lastria merupakan anemia yang bersifat umum. Artinya, setelah ia mampu mengatur asupan gizi yang baik, istirahat cukup, ditambah konsumsi obat-obatan penambah darah biasanya akan tertanggulangi. Kecuali kalau timbul hal-hal yang mencurigakan, seperti terjadi perdarahan sewaktu haid atau komplikasi penyakit lain. Anemia seperti itu tidak perlu mendapat transfusi darah. Transfusi baru diperlukan bila kadar Hb berada di bawah 8 g/100ml.

Memang ada jenis anemia yang disebabkan oleh faktor lain misalnya kelainan bawaan seperti thalasemia (kurang cepatnya pembuatan satu rantai/unsur pembentuk hemoglobin), megaloblastik(sel darah merah terlalu besar dan muda), komplikasi penyakit ganas seperti leukemia dan infeksi HIV/AIDS, pencandu narkoba, peminum, penderita perdarahan berkepanjangan, infeksi sumsum tulang belakang, atau pengaruh obat-obatan keras seperti obat stestotika (kemoterapi pada kanker), AZT (zidovudine), penisilin, amphotericin, dan lainnya.

Bisa juga anemia terjadi akibat kekurangan vitamin seperti vitamin B12, vitamin A, vitamin B6, vitamin E, atau kekurangan zat besi.

Perhatikan asupan makanan

Memasuki dunia kampus memang sering dirasakan berat bagi para remaja. Pola hidup mereka berubah dari yang semula serba teratur menjadi kurang teratur. Sehingga acap kali mereka kurang mementingkan asupan makanan yang diperlukan serta kurang istirahat. Terlambat makan atau kurang tidur untuk satu dua kali tidak membawa masalah, tapi kalau sering, bisa menurunkan kebugarannya. Apalagi kalau setiap kali makanan yang dikonsumsi tidak memenuhi syarat gizi yang cukup.

Saran pakar gizi dr. Elvina Karyadi, M.Sc., untuk menjadi bugar hendaknya para remaja mengikuti pola sebagai berikut:

  • Makan makanan utama secara teratur. Kebutuhan energi tergantung pada tingkat pertumbuhan seseorang: tingkat kematangan fisik, komposisi tubuh, serta aktivitas. Seorang remaja nonaktif membutuhkan kurang dari 2.000 kalori/hari untuk mempertahankan berat badan dan kebugaran. Tentu saja mereka yang aktif lebih dari itu. Bagi remaja pria yang biasanya lebih aktif, khususnya para olahragawan, kalori yang dibutuhkan bisa sampai 4.000 kalori/hari. Selain energi, remaja juga perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein (nabati dan hewani).
  • Pilihlah makanan cemilan yang mengandung zat gizi seimbang. Singkong goreng atau tempe goreng lebih baik daripada ciki-cikian.
  • Ingat, banyak cemilan hanya mengandung kadar kalori, lemak, kolesterol, serta gula yang tinggi. Jagalah berat badan dalam batas normal. Menurunkan badan hendaknya dilakukan secara bertahap, tidak drastis. Jagalah berat badan tetap seimbang dari waktu ke waktu.
  • Biasakanlah makan pagi sebelum berangkat kuliah. Paling tidak segelas susu ditambah sebutir telur rebus. Makan pagi akan meningkatkan konsentrasi belajar dan memudahkan penyerapan materi pelajaran.
  • Makanan hendaknya mengandung aneka ragam kandungan zat: zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein), dan zat pengatur (vitamin dan mineral). Jangan lupa melengkapinya dengan sayuran dan buah-buahan.
  • Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan hendaknya yang aman dikonsumsi (bebas kuman, bahan kimia yang berbahaya, serta tidak bertentangan dengan keyakinan atau kepercayaan yang dianut).
  • Makan makanan sumber zat besi dari bahan makanan hewani, kacang-kacangan, sayuran hijau, dll. Khususnya para remaja putri yang setiap bulan mengalami haid, perlu asupan zat besi yang cukup.
  • Jangan terlalu mudah termakan bujuk rayu iklan dalam memilih makanan.
  • Minumlah air putih yang bersih dan aman sekurang-kurangnya 2 l atau delapan gelas sehari.
  • Membiasakan membaca label makanan yang dikemas. Perhatikan tanggal kedaluwarsa dan bahan yang terkandung di dalamnya.
  • Menghindari minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan rokok.
  • Melakukan olahraga secukupnya.
  • Istirahat dan tidur cukup terutama sehabis melakukan kegiatan yang cukup berat.

Perlu diketahui bahwa peran vitamin sangat besar bagi kebugaran. Anemia karena kekurangan zat besi, menurut dr. Elvina, dapat pula menyebabkan rendahnya sistem pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa para remaja dengan kadar Hb lebih rendah dari 10 g/100ml, kadar sel darah putihnya (untuk melawan bakteri) pun rendah.

Kadar seng (zinc) juga tidak kalah penting untuk menunjang proses kematangan seksual remaja. Pertumbuhan fisik dan kematangan seksual pada remaja yang kekurangan seng akan terhambat. Mineral ini banyak terdapat pada saging sapi, ayam, telur, roti, susu serta olahannya, dan biji-bijian.

Selanjutnya, vitamin D perlu untuk pertumbuhan tulang, vitamin A, C, dan E untuk proses struktur serta fungsi jaringan baru. Kekurangan berat vitamin A dapat menyebabkan ketidaksuburan serta terganggunya haid.

Hendaknya orang tua selalu mengingatkan putra-putrinya untuk memilih menu makanan yang seimbang. Tidur sampai larut malam karena harus nglembur belajar tidak menjadi soal, asalkan asupan makanan cukup untuk menunjang energi yang dikeluarkan. Remaja yang sehat akan membentuk manusia dewasa yang sehat pula! (Nn)


UMBER: http://www.indomedia.com/intisari/2000/juni/remaja6.htm


Remaja dan Anemia


Jumat, 28 Juni 2002

Sebagai remaja, kita tentunya punya seabrek kegiatan: sekolah dari pagi sampai siang, diterusin dengan kegiatan ekskul sampai sore; belum lagi kalau ada les atau kegiatan tambahan: bahasa Inggris, piano, berenang, main basket, dan masih banyak lagi. Semua kesibukan itu sering bikin kita enggak sempat makan, apalagi mikir komposisi dan kandungan gizi dari makanan yang masuk ke tubuh kita. Akibatnya, kita sering merasa kecapaian, lemas, dan tidak bertenaga. Akan tetapi, kondisi cepat capai dan lemas tadi bisa juga disebabkan oleh anemia, atau yang dalam bahasa sehari-hari disebut kurang darah.

Pada orang sehat, butir-butir darah merah mengandung hemoglobin, yaitu sel darah merah bertugas membawa oksigen serta zat gizi lain seperti vitamin dan mineral ke otak dan ke jaringan dan organ tubuh lain. Anemia terjadi bila jumlah sel darah merah secara keseluruhan atau jumlah hemoglobin dalam darah merah berkurang. Dengan berkurangnya hemoglobin ataupun darah merah tadi, tentunya kemampuan sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh berkurang. Akibatnya, tubuh kita juga kurang mendapat pasokan oksigen, yang menyebabkan tubuh lemas dan cepat lelah.

Jenis anemia yang paling sering ditemui adalah kekurangan zat besi, yang terjadi bila kita kehilangan banyak darah dari tubuh (baik karena pendarahan luka maupun karena menstruasi), ataupun karena makanan yang kita konsumsi kurang mengandung zat besi. Infeksi cacing tambang, malaria, ataupun disentri juga bisa menyebabkan kekurangan darah yang parah. Ada beberapa tahap sampai tubuh kita kekurangan zat besi. Mula-mula, simpanan zat besi dalam tubuh menurun. Dengan menurunnya zat besi, produksi hemoglobin dan sel darah merah pun berkurang.

Selain kekurangan zat besi, masih ada dua jenis lagi anemia yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Aplastic anemia terjadi bila sel yang memproduksi butir darah merah (terletak pada sumsum tulang belakang) tidak dapat menjalankan tugasnya. Hal ini dapat terjadi karena infeksi virus, radiasi, kemoterapi atau obat tertentu. Sedangkan jenis berikutnya adalah haemolytic anemia, yang terjadi ketika sel darah merah hancur secara dini, lebih cepat dari kemampuan tubuh untuk memperbaruinya. Penyebab haemolytic anemia ini pun bermacam-macam, bisa bawaan seperti talasemia atau sickle cell anemia. Pada kasus lain, seperti misalnya reaksi atas infeksi atau obat-obatan tertentu, sel darah merah dirusak sendiri oleh antibodi di dalam tubuh kita.

Anemia tidak menular, tetapi tetap berbahaya. Remaja berisiko tinggi menderita anemia, khususnya kurang zat besi, karena remaja mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Dalam pertumbuhan, tubuh membutuhkan nutrisi dalam jumlah banyak, dan di antaranya adalah zat besi. Bila zat besi yang dipakai untuk pertumbuhan kurang dari yang diproduksi tubuh, maka terjadilah anemia.

Remaja cewek berisiko lebih tinggi terkena anemia daripada cowok. Pertama, karena setiap bulan cewek mengalami menstruasi. Seorang cewek yang mengalami mens yang banyak selama lebih dari lima hari dikhawatirkan akan kehilangan zat besi (sehingga membutuhkan zat besi pengganti) lebih banyak daripada cewek yang mensnya hanya tiga hari dan sedikit. Alasan kedua adalah karena cewek sering kali menjaga penampilan, ingin kurus sehingga berdiet dan mengurangi makan. Diet yang tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh akan menyebabkan tubuh kekurangan zat-zat penting seperti zat besi.

Gejala anemia

Anemia jenis apa pun yang diderita, gejala yang menandainya sama, yaitu keletihan. Gejala lain yang mungkin juga muncul adalah warna kekuning-kuningan pada kulit dan bagian putih mata, atau rasa sakit pada tulang.

Kekurangan zat besi menimbulkan beberapa gejala yang tidak terlalu kelihatan jelas, seperti mudah lelah, cepat capai bila berolahraga, sulit konsentrasi, atau mudah lupa. Mengingat hal ini juga biasa dialami oleh orang sibuk yang sehat dan tidak kekurangan zat besi sekalipun, gejala-gejala seperti ini sering luput dari perhatian. Pada umumnya, orang mulai curiga akan adanya anemia bila keadaan sudah makin parah sehingga gejalanya kelihatan lebih jelas, seperti kulit pucat, jantung berdebar-debar, pusing, mudah kehabisan napas ketika naik tangga atau olahraga (karena jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa oksigen ke seluruh tubuh).

Bila kita dicurigai menderita anemia, biasanya dokter akan meminta kita melakukan tes darah di laboratorium untuk menghitung sel darah merah. Tes ini akan menentukan antara lain jumlah, ukuran, dan bentuk sel darah merah dan persentase darah merah dalam darah kita. Informasi mengenai hal-hal tadi akan menunjukkan apakah kita menderita anemia.

Kalau kita memang menderita anemia, dokter akan menyelidiki lebih lanjut bagaimana pola makan kita, apakah kita sedang menjalani diet ketat atau olahraga berat. Cewek akan ditanya siklus, lama dan banyaknya menstruasi. Bila pola makan kita baik dan dalam keadaan normal seharusnya tidak membuat kita kekurangan zat besi, maka dokter akan meminta kita melakukan tes lebih lanjut seperti tes tinja, untuk mengetahui apakah kotoran kita berwarna hitam atau mengandung darah. Bila sudah diketahui dengan pasti apa yang terjadi, barulah dokter dapat mengambil tindakan perawatan.

Pengobatan yang dilakukan dokter bermacam-macam tergantung dari jenis dan parahnya anemia yang diderita pasien. Pada tingkat kekurangan zat besi ringan, dokter akan meresepkan obat serta merekomendasikan diet atau pengaturan pola makan khusus. Sedangkan pada anemia yang lebih berat, tindakan yang diambil bisa berupa transfusi darah, pemberian obat atau hormon tertentu yang dapat merangsang produksi sel darah merah, atau transplantasi sumsum tulang belakang.

Apakah anemia dapat dicegah?

Mungkin atau tidaknya anemia dicegah sangat ditentukan oleh penyebabnya. Saat ini, belum ditemukan cara untuk mencegah anemia yang disebabkan karena kelainan darah bawaan. Namun, ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk mencegah anemia karena kekurangan zat besi.

Untuk mencegah kekurangan zat besi, kita sebaiknya mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh dari daging (terutama daging merah seperti sapi dan kambing), telur, ikan dan ayam, serta hati. Pada sayuran, zat besi dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan lain. Perlu kita perhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.

Selain itu, kita juga harus hati-hati dalam mengombinasikan makanan karena ternyata kombinasi tertentu juga dapat mempengaruhi penyerapan zat besi oleh tubuh. Misalnya, minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan mempersulit penyerapan zat besi, sedangkan vitamin C dapat membantu tubuh menyerap zat besi. Dengan demikian, misalnya, akan terasa percuma kalau saat makan siang kita menyantap nasi, semur daging dan sayur bayam sambil minum es teh. Lebih baik, kita pilih es jeruk atau air putih saja.

Nah, temen-temen, sekali lagi, untuk memastikan bahwa tubuh kita cukup memperoleh zat besi, kita perlu memperhatikan pola makan kita. Seperti sudah selalu diingatkan, sarapan sangat penting bagi kita karena sarapan membuat kita punya cukup energi untuk melakukan aktivitas sepanjang hari. Pastikan bahwa menu sarapan kita mengandung cukup zat besi, yang dapat diperoleh dari bahan-bahan seperti di atas. Jangan sampai kita mengalami kekurangan darah atau anemia hanya karena kita malas makan, atau karena kita berdiet ketat demi penampilan tanpa memperhatikan kesehatan. Okey? Salam!

GUNTORO UTAMADI, PKBI Pusat (dari berbagai sumber)

SUMBER: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0206/28/dikbud/rema33.htm

SUMBER: http://www.kompas.com/kompas-cetak/0206/28/dikbud/rema33.htm

PERKENALAN TENTANG ANEMIA

(GMT+08:00) 2006-05-30 15:41:13

Dalam Ruangan Kesehatan edisi ini akan kami bicarakan anemia.

Yang disebut anemia pada umumnya adalah gejala berkurangnya kadar eritrosit atau sel darah merah dan hemokrom dalam darah. Gejala yang termanifestasi pada penderita ialah pucat di bagian muka, daun telinga, selaput lendir bibir dan selaput mata. Penyebab anemia sebagai berikut.

Pertama, anemia defisiensi besi. Ini disebabkan kekurangan zat besi yang merupakan bahan pembuat darah, dan mengakibatkan menurunnya pembentukan sel darah.

Kedua, fungsi organ pembuat darah mengalami gangguan, dan tidak dapat memproduksi cukup sel darah yang dibutuhkan tubuh.

Ketiga, kehilangan darah yang berlarut-larut dalam tubuh walaupun dalam jumlah tidak banyak, misalnya tumor dalam saluran usus, bawasir dan tukak, lama ke lamaan dapat memicu anemia.

Ke-empat, bertambah cepatnya perusakan sel darah, misalnya anemia hemolisis. Selain sebab-sebab tersebut tadi, ada satu jenis anemia yang mempunyai sebab khusus, yaitu anemia yang diakibatkan penyakit ginjal, di antaranya prostasi fungsi ginjal dan uremia.

Jangan sembarangan mensubsidi zat besi kepada orang lanjut usia yang terserang anemia.

Sebab orang lanjut usia mengidap anemia selain tubuhnya kekurangan zat besi, juga dapat karena beberapa sebab sebagai berikut.

Pertama, menurunnya fungsi pembuatan darah. Seiring dengan bertambahnya usia, organ pembuat darah dalam sumsum tulang berangsur-angsur digantikan dengan jaringan lemak dan jaring penyambung.

Kedua, dampak berbagai penyakit. Stadium menengah dan akhir penyakit kanker, penyakit ginjal kronis, reumatik atau penyakit persendian, leukemia atau kanker darah, tumor sumsum tulang yang kerap timbul, tukak pencernaan dan kanker usus besar, kesemua itu dapat memicu anemia.

Ketiga, kekurangan asam lambung. Banyak orang lanjut usia sekresi asam lambung berkurang, atau mengkonsumsi preparat anti-asam, yang tidak menguntungkan bagi pembuangan non-hemokrom besi dan menghalangi penyerapan zat besi.

Ke-empat, tidak cukupnya penyerapan protein. Orang lanjut usia umumnya berdiet, sehingga penyerapan proteinnya kurang, ini akan mengakibatkan anemia.

Kelima, anemia orang lanjut usia juga berkaitan dengan menurunnya tingkan persenyawaan protein dalam tubuh, kurangnya penyerapan vitamin B 12, B6 serta asam daun dan nutrein lainnya, juga berkaitan dengan kebiasaan sering minum teh kental.

Banyak ilmuwan setelah mengadakan sejumlah besar penelitian mengenai hubungan zat besi dan dimensia lanjut usia dini berpendapat, akumulasi zat besi dapat memparah penyakit dimensia lanjut usia dini. Zat besi dalam kepekatan normal adalah diperlukan bagi pertumbuhan dan fungsi otak besar, tapi kalau terlalu banyak dapat mengakibatkan jenuhnya sistem pencadangan besi dalam tubuh, dan akan merusak tubuh.

Oleh karena itu, orang lanjut usia yang menderita anemia, pertama-tama harus mengetahui jelas sebab-sebabnya, kemudian baru mengobati penyakitnya, dan tidak boleh hanya dengan mensubsidi zat besi semata-mata.

Selain itu, perlu menambah zat besi dari makanan yang kaya mengandung protein seperti produk susu, telur, ikan, daging tidak berlemak dan produk kacang. Selain itu, jeroan binatang dan bidar besar juga mengandung zat besi yang banyak. Dianjurkan banyak mengkonsumsi sayur mayur hijau seperti pocai, seledri, sawi dan tomat.

Bagi wanita setengah baya dan lanjut usia bila menemukan dirinya mengidap anemia, haruslah cepat-cepat periksa ke dokter untuk mengetahui apakah disebabkan oleh penyakit ginjal. Karena sebagian wanita berusia 40 tahun ke atas yang menderita anemia adalah disebabkan oleh penyakit ginjal, dan kebanyakan di antaranya ialah uremia, dan anemia sering menjadi sebab pertama bagi seseorang untuk pergi periksa ke dokter. Karena uremia termasuk penyakit berat di antara penyakit dalam, sering mengancam jiwa pasien, maka, adalah sangat penting untuk menemukan dan mengobatinya sedini mungkin. Maka, bagi wanita setengah baya atau lanjut usia yang mengidap anemia, sekali-kali jangan meremehkan kewaspadaan terhadap penyakit ginjal, agar tidak kasep mendiagnosa atau mendeteksinya.

Waspadai anemia sebagai akibat diet.

Pakar gizi memperingatkan, mengurangi berat badan dengan cara diet seperti menggantikan nasi dengan buah-buahan adalah tidak ilmiah. Karena walaupun buah-buahan mengandung banyak macam vitamin, tapi tidak kurang mengandung zat kalsium dan besi, sedangkan operasional normal tubuh memerlukan protein dan banyak materi lainnya. Menggantikan makanan pokok dengan buah-buahan dalam jangka panjang akan menyebabkan badan kekurangan zat yang diperlukan seperti zat besi dan kalsium serta protein dan mengakibatkan anemia. Kalau keadaan seperti itu berlarut lama, sangat mungkin akan memicu penyakit lainya. Maka, kalau hendak menurunkan berat badan dengan cara diet, perlu banyak mengkonsumsi padi-padian, ikan-ikanan, susu sapi yang relatif rendah kadar lemaknya, dalam rangka menjamin gizi yang diperlukan tubuh.

Penderita anemia perlu menambah vitamin C dan mengurangi minum teh.

Dewasa ini, anemia defisiensi besi tetap merupakan salah satu penyakit kekurangan gizi yang menghantui kesehatan, dan banyak ditemui pada kelompok wanita subur, lebih-lebih wanita hamil, bayi dan balita serta pemuda remaja. Karena permintaan mereka akan zat besi cukup banyak, dan zat besi yang diserap dari makanan sehari-hari tidak dapat mencukupi kebutuhan fisiologi.

Dalam mencegah anemia defisiensi besi, selain perlu memperhatikan subsidi zat besi, juga perlu memperhatikan subsidi vitamin C. Zat besi dan vitamin C merupakan dua nutrien penting yang dibutuhkan tubuh, dan ambil bagian dalam banyak proses metabolisme penting dalam tubuh. Pada puluhan tahun lalu, dalam proses penelitian penyerapan zat besi publik menemukan bahwa vitamin C berperan mendorong penyerapan zat besi.

Penelitian selanjutnya juga menemukan, vitamin C terutama mendorong penyerapan zat besi non-heme dalam tubuh, sekitar 25 miligram vitamin C dapat mendorong penyerapan zat besi non-heme dalam makanan bertambah 1-2 kali lipat, 200 miligram vitamin C bahkan dapat memperbanyak penyerapan zat besi non-heme 5 hingga 6 kali lipat.

Pasien yang menderita anemia defisiensi besi kalau sering minum teh khususnya teh kental atau minum teh setelah makan, maka, dapat menghalangi penyerapan tubuh akan zat besi dari makanan. Kalau hal itu berlangsung terus, akan mempengaruhi peredaan dan pengobatan gejala anemia. Karena daun teh mengandung banyak asam tanat dan tanin serta materi lainnya. Materi tersebut mudah bersenyawa dengan zat besi dalam makanan di lambung dan usus, sehingga menjadi semacam kompon besi yang tidak dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh manusia, dan mempengaruhi penyerapan dan pemanfaatan zat besi dalam makanan oleh tubuh.

Menurut penelitian, minum teh dapat mengurangi 50 persen ke atas penyerapan zat besi dalam makanan, maka, dianjurkan mereka yang mengidap anemia defisiensi besi sebaiknya tidak minum teh. Selain itu, penderita anemia defisiensi besi kalau sering mengkonsumsi produk teh, seperti kueh kering atau kembang gula dengan ramuan teh juga dapat menghalangi penyerapan dan pemanfaatan zat besi yang terkandung dalam makanan.

SUMBER: id.chinabroadcast.cn/1/2006/05/30/1@44003.htm

SUMBER: id.chinabroadcast.cn/1/2006/05/30/1@44003.htm

Monday, June 19, 2006

Waspada Tekanan Darah Rendah

Health: Thursday, 11 Aug 2005 10:39:7 WIB

Lemah, mudah lelah, dan gampang pingsan bisa menjadi pertanda kemungkinan Anda menderita tekanan darah rendah (hipotensi). Walaupun demikian, pada umumnya tekanan darah rendah tidak menimbulkan gejala. Cukup banyak penderita yang tidak merasakan keluhan apapun.

Kalaupun dirasakan, gejala-gejalanya sebagian mirip dengan gejala kurang darah (anemia). Tak heran jika banyak yang mengira tekanan darah rendah sama dengan kurang darah. Padahal keduanya berbeda. Tekanan darah diketahui dengan cara mengukur kekuatan denyut nadi, sedangkan kurang daraah diketahui dengan pemeriksaan kadar hemoglobin (Hb) darah di laboratorium.

Seseorang dinyatakan tekanan darahnya rendah jika angka tekanan darah diastoliknya kurang dari 80 mmHg. Tekanan darah rendah, menurut dr Agus Taolin, Sp.P.D dari Rumah Sakit Bogor dapat terjadi pada orang yang kurang makan, berbaring terlalu lama, mengalami gangguan saraf otonom (seperti penderita diabetes), atau gangguan hormon.

Pada prinsipnya tekanan darah rendah tidak memerlukan pengobatan. Bila Anda merasakan gejala, segeralah berbaring. Berlawanan dengan pengidap hipertensi, penderita tekanan darah rendaaah justru dianjurkan menambah konsumsi garam dapur, termasuk makanan asin bergaram. Disarankan total asupan garam sehari diperkirakan setara dengan 10-20 gram (1-2 sendok makan rata).

Mungkin jutru suatu kemujuraan bahwa Anda memiliki tekanan darah rendah. Dalam satu kesimpulan hasil penelitian dikatakan bahwa pemilik tekanan darah rendah memiliki harapan hidup lebih tinggi daripada orang-orang yang tekanan darahnya normal. Berbeda dari tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah dapat dikatakan tidak perlu pengobatan. Dokter hanya akan memberikan obat-obatan peningkat tekanan darah jika gejala-gejala tekanan darah rendah sudah sangat mengganggu kegiatan Anda sehari-hari.

Walaupun relatif tidak berbahaya, Robert di Binaco, M.D., dari Washington Adventist Hospital di Massachussets, AS, mengingatkan seyogjanya penderita tekanan darah rendah waspada. Dengan bertambahnya usia, tekanan darah rendah cenderung menjadi temporer, yang disebut hipotensi ortostatik. Misalnya, ketika turun dari tempat tidur sekonyong-konyong mau pingsan, tiba-tiba merasa lemah, ruangan seakan berputar, atau pandangan menjadi gelap. Jika Anda mengalami hal ini, apalagi kalau sering, segeralah memeriksakan diri ke dokter. (N)
Sumber: Majalah Nirmala

http://www.cbn.net.id/


Tekanan Darah Rendah / Hipotensi

DEFINISI

Hipotensi (tekanan darah rendah) adalah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari 90/60 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga menyebabkan gejala-gejala seperti pusing dan pingsan.

Mempertahankan tekanan pada saat darah meninggalkan jantung dan beredar ke seluruh tubuh sangat penting. Tekanan harus cukup tinggi untuk mengantarkan oksigen dan zat makanan ke seluruh sel di tubuh dan membuang limbah yang dihasilkan.
Jika tekanan terlalu tinggi, bisa merobek pembuluh darah dan menyebabkan perdarahan di dalam otak (stroke hemoragik) atau komplikasi lainnya.
Jka tekanan terlalu rendah, darah tidak dapat memberikan oksigen dan zat makanan yang cukup untuk sel dan tidak dapat membuang limbah yang dihasilkan sebagaimana mestinya.


MEKANISME KOMPENSASI

Terdapat 3 faktor yang membantu menentukan tekanan darah:

  1. Jumlah darah yang dipompa dari jantung
    Semakin banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah jantung), semakin tinggi tekanan darah.
    Banyaknya darah yang dipompa mungkin berkurang jika irama jantung melambat atau kontraksinya melemah, seperti yang bisa terjadi setelah suatu serangan jantung (infark miokardium).
    Denyut jantung yang sangat cepat, yang bisa mengurangi efisiensi pompa jantung, juga bisa mengurangi curah jantung.
  2. Volume darah di dalam pembuluh darah
    Semakin banyak darah berada di dalam sirkulasi, semakin tinggi tekanan darah.
    Kehilangan darah karena dehidrasi atau perdarahan bisa mengurangi volume darah dan menurunkan tekanan darah.
  3. Kapasitas pembuluh darah.
    Semakin kecil kapasitas pembuluh jantung, semakin tinggi tekanan darah.
    Pelebaran (dilatasi) pembuluh darah menyebabkan menurunnya tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah menyebabkan tekanan darah meningkat.
Sistem sensor, terutama yang berada di leher dan dada, memantau tekanan darah secara konstan. Jika ditemukan perubahan yang disebabkan oleh salah satu dari ketiga faktor diatas, sistem sensor akan memicu suatu perubahan pada salah satu faktor untuk mengkompensasi sehingga tekanan darah yang stabil dapat dipertahankan.
Saraf membawa sinyal dari sistem sensor tersebut dan dari pusat otak ke beberapa organ penting:
- Jantung, untuk merubah kecepatan dan kekuatan denyut jantung (merubah jumlah darah yang dipompa)
- Ginjal, untuk mengatur pengeluaran air (merubah volume darah dalam sirkulasi)
- Pembuluh darah, untuk menyebabkan konstriksi/pengkerutan atau dilatasi/pelebaran (merubah kapasitas pembuluh darah).

Oleh karena itu, jika pembuluh darah melebar (yang cenderung akan menurunkan tekanan darah), sistem sensor dengan segera mengirimkan sinyal melaui otak dan menuju ke jantung untuk meningkatkan denyut jantung, sehingga curahan darah dari jantung meningkat dan terjadi perubahan tekanan darah.

Tekanan darah rendah juga bisa merupakan akibat dari kelainan fungsi di dalam mekanisme yang mempertahankan tekanan darah.
Contohnya jika kemampuan saraf untuk menghantarkan sinyal terganggu karena berbagai penyakit, maka mekanisme kompensasi tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

PENYEBAB

Penyebab Tekanan Darah Rendah

Perubahan Dalam Mekanisme Kompensasi Penyebab
Curah jantung berkurang Irama jantung abnormal
Kerusakan, hilangnya atau kelainan fungsi otot jantung
Penyakit katup jantung
Emboli pulmoner
Volume darah berkurang Perdarahan hebat
Diare
Keringat berlebihan
Berkemih berlebihan
Meningkatnya kapasitas pembuluh darah Syok septik
Pemaparan oleh panas
Diare
Obat-obat vasodilator (nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE)

GEJALA

Penderita biasanya akan merasakan pusing atau pingsan.

DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan tekanan darah.
Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

  • Pemeriksaan darah
  • Biakan darah
  • EKG
  • Analisa air kemih
  • Rontgen perut
  • Rontgen dada.

  • http://www.medicastore.com

    Wednesday, June 14, 2006

    Bekam Usir Penyakit Dikira Sihir

    Terapi bekam yang tumbuh dan populer di Tanah Arab kini mulai terlihat marak di negeri kita. Dikhasiatkan mengusir segala jenis penyakit jasmaniah maupun rohaniah.

    Apa saja yang perlu diperhatikan sebelum kita menjalani terapi bekam?

    Titik-titik darah berwarna merah kehitaman mulai muncul di leher tepat di belakang cuping aktor Henky Tornando. Perlahan-lahan cairan yang terlihat agak berbuih itu semakin banyak keluar, hingga hampir memenuhi mangkuk bekam. Meski berdarah-darah begitu, ekspresi Henky yang tiduran tertelungkup terlihat rileks saja.

    Tak sampai 10 menit kemudian mangkuk-mangkuk dilepas. Darah yang tertinggal di kulit diseka menggunakan kapas. "Rasanya, tubuh jadi ringan. Pusing dan pegal tidak pernah kumat," kata Henky yang mulai mengenal bekam sejak dua tahun lalu. Pembawa acara televisi Ferdi Hasan yang pernah sekali merasakan terapi ini memberi kesaksian serupa. "Khasiatnya instan, badan langsung terasa enteng."

    Henky maupun Ferdi telah meyakini manfaat bekam, sebuah terapi untuk mengeluarkan "darah kotor" dari tubuh guna mengusir berbagai keluhan penyakit atau sekadar menjaga kesehatan tubuh. Terapi tradisional ala Timur Tengah ini sudah populer sejak berabad-abad lalu, bahkan dianjurkan oleh Nabi Muhammad kepada para pengikutnya.

    Sepintas, bekam terdengar menyeramkan, karena berbau-bau "darah". Padahal kenyataannya tidaklah seseram itu. Bekam mengambil darah di dermis (kulit jangat) dan bukan pada pembuluh darah. "Jumlahnya sedikit sekali, seperempat liter saja tidak ada," jelas Ustad La Ode Aly Abi Ilahy, terapis bekam dari Rumah Sehat Herba Care di kawasan Tegal Parang, Jakarta Selatan.

    Pengambilan darah dilakukan menggunakan alat berbentuk mangkuk (cupping set) yang ditempelkan pada kulit. Bagian tubuh yang merupakan titik bekam terlebih dulu "dilukai" memakai jarum lancet atau bisa juga pisau cukur (silet). Dengan pompa pengisap, udara di mangkuk kemudian disedot perlahan-lahan. Akibat perbedaan tekanan udara, kulit akan terangkat dan darah merembes keluar

    Tiga titik utama

    • Meski dimulai sejak zaman Mesir Kuno, bahkan kemudian berkembang di banyak negara (termasuk Cina), bekam yang kini dipraktikkan di Indonesia begitu kental dengan nilai-nilai Islam.

    Terapi yang dalam bahasa Arab disebut hijamah ini telah disesuaikan dengan sunah Nabi Muhammad. Tak heran, para terapis umumnya berasal dari pondok-pondok pesantren.

    Nuansa Islami terlihat dari pemilihan titik bekam, yang sepintas mirip titik-titik akupuntur. Aslinya, bekam mengenal lebih dari 350 titik di seluruh tubuh. Namun, dalam praktik Aly mengutamakan 12 titik, seperti anjuran Nabi Muhammad, yang terletak di seputar kepala, leher, pinggang, dada, dan kaki. Dari situ terdapat tiga titik utama yaitu ummu mughits dan dua titik qumahduah.

    Ummu mughits yang berada di atas kepala merupakan titik utama bekam, yang sekaligus merupakan pertemuan ratusan titik dari seluruh tubuh. Lewat titik ini saja bisa disembuhkan bermacam penyakit pada bagian atas tubuh, seperti vertigo, polip, gangguan saraf telinga, penyakit kulit, depresi, sampai gangguan ilmu hitam atau sihir.

    Sedangkan qumahduah terletak di leher bagian belakang, tepatnya antara rambut dan cuping telinga, baik kanan maupun kiri. Titik qumahduah dan ummu mughits itu titik utama yang selalu digarap dalam sebuah terapi, ditambah sejumlah titik-titik lain sesuai keluhan pasien.

    "Sejauh ini saya banyak mengobati utamanya lewat tiga titik itu saja dan ratusan pasien merasakan kesembuhan," terang terapis yang berpraktik sejak 10 tahun lalu. Prinsipnya, tak ada bagian tubuh yang tidak bisa dibekam. Bahkan termasuk di bagian kemaluan sekalipun.

    Tidak terasa sakit

    • Proses terapi dimulai dengan membersihkan kulit pasien pada bagian yang hendak dibekam dengan cairan antiseptik seperti alkohol.

    Jika kebetulan terdapat rambut atau bulu, maka akan dibersihkan dulu dengan cara dikerok. "Jika dibekamnya di atas kepala, ya terpaksa pitak dulu," jelas Aly sambil tersenyum.

    Setelah kulit bersih, mangkuk bekam ditaruh dan dipompa untuk mengosongkan udara di dalamnya. Pemompaan dilakukan sesuai daya tahan pasien. Di sini pasien akan merasa sedikit pegal dan kulit pun berwarna merah kehitaman. Setelah kira-kira 10 menit, mangkuk dilepas dan kulit akan terasa menebal.

    Tepat di atas kulit yang menebal dilakukan penusukan menggunakan jarum atau bisa juga disayat dengan pisau cukur. Tusukan berkali-kali ini tidak keras. Ketika Intisari mencoba, memang sama sekali tidak terasa sakit. "Jika terasa sakit atau malah keluar darah, berarti itu bukan darah yang dimaksud," kata Aly yang mengaku tidak pernah memakai alat lain, semisal pisau bedah.

    Selanjutnya, mangkuk kembali ditempelkan dan dipompa. Tindakan inilah yang membuat darah keluar seperti merembes. Perlahan-lahan darah semakin banyak, bahkan menggenang di dalam mangkuk. Dalam bekam, inilah yang dimaksud "darah kotor".

    Dalam konsep bekam, darah kotor adalah darah yang tidak berfungsi lagi, sehingga tidak diperlukan tubuh dan harus dibuang. Secara spiritual, "kotor" juga berarti darah itu telah tercemar roh jahat, akibat tindak-tanduk si empunya tubuh yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Kotor juga bisa disebabkan sihir.

    Proses pengisapan darah berlangsung tak lebih dari 10 menit. Jika terlalu lama dibekam, pasien bisa merasa sakit karena kulit akan mengelupas. Kecepatan keluar darah setiap orang berbeda. Aly meyakini, orang bertempramen keras, darahnya akan lebih cepat keluar. Namun, ada juga yang keluarnya lambat dengan jumlah sedikit.

    Setiap kali terapi bekam dijalankan, biasanya dilakukan dua sampai tiga kali pengisapan darah, tergantung pada jenis keluhan serta volume darah yang keluar. Jika darah hanya keluar seperempat mangkuk setiap kali bekam, pengulangannya lebih sering dibandingkan dengan pasien yang darahnya keluar lebih banyak.

    Saat proses bekam berlangsung, pasien biasanya akan sedikit merasa kebas pada bagian yang dibekam. Untuk mencegahnya, terapis akan mengajak untuk menggerak-gerakkan bagian tubuh yang kebas agar darah lancar kembali.

    Aly berkisah, setelah berobat, pasien biasanya akan mengaku langsung merasakan manfaatnya. "Jadinya dikira sihir," kata terapis yang belajar membekam dari Ustad Jumali sewaktu berkelana ke Malaysia awal dekade 1990-an. "Padahal ini semata-mata berkah dari Allah."

    Seusai dibekam, seseorang dianjurkan meminum minuman hangat, misalnya jintan hitam atau madu. Tidak mau tanggung, orang Arab malah meminum kuah daging kambing. Maka pantangannya adalah meminum es selama beberapa hari. Sebelum dibekam, pasien juga disarankan untuk berpuasa beberapa jam.

    Pantangan yang paling utama adalah berhubungan seksual sehari sebelum dan sesudah dibekam. "Kelihatannya tidak masuk akal, tapi jangan coba-coba dilanggar," kata terapis kelahiran Buton yang sehari-hari dipanggil ustad ini. Bekam juga tidak dilakukan pada hari Rabu dan Sabtu, sesuai sunah Nabi Muhammad.

    Terapi tanduk

    • Demi menjaga kebersihan, Aly selalu menggunakan jarum dan pisau cukur sekali pakai.

    Sebelum dan sesudah dilakukan bekam, tubuh pasien maupun peralatan akan dibersihkan menggunakan alkohol. Seorang terapis bekam yang baik juga selalu memakai sarung tangan karet saat menangani pasien.

    Saat ini pengobatan bekam mencatat kemajuan besar karena menggunakan mangkuk cupping set yang modern dari plastik. Pada masa silam, pernah digunakan tanduk binatang sehingga dinamai terapi tanduk. Pernah pula dipakai botol bekas kopi instan dan sebagai penghampa udaranya adalah api. "Sakitnya minta ampun," kenang Aly yang kali pertama dibekam pada 1991.

    Dengan mangkuk plastik, pasien merasa lebih bersih. Pemompaan dengan hand pump juga dapat mengontrol daya tahan pasien. Alat-alat buatan Taiwan ini mudah ditemui di toko-toko obat dan alat kesehatan. Jika pasien hendak membeli sendiri untuk terapi, Aly mempersilakan.

    Terlepas dari rasa risih pasien, bekam sebenarnya tidak melulu harus mengeluarkan darah. Ada jenis bekam kering (hijamah rothbah), di mana kulit hanya disedot dengan mangkuk tanpa dilukai jarum dan keluar darah. Tindakan ini dikenal oleh banyak kalangan sebagai dikop.

    Fungsi bekam kering memperlancar aliran darah beku atau mengalirkan darah ke bagian tubuh yang kekurangan. Sepintas mirip kerokan. Biasanya, bekam kering dipakai sebagai kombinasi bekam basah. Misalnya, pada pengobatan impotensi, dilakukan bekam basah pada lima titik di pinggang dan bekam kering pada perut.

    Dua dokter

    • Perbedaan penggunaan teknik bekam ini juga dapat mengindikasikan tingkat keahlian terapis bekam.

    Aly mengakui, bekam cukup mudah dipelajari hanya dengan dua atau tiga kali belajar. Bekas murid-muridnya kini sudah tersebar dan nyaris tak terhitung lagi, termasuk dua dokter di Sulawesi yang menjadikannya sebagai alternatif pengobatan. "Tapi jika bekam diterapkan secara tidak benar, kasihan pasien," katanya dengan nada bijak.

    Ciri bekam yang benar juga bisa dilihat dari tusukan jarum. Tusukan ini cukup lembut, sehingga tidak langsung keluar darah. Ketika mangkuk dicabut, juga tidak ada darah yang keluar lagi. Luka bekam juga tidak terasa perih di saat pasien mandi selesai berbekam. Luka tidak cukup dalam sehingga pasien diabetes pun dapat dibekam.

    Kebanyakan pasien umumnya tidak perlu bolak-balik untuk dibekam. Permintaan justru datang dari pasien sendiri yang kepingin tubuhnya terus disegarkan. Kecuali kasus seperti penyakit jantung dan stroke, menurut Aly, butuh beberapa kali bekam.

    "Makanya aneh jika ada pasien yang mengaku berkali-kali dibekam, tapi tidak ada hasil yang baik," kata terapis yang mengaku rutin berbekam setiap empat bulan ini.

    Menurut Aly, kini banyak terapi bekam yang ditawarkan dengan berbagai metode. Maklum, pengobatan ini berkembang di beberapa belahan dunia, termasuk beberapa di antara mereka adalah bekas murid-muridnya. Sejauh ini mereka saling berhubungan untuk bertukar pengalaman demi memajukan bekam. "Tapi semua itu adalah cara saja. Semata-mata kesembuhan memang hanya berasal dari Allah," kata Aly. Bagi yang meyakini, bekam memang salah satu cara yang bisa dipilih. *

    Sumber: www.kompas.com

    Mengeluarkan Darah Kotor dengan Bekam

    TATAPAN mata sekira 100 peserta pelatihan bekam tertuju pada pergerakan tangan pakar bekam asal Malaysia, Puan Siti Zawiyah. Dibalut sarung tangan karet, jari-jari lentik ibu berjilbab ini memainkan seperangkat alat bekam.

    Lho, bukannya bekam lebih sering memakai silet untuk "melukai" lalu dilakukan penyedotan darah kotor dari tubuh pasien? Pikiran bekam masih memakai silet diakui Puan Siti Zawiyah sudah kedaluwarsa. "Teknologi semakin maju sehingga kini sudah ada alat bekam modern dengan memakai jarum sekali pakai," katanya.

    Praktik bekam sekarang lebih modern dan higienis. Setelah pasien tidur tengkurap dengan punggung telanjang, lima buah cup (sejenis gelas kecil berbentuk sloki dengan selang pompa angin) diletakkan di atasnya. Lalu angin dipompa melalui selang ke dalam cup dan mengisap kulit punggung sehingga menggelembung. Satu per satu cup dikunci. Di dalam cup kulit punggung terus terisap membentuk bulatan. Setelah beberapa menit, cup dibuka, lalu tampak di punggung bulatan memerah. Di setiap bulatan merah itulah sebuah jarum ditusukkan dengan cepat dan menyebar. Cup dipasang dan dipompa kembali. Dengan cepat bintik-bintik darah muncul dari permukaan kulit punggung yang terus menggelembung.

    Darah itu makin banyak terisap, bahkan berbusa-busa. Berbeda dengan darah yang berasal dari pembuluh darah, darah yang keluar dari balik permukaan kulit punggung itu tampak semu hitam. Itulah darah kotor yang tersembunyi di permukaan kulit.

    Inilah prinsip pengobatan bekam. Sejenis pengobatan untuk mengangkat dan membuang darah kotor yang sudah mati yang ada di balik permukaan kulit (hijamah). Darah kotor inilah yang jika terus dibiarkan akan berpengaruh pada kelancaran aliran darah dalam tubuh. Darah kotor yang mengakibatkan berbagai penyakit.

    **

    BEKAM sebagai teknik pengobatan bisa digunakan untuk berbagai jenis penyakit, karena setiap penyakit berpusat pada aliran darah. "Sesungguhnya, teknik pengobatan ini bukanlah hal yang baru, terlebih lagi bagi umat Islam. Bekam sudah ada sejak zaman Rasul yang digunakan untuk mengeluarkan racun dalam tubuh yang dulu biasanya memakai gading atau langsung disayat menggunakan pisau," tutur Eko Nurarif, seorang praktisi pengobatan Bekam.

    Ia bercerita, dalam sebuah riwayat, Rasulullah saw sendiri pernah disuguhi masakan kambing yang diberi racun oleh seorang Jahiliyah, tapi racun akhirnya bisa dikeluarkan dengan bekam.

    Tapi, alangkah baiknya menoleh dulu makna pengobatan dengan bekam ini yang diyakini sebagai pengobatan cara Nabi Muhammad. Istilah bekam atau cupping (bahasa Inggris karena alatnya berbentuk cawan) di zaman Nabi dikenal sebagai al-hijamah.

    Sedangkan Puan Siti mengatakan, bekam merupakan istilah dalam bahasa Melayu. "Maknanya meletakkan sesuatu alat pada suatu tempat lalu alat itu menyedot atau suction darah mati atau kotor," kata Puan Siti dengan logat Melayunya yang kental.

    Zaman Rasulullah, bekam memakai kaca yang berupa cawan atau mangkuk tinggi untuk menyedot dan mengeluarkan darah kotor. "Pada zaman Cina kuno bekam disebut perawatan tanduk karena tanduk kerbau menggantikan kaca," katanya.

    Tokoh yang memopulerkan bekam di Eropa di antaranya Hippocrates dengan menulis, "Pelepasan darah adalah terapi terbaik dari berbagai penyakit mulai epilepsi sampai stroke". "Saat ini di Eropa telah kembali memakai lintah sebagai alat bekam seperti mereka memakainya pada abad ke-18," ujar Puan Siti.

    Puan Siti menyebutkan dua jenis bekam yakni bekam basah (wet cupping) yang memakai lancet. Lalu dilakukan penyedotan racun dengan memakai pompa bekam. "Sedangkan bekam kering (dry cupping) biasanya dilakukan pada orang yang takut melihat darah atau terkena tusukan jarum. Tapi, bekam kering memiliki dampak samping, kulit berwarna biru hitam karena lebam," ucap Puan Siti.

    Apabila dalam tubuh terdapat banyak racun, menurut Puan Siti Zawiyah, terjadi pengendapan sehingga sistem aliran darah tidak bisa berjalan dengan lancar. "Yang paling jelas ada gangguan pada sistem peredaran darah sehingga tubuh cepat lemah karena kurang oksigen. Orang tersebut cepat ngantuk, murung, malas, dan mudah marah," katanya.

    Mengenai waktu bekam, Siti Puan menyitir hadis nabi yang menyatakan waktunya siang hari atau selepas salat zuhur karena saluran darah sedang mengembang. "Kalau pagi hari didahului mandi sauna selama 30 menit dan istirahat 15 menit lalu mulai bekam," katanya.

    Dalam hadis lain disebutkan, waktu terbaik untuk berbekam pada anggal 17, 19, dan 21 Hijriah. Tanggal itu dipercaya sebagai "hari penyembuh segala penyakit". "Ada beberapa kondisi yang tidak boleh dibekam yaitu setelah selesai makan, pasien harus nunggu kurang lebih dua jam baru dibekam. Tidak boleh dibekam pada perut wanita hamil, kaki bengkak varicose veins, tubuh terlalu panas atau sejuk (dingin-red.), anemia, tekanan darah rendah, infeksi terbuka, atau kanker," ujar ibu berjilbab ini.

    **

    DI Indonesia, tren pengobatan islami ini sudah berkembang sejak tahun 1998. Bahkan lebih ke belakang lagi, bekam sudah ada dalam teknik pengobatan tradisional, misalnya pengobatan masuk angin yang menggunakan lilin dan gelas. Untuk mengeluarkan darah kotor, tehnik pengobatan bekam secara tradisional juga bisa dilihat di Sukabumi. Tapi tidak dengan menggunakan peralatan modern seperti cup, melainkan dengan lintah.

    "Sekarang sejalan kemajuan teknologi, bekam dikembangkan oleh Cina. Alatnya cup dengan berbagai variasi dan memiliki delapan ukuran. Tapi sebelumnya kami harus melihat dulu kondisi pasien dan jenis penyakit," kata Eko, seraya menambahkan teknik pengobatan yang telah diakui oleh beberapa dokter ahli ini tidak mempunyai efek samping.

    Menurutnya, untuk menjaga kesehatan sebaiknya bekam dilakukan sebulan sekali, tapi untuk pengobatan dilakukan 2 kali seminggu. Selain mengangkat sel darah yang sudah mati, bekam juga berguna untuk meningkatkan antibodi. Untuk dibekam, orang tak perlu datang ke klinik. Dengan perangkat seperti cup, jarum, pengukur tekanan darah, stateskop, sarung tangan, dan kaporit, bekam bisa dilakukan sendiri di rumah, dan tentunya juga setelah mengikuti pelatihan.

    Setelah pengobatan selesai, biasanya pasien diberi obat-obatan herbal berupa jinten hitam, abatusaudah (sejenis biji-bijian dari Timur Tengah), dan madu. Obat-obat ini berguna untuk seluruh penyakit, mengeluarkan racun tubuh dan memberi kekebalan.

    Juniarso Ridwan, Kepala Dinas Tata Kota Bandung yang telah menjadi pelanggan pengobatan bekam mengatakan, sejak dibekam ia merasakan tubuhnya lebih ringan. "Keluhan pegal dan pusing hilang. Tensi darah saya yang sebelumnya kurang stabil, sekarang jadi normal dan saya tidak merasakan adanya efek samping apa pun setelah dibekam," katanya. (Sarnapi/"PR"/Ahda Imran)***

    Sumber: http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/